Mitos Osiris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
Jenis-jenis teks keagamaan lainnya memberikan bukti untuk mitos ini, seperti dua teks Kerajaan Pertengahan: Papirus ''Dramatic Ramesseum'' dan Stela ''Ikhernofret''. [[Papirus]] tersebut menggambarkan penobatan [[Senusret I]], sedangkan [[Prasasti|stela]] menyinggung peristiwa-peristiwa dalam festival tahunan Khoiak. Ritual di kedua festival ini menghidupkan kembali elemen mitos Osiris.{{sfnp|Griffiths|1980|pp=107, 233–234}} Catatan Mesir kuno paling lengkap tentang mitos tersebut adalah prasasti ''Hymne Agung kepada Osiris'', sebuah prasasti dari [[Dinasti kedelapan belas Mesir|Dinasti Kedelapan Belas]] (kira-kira 1550–1292 SM) yang memberikan ringkasan cerita lengkap tetapi memuat sedikit detail.{{sfnp|Lichtheim|2006b|pp=81–85}} Sumber penting lainnya adalah ''Memphite Theology'', sebuah narasi agama yang mencakup kisah kematian Osiris serta penyelesaian sengketa antara Horus dan Set. Narasi ini menghubungkan kerajaan yang diwakili Osiris dan Horus dengan ''[[Ptah]]'', dewa pencipta dari [[Memphis, Mesir|Memphis]].{{sfnp|Lichtheim|2006a|pp=51–57}} Sudah lama diyakini bahwa narasi tersebut berasal dari [[Kerajaan Lama Mesir|Kerajaan Lama]] (sekitar 2686–2181 SM) dan diperlakukan sebagai sumber informasi mengenai tahap awal perkembangan mitos tersebut. Tetapi sejak tahun 1970-an, para ahli Mesir telah menyimpulkan bahwa narasi tersebut berasal dari Kerajaan Baru paling awal.{{sfnp|David|2002|p=86}}
 
Ritual untuk menghormati Osiris adalah sumber informasi utama lainnya. Teks-teks ini ditemukan di dinding [[Kuil Mesir|kuil-kuil]] yang berasal dari Kerajaan Baru, era [[Kerajaan Ptolemaik|Ptolemaik]] (323–30 SM), atau era Romawi (30 SM sampai abad keempat M).{{sfnp|David|2002|p=156}} Beberapa dari teks-teks ritual akhir ini, di mana Isis dan ''[[Nephthys]]'' meratapi kematian saudara mereka, diadaptasi menjadi teks-teks pemakaman. Dalam teks-teks ini, permohonan dewi-dewi tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan Osiris — dan dengan demikian orang yang meninggal — hidup kembali.{{sfnp|Smith|2009|pp=54–55, 61–62}}
 
[[Mantra|Mantra-mantra]] [[sihir]] penyembuhan, yang digunakan oleh bangsa Mesir dari semua golongan, adalah sumber untuk bagian penting mitos tersebut, di mana Horus diracuni atau jatuh sakit, dan kemudian disembuhkan oleh Isis. Mantra-mantra tersebut mengidentifikasi orang yang sakit dengan Horus sehingga orang lain dapat mengambil manfaat dari upaya sang dewi. Mantra-mantra ini ditemui dalam salinan-salinan papirus, yang berfungsi sebagai instruksi untuk ritual penyembuhan, juga dari jenis khusus prasasti batu bertulis yang disebut ''cippus''. Mereka yang mencari penyembuhan menuangkan air di atas batu ini, yang diyakini akan memberi air tersebut kekuatan penyembuhan dari teks yang terukir di atas batu, dan kemudian meminumnya dengan harapan penyakitnya sembuh. Tema melindungi seorang anak kecil dengan menggunakan mantra sihir juga muncul pada tongkat ritual berukir dari Kerajaan Pertengahan, yang dibuat berabad-abad sebelum mantra penyembuhan yang lebih rinci yang secara khusus menghubungkan tema ini dengan mitos Osiris.{{sfnp|Pinch|2004|pp=18, 29, 39}}
Baris 31:
Pada awal cerita, Osiris memerintah [[Mesir]] setelah mewarisi kerajaan dari leluhurnya dalam garis keturunan yang membentang hingga ke pencipta dunia, dewa ''[[RA|Ra]]'' atau ''[[Atum]]''. Ratunya adalah Isis, yang bersama-sama dengan Osiris dan sang pembunuhnya Set, adalah salah satu dari anak-anak dewa bumi ''Geb'' dan dewi langit [[Nut]]. Sedikit informasi tentang pemerintahan Osiris disebutkan dalam sumber-sumber Mesir; fokusnya adalah pada kematiannya dan peristiwa-peristiwa setelahnya.{{sfnp|Pinch|2004|pp=75–78}} Osiris terhubung dengan kekuatan pemberi kehidupan, kerajaan yang adil, dan pengatur ''[[maat]]'', tatanan alam yang ideal yang pemeliharaannya merupakan tujuan mendasar dalam budaya Mesir kuno.{{sfnp|Pinch|2004|pp=159–160, 178–179}} Set sangat terkait dengan kekerasan dan kekacauan. Oleh karena itu, pembunuhan Osiris melambangkan konflik antara keteraturan dan kekacauan, dan gangguan kehidupan oleh kematian.{{sfnp|te Velde|1967|pp=81–83}}
 
Beberapa versi mitos menceritakan motif Set untuk membunuh Osiris. Menurut mantra dalam ''Teks Piramida'', Set membalas dendam karena Osiris telah menendangnya,{{sfnp|Pinch|2004|p=78}} sedangkan dalam teks-teks [[Periode Akhir Mesir Kuno|Periode Akhir]], Set gelap mata karena Osiris bersetubuh dengan ''Nephthys'', permaisuri Set dan anak keempat dari ''Geb'' dan Nut.{{sfnp|Smith|2008|p=2}} Adapun pembunuhan itu sendiri walaupun sering disinggung, tetapi tidak pernah dijelaskan secara rinci. Orang Mesir percaya bahwa kata-kata tertulis memiliki kekuatan untuk mempengaruhi realitas, sehingga mereka menghindari menulis secara langsung tentang kejadian yang sangat negatif seperti kematian Osiris.{{sfnp|Pinch|2004|pp=6, 78}} Mereka bahkan terkadang menyangkal kematiannya sama sekali, meskipun sebagian besar kisah tentangnya memperjelas bahwa dia telah dibunuh.{{sfnp|Griffiths|1960|p=6}} Dalam beberapa kasus, terdapat teks yang menceritakan bahwa Set mengambil wujud hewan liar, seperti buaya atau banteng, untuk membunuh Osiris; di cerita lain menyiratkan jasad Osiris dilemparkan ke dalam air atau ditenggelamkan. Inilah asal kepercayaan orang Mesir mengapa orang yang tenggelam di sungai [[Sungai Nil|Nil]] dianggap suci.<ref name="Griffiths in Redford 615">Griffiths, J. Gwyn, "Osiris", dalam {{harvp|Redford|2001|loc=vol. II|pp=615–619}}</ref> Bahkan identitas korban bervariasi tergantung teksnya, kadang-kadang yang dibunuh oleh Set adalah dewa ''Haroeris'', bentuk tua Horus, dan kemudian dibalas oleh bentuk lain dari Horus, yang merupakan putra ''Haroeris'' dengan Isis.<ref name="Meltzer in Redford 119">Meltzer, Edmund S., "Horus", dalam {{harvp|Redford|2001|loc=vol. II|pp=119–122}}</ref>
 
Pada akhir Kerajaan Baru, berkembang sebuah cerita dimana Set [[Mutilasi|memutilasi]] tubuh Osiris menjadi beberapa bagian dan menyebarkannya ke seluruh Mesir. Pusat-pusat pemujaan Osiris di seluruh negeri mengklaim bahwa jasad Osiris, atau potongan-potongannya, ditemukan di dekat pusat-pusat pemujaan ini. Bagian yang dimutilasi dapat dikatakan berjumlah empat puluh dua potongan, setiap bagian disamakan dengan salah satu dari empat puluh dua [[Nome (Mesir)|nome]], atau provinsi, di Mesir.<ref name="Pinch 79">{{harvp|Pinch|2004|pp=79–80}}</ref> Dengan demikian, Dewa Raja menjadi perwujudan kerajaannya.<ref name="Griffiths in Redford 615" />
 
[[Berkas:Abydos_Tempelrelief_Sethos_I._36.JPG|ka|jmpl|300x300px|Isis, dalam wujud burung, bersanggama dengan jasad Osiris. Di kedua sisi ada Horus, meskipun ia belum lahir, dan Isis dalam bentuk manusia.{{sfnp|Meeks|Favard-Meeks|1996|p=37}}]]
Kematian Osiris diikuti oleh [[interregnum]] atau periode di mana Set merebut kerajaannya. Pada saat yang sama, Isis berusaha mencari jasad suaminya dengan bantuan ''Nephthys''.<ref name="Pinch 79" /> Saat sedang mencari atau meratapi Osiris, kedua dewi tersebut kadang dilambangkan sebagai [[falkon]] atau burung elang,<ref name="Griffiths 49">{{harvp|Griffiths|1980|pp=49–50}}</ref> mungkin karena burung elang ini biasa melakukan perjalanan jauh untuk mencari bangkai,{{sfnp|Wilkinson|2003|pp=147–148}} atau karena orang Mesir mengaitkan suara teriakan burung tersebut dengan tangisan duka, atau hubungan dewi-dewi tersebut dengan Horus, yang sering digambarkan sebagai elang.<ref name="Griffiths 49" /> Pada periode Kerajaan Baru, ketika kematian Osiris dan kebangkitannya dikaitkan dengan banjir tahunan Sungai Nil yang menyuburkan Mesir, air Sungai Nil diibaratkan sebagai air mata duka Isis,<ref>Tobin, Vincent Arieh, "Myths: An Overview", dalam {{harvp|Redford|2001|loc=vol. II|pp=464–468}}</ref> atau cairan tubuh Osiris.<ref name="Pinch 178">{{harvp|Pinch|2004|pp=178–179}}</ref> Osiris mewakili kekuatan suci yang memberi kehidupan yang hadir di perairan sungai dan tanaman yang tumbuh setelah banjir tersebut.{{sfnp|Tobin|1989|pp=110–112}}
 
Para dewi kemudian menemukan dan memulihkan jasad Osiris, kadang diceritakan dibantu dewa-dewa lain, termasuk ''[[Thoth]]'', dewa dengan kekuatan sihir dan penyembuhan tingkat tinggi, serta ''[[Anubis]]'', dewa pembalseman dan upacara pemakaman. Osiris menjadi [[mumi]] pertama sehingga upaya para dewa dalam memulihkan jasadnya adalah dasar mitologis untuk praktik pembalseman bangsa Mesir, yang bertujuan untuk mencegah pembusukan jasad setelah kematian. Bagian cerita ini sering diperpanjang dengan episode di mana Set atau pengikutnya mencoba untuk merusak jasad Osiris, sedangkan Isis bersama sekutunya harus melindungi jasad tersebut. Segera setelah jasad Osiris kembali utuh, Isis melahirkan putra dan pewaris sah, Horus.{{sfnp|Pinch|2004|pp=80–81, 178–179}} Satu mantra ambigu dalam ''Teks Peti Mati'' yang melukiskan bahwa Isis hamil oleh sembaran kilat,{{sfnp|Faulkner|1973|pp=218–219}} sedangkan menurut sumber lain, Isis, yang masih dalam wujud burung, meniupkan napas dan kehidupan ke dalam jasad Osiris dengan sayapnya lalu bersanggama dengannya.<ref name="Pinch 80">{{harvp|Pinch|2004|pp=80–81}}.</ref> Kebangkitan Osiris tampaknya hanya sementara dan setelah titik ini dalam cerita, Osiris hanya disebut-sebut sebagai penguasa ''[[Duat]]'', alam kematian yang jauh dan misterius. Meskipun ia hidup hanya di ''Duat'', ia dan haknya atas kerajaan akan dilahirkan kembali, dalam artian, di dalam bentuk putranya.{{sfnp|Assmann|2001|pp=129–130}}
 
Cerita yang lengkap dari Plutarch, yang berhubungan dengan bagian mitos ini, dalam banyak hal berbeda dari sumber-sumber Mesir. Set—menurut Plutarch, yang menggunakan nama-nama Yunani untuk dewa-dewa Mesir, disebut sebagai "[[Typhon]]"—berkonspirasi dengan tujuh puluh dua kaki tangannya, serta ratu dari [[Aethiopia]] kuno ([[Nubia]]) untuk melawan Osiris. Set menyiapkan sebuah peti khusus yang dibuat agar sesuai dengan ukuran tubuh Osiris, lalu pada sebuah perjamuan, Set menyatakan bahwa dia akan memberikan peti tersebut sebagai hadiah bagi siapa pun yang cocok di dalamnya. Para tamu kemudian satu demi satu bergiliran berbaring di dalam peti mati tersebut, tetapi tidak ada yang pas kecuali Osiris. Saat Osiris berbaring di dalamnya, Set dan antek-anteknya segera menutup peti tersebut dan menyegelnya, kemudian membuangnya ke sungai Nil. Dengan jasad Osiris di dalamnya, peti tersebut mengapung ke laut dan mencapai kota [[Byblos]], di mana pohon tumbuh di sekelilingnya. Raja Byblos kemudian menebang pohon tersebut dan dijadikan sebagai pilar istananya, masih dengan peti tersebut di dalamnya. Isis harus mengeluarkan peti tersebut dari dalam pohon untuk mengambil kembali jasad suaminya. Setelah mengambil petinya, ia meninggalkan pohon tersebut di Byblos dan menjadi objek pemujaan bagi penduduk setempat. Episode ini, yang tidak ditemui dalam sumber-sumber Mesir, memberikan penjelasan [[etiologi]]s untuk pemujaan Isis dan Osiris yang terdapat di Byblos pada era Plutarch atau mungkin berasal dari awal Kerajaan Baru.{{sfnp|Griffiths|1970|pp=137–143, 319–322}}
Baris 55:
 
=== Konflik antara Horus dan Set ===
Bagian selanjutnya dari mitos ini dimulai ketika Horus dewasa menantang Set memperebutkan takhta Mesir. Pertikaian di antara mereka sering terjadi dengan kekerasan tetapi juga digambarkan dengan sidang di hadapan ''[[Ennead]]'', sekelompok dewa Mesir yang berkumpul untuk memutuskan siapa yang harus mewarisi kerajaan. Hakim dalam persidangan ini mungkin ''Geb'', sebagai bapak Osiris dan Set, yang memegang takhta sebelum mereka, atau mungkin dewa pencipta ''Ra'' atau ''Atum'', sang pencetus kerajaan.{{sfnp|Griffiths|1960|pp=58–59}} Dewa lain juga mengambil peran penting: ''Thoth'' sering bertindak sebagai konsiliator dalam konflik tersebut{{sfnp|Griffiths|1960|p=82}} atau sebagai asisten hakim suci, dan dalam tulisan "''Konflik Horus dan Set''", Isis menggunakan kecerdasan dan kekuatan gaibnya untuk membantu putranya.{{sfnp|Assmann|2001|pp=135, 139–140}}
 
Persaingan Horus dan Set digambarkan dalam dua cara yang kontradiktif. Kedua perspektif muncul dalam ''Teks Piramida'', sumber pertama dari mitos tersebut. Pada beberapa mantra dalam teks-teks ini, Horus adalah putra Osiris dan keponakan Set, dan pembunuhan Osiris adalah motif utama dalam konflik tersebut. Sementara cerita lain menggambarkan Horus dan Set sebagai saudara.{{sfnp|Griffiths|1960|pp=12–16}} Keganjilan ini berlanjut di sumber-sumber berikutnya, di mana antara keduanya disebut saudara atau paman dan keponakan di tempat yang berbeda dalam teks yang sama.<ref name="Assmann 134">{{harvp|Assmann|2001|pp=134–135}}</ref>
[[Berkas:Edfu47.JPG|ka|jmpl|Horus menusuk Set dalam wujud kuda nil, sementara Isis menonton.]]
Konflik ini melibatkan banyak episode. Tulisan "''Konflik Horus dan Set''" menggambarkan dua dewa tersebut menarik berbagai dewa lain untuk menengahi perselisihan dan bersaing dalam berbagai jenis kontes, seperti balap perahu atau saling bertarung dalam bentuk kuda nil, untuk menentukan pemenang. Dalam versi cerita ini, Horus berulang kali mengalahkan Set dan didukung oleh sebagian besar dewa lainnya.{{sfnp|Lichtheim|2006b|pp=214–223}} Namun perselisihan itu berlarut-larut selama delapan puluh tahun, terutama karena hakim, dewa pencipta, mendukung Set.{{sfnp|Hart|2005|p=73}} Dalam teks-teks ritual terakhir, konflik ini digambarkan sebagai pertempuran besar yang melibatkan semua pengikut kedua dewa tersebut.{{sfnp|Pinch|2004|p=83}} Konflik ini meluas di luar dua kombatan. Pada satu titik, Isis mencoba menjebak Set saat dia bertempur dengan putranya, tetapi dia menyerang Horus, yang kemudian memotong kepalanya karena marah.{{sfnp|Lichtheim|2006b|pp=218–219}} ''Thoth'' menggantikan kepala Isis dengan kepala sapi; cerita tersebut memberikan asal mula mitos untuk hiasan kepala tanduk sapi yang biasa dipakai Isis.<ref>Griffiths, J. Gwyn, "Osiris", dalam {{harvp|Redford|2001|loc=vol. II|pp=188–190}}</ref>
 
Pada episode kunci dalam konflik ini, Set melecehkan Horus secara seksual. Perbuatan Set ini bertujuan untuk merendahkan saingannya, tetapi juga melibatkan hasrat homoseksualnya, sesuai dengan salah satu karakteristik utama Set, seksualitasnya yang kuat dan non-diskriminasi.{{sfnp|te Velde|1967|pp=55–56, 65}} Dalam cerita tertua dari episode ini, dalam papirus yang terpisah-pisah dari Kerajaan Pertengahan, hubungan seksual ini dimulai ketika Set meminta untuk bersetubuh dengan Horus, yang setuju asalkan Set memberikan sebagian kekuatannya pada Horus.{{sfnp|Griffiths|1960|p=42}} Peristiwa ini menempatkan Horus dalam bahaya karena dalam tradisi Mesir, [[Semen (reproduksi)|air mani]] dianggap sebagai zat yang kuat dan berbahaya, sama seperti racun. Menurut beberapa teks, air mani Set memasuki tubuh Horus dan membuatnya sakit, tetapi dalam tulisan "''Konflik Horus dan Set''", Horus menghalangi Set dengan menangkap air mani Set dengan tangannya. Isis membalasnya dengan meletakkan air mani Horus pada daun selada yang dimakan Set. Kekalahan Set menjadi jelas ketika air mani tersebut muncul di dahinya sebagai cakram emas. Dia telah dihamili dengan benih saingannya dan sebagai akibatnya "melahirkan" cakram tersebut. Dalam tulisan "''Konflik Horus dan Set''", ''Thoth'' mengambil cakram tersebut dan menempatkannya di kepalanya sendiri; menurut sumber yang lebih lama, ''Thoth'' lah yang dihasilkan dari kelahiran anomali ini.{{sfnp|te Velde|1967|pp=38–39, 43–44}}
 
Episode penting lainnya menyangkut mutilasi yang ditimpakan satu sama lain: Horus melukai atau mencuri [[testis]] Set dan Set merusak atau mengeluarkan satu, atau kedua mata Horus. Terkadang mata tersebut dipotong-potong.<ref name="Pinch 82">{{harvp|Pinch|2004|pp=82–83, 91}}</ref> Mutilasi Set menandakan hilangnya kejantanan dan kekuatan.<ref>{{harvnb|te Velde|1967|pp=42–43}}</ref> Pengambilan mata Horus bahkan lebih penting, karena ''[[Mata Horus]]'' yang dicuri ini mewakili berbagai macam konsep dalam agama Mesir. Salah satu peran utama Horus adalah sebagai dewa langit, dan untuk alasan ini mata kanannya dikatakan sebagai matahari dan mata kirinya adalah bulan. Pencurian atau penghancuran ''Mata Horus'' oleh karena itu disamakan dengan kegelapan bulan selama berbagai fase, atau selama [[gerhana]]. Horus mungkin mendapatkan kembali matanya yang hilang, atau dewa lainnya, termasuk Isis, ''Thoth'', dan [[Hathor]], yang mengembalikan atau menyembuhkannya.<ref name="Pinch 82" /> Ahli Mesir Herman te Velde berpendapat bahwa tradisi tentang testis yang hilang adalah variasi untuk hilangnya air mani Set oleh Horus, dan cakram mirip bulan yang muncul dari kepala Set adalah sama dengan ''Mata Horus''. Jika demikian, episode mutilasi dan pelecehan seksual akan membentuk satu cerita, di mana Set menyerang Horus dan membuang semennya, kemudian Horus membalas dendam dan menghamili Set, dan Set dikuasai ''Mata Horus'' ketika muncul di kepalanya. Karena ''Thoth'' adalah dewa bulan di samping fungsinya yang lain, itu wajar, menurut te Velde, bahwa ''Thoth'' muncul dalam bentuk Mata dan mencoba untuk menengahi perselisihan antara dewa-dewa yang bermusuhan tersebut.{{sfnp|te Velde|1967|pp=43–46, 58}}
 
Bagaimanapun, pemulihan ''Mata Horus'' ke tubuhnya melambangkan kembalinya bulan ke kecerahan penuh,<ref>Kaper, Olaf E., "Myths: Lunar Cycle", dalam {{harvp|Redford|2001|loc=vol. II|pp=480–482}}</ref> kembalinya takhta kepada Horus,{{sfnp|Griffiths|1960|p=29}} dan banyak aspek ''maat''.{{sfnp|Pinch|2004|p=131}} Kadang-kadang pemulihan ''Mata Horus'' disertai dengan pemulihan testis Set, sehingga kedua dewa kembali dalam bentuk lengkapnya di akhir konflik mereka.{{sfnp|te Velde|1967|pp.=56–57}}
Baris 76:
 
== Asal mula mitos ==
Karena mitos Osiris pertama kali muncul dalam ''Teks Piramida'', sebagian besar ciri-ciri pentingnya pasti telah terbentuk sebelum teks tersebut ditulis. Bagian-bagian cerita yang berbeda - kematian Osiris dan pemulihannya, masa kecil Horus dan konfliknya dengan Set - mungkin awalnya merupakan bagian mitos yang terpisah. Jika ini benar, semua bagian ini pasti tergabung menjadi satu cerita pada saat ''Teks Piramida'' yang secara longgar menghubungkan bagian-bagian tersebut. Bagaimanapun juga, mitos ini terinspirasi dari serangkaian pengaruh.<ref name="O'Connor 37" /> Banyak bagian dari cerita didasarkan pada ide-ide agama<ref name="te Velde 76">{{harvp|te Velde|1967|pp=76–80}}</ref> dan sifat umum masyarakat Mesir: sifat ilahi kerajaan, suksesi dari satu raja ke raja lainnya,{{sfnp|Griffiths|1980|pp=185–186, 206}} perjuangan untuk mempertahankan ''maat'',{{sfnp|Tobin|1989|p=92}} dan upaya untuk mengatasi kematian.<ref name="O'Connor 37" /> Misalnya, ratapan Isis dan ''Nephthys'' untuk saudara mereka yang meninggal dapat mewakili tradisi awal ritual penyesalan.{{sfnp|Tobin|1989|p=120}}
 
Namun ada beberapa poin penting yang dipertentangkan. Asal-usul Osiris adalah subjek yang paling diperdebatkan,<ref name="Pinch 178"/> dan landasan untuk mitos kematiannya juga dipertanyakan.{{sfnp|Griffiths|1980|pp=5–6}} Salah satu hipotesis berpengaruh yang disampaikan oleh James Fraser, yang mengatakan pada tahun 1906 bahwa Osiris, seperti "dewa-dewa yang mati dan bangkit" lainnya di [[Timur Dekat Kuno|Timur Dekat kuno]], dimulai sebagai perwujudan dari tanaman. Kematian dan kebangkitannya karenanya didasarkan pada kematian dan pertumbuhan kembali tanaman setiap tahun.<ref name="Mettinger 15">{{harvp|Mettinger|2001|pp=15–18, 40–41}}</ref> Banyak Ahli Mesir mengadopsi penjelasan ini. Tetapi pada akhir abad ke-20, J. Gwyn Griffiths, yang secara ekstensif mempelajari Osiris dan mitologinya, berpendapat bahwa Osiris berasal sebagai dewa penguasa kematian, dan hubungannya dengan tanaman hanyalah perkembangan sekunder.{{sfnp|Griffiths|1980|pp=158–162, 185}} Sementara itu, para ahli [[Ilmu perbandingan agama|perbandingan agama]] telah mengkritik konsep "dewa yang mati dan bangkit", atau setidaknya mengenai Frazer yang mengasumsikan bahwa dewa-dewa ini memiliki pola yang sama.<ref name="Mettinger 15"/> Baru-baru ini, Ahli Mesir Rosalie David menyatakan bahwa Osiris awalnya "perwujudan dari pertumbuhan tahunan pohon dan tanaman setelah banjir [sungai Nil]."{{sfnp|David|2002|p=157}}
Baris 112:
Secara keseluruhan Set dipandang secara [[ambivalensi]], sampai milenium pertama SM ia dilihat sebagai dewa yang benar-benar jahat. Transformasi ini lebih didorong oleh asosiasinya dengan negeri asing daripada mitos Osiris.<ref name="te Velde 137"/> Namun demikian, di masa akhir ini, ritual-ritual kuil yang meluas yang melibatkan upacara pemusnahan Set sering dihubungkan dengan mitos ini.{{sfnp|Pinch|2004|pp=193–194}}
 
=== Isis, ''Nephthys'', dan dunia Yunani-Romawi ===
Baik [[Isis]] maupun ''[[Nephthys]]'' dianggap sebagai pelindung orang yang meninggal di alam baka mengingat peran mereka dalam melindungi dan memulihkan jasad Osiris.{{sfnp|Pinch|2004|p=171}} Motif Isis dan ''Nephthys'' yang melindungi Osiris atau [[mumi]] orang yang meninggal tersebut sangat lazim dalam seni pemakaman.{{sfnp|Wilkinson|2003|p=160}} Perayaan Khoiak merujuk dan mungkin secara ritual telah menghidupkan kembali pada dukacita Isis dan ''Nephthys'', pemulihan, dan kebangkitan saudara mereka yang terbunuh.{{sfnp|Smith|2009|pp=96–99}} Sebagai ibu Horus, Isis juga merupakan ibu dari setiap raja menurut ideologi kerajaan, dan raja-raja dikatakan telah disusui olehnya sebagai simbol legitimasi keilahian mereka.{{sfnp|Assmann|2001|p=134}} Daya tariknya bagi masyarakat umum didasarkan pada karakter pelindungnya, seperti yang dicontohkan oleh mantra penyembuh magis. Pada [[Periode Akhir Mesir Kuno|Periode Akhir]], ia dikaitkan dengan kekuatan gaib yang lebih besar, dan pengabdian keibuannya diyakini meluas ke semua orang. Pada zaman Romawi ia menjadi dewi yang paling penting di Mesir.{{sfnp|Wilkinson|2003|p=146}} Gambaran dewi tersebut yang memegangi anaknya digunakan secara jelas dalam ibadat kepadanya—misalnya, dalam lukisan panel yang digunakan di kuil-kuil rumah tangga yang didedikasikan untuknya. Ikonografi Isis dalam lukisan-lukisan ini sangat mirip dan mungkin telah mempengaruhi gambaran [[Kekristenan|Kristiani]] awal tentang [[Maria]] yang memegang [[Yesus]].{{sfnp|Mathews|Muller|2005|pp=5–9}}
 
Pada abad-abad terakhir SM, pemujaan Isis menyebar dari Mesir ke seluruh [[Laut Tengah|Mediterania]], dan dia menjadi salah satu dewa paling terkenal di wilayah ini. Meskipun bentuk multikultural Isis baru ini menyerap karakteristik dari dewa-dewa lain, sifat mitologinya yang asli sebagai istri dan ibu adalah kunci dari daya tariknya. Horus dan Osiris, menyebar dengan dia sebagai dua karakter utama dalam ceritanya.{{sfnp|David|2002|pp=326–327}} Pemujaan Yunani dan Romawi kepada Isis mengembangkan serangkaian upacara inisiasi yang didedikasikan untuk Isis dan Osiris, berdasarkan ritus-ritus [[misteri Yunani-Romawi]] sebelumnya tetapi diwarnai oleh kepercayaan alam baka Mesir.{{sfnp|Bremmer|2014|pp=116, 123}} Inisiasi melalui pengalaman yang mensimulasikan penurunan ke dunia bawah. Elemen ritual ini menyerupai penyatuan Osiris dengan matahari dalam teks pemakaman Mesir.{{sfnp|Griffiths|1975|pp=296–298, 303–306}} Pemuja Isis Yunani dan Romawi, seperti halnya orang Mesir, percaya bahwa dia melindungi orang yang meninggal di alam baka seperti yang dia lakukan untuk Osiris,{{sfnp|Casadio|Johnston|2009|pp=9, 229–230}} dan mereka meyakini bahwa menjalani inisiasi itu menjamin mereka akan kehidupan alam baka yang diberkati.{{sfnp|Bremmer|2014|pp=121–122}} Adalah pendeta Isis Yunani yang Plutarch tulis kisahnya mengenai mitos Osiris.{{sfnp|Griffiths|1970|pp=16, 45}}