Suku Muna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Suku Muna adalah salah satu suku terbesar yang ada di Sulawesi Tenggara. Secara genetik, Suku Muna merupakan percampuran antara ras Wedoid, Austronesia dan Melayu Melanesia. Menurut Sarasi bersaudara, Suku Muna telah menghuni Pulau Muna sejak 60.000-50.000 SM. Manusia penguni Pulau Muna pertama itu oleh Sarasin bersaudara disebut sebagai Tomuna. |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
{{referensi}}
Orang Muna adalah masyarakat Suku Bangsa Muna, yang
Orang Muna mulai mendiami Pulau Muna
Herawati,seorang peneliti dari lembaga penelitian Eijkman berhipotesa bahwa penyebaran penutur Austronesia di Nusantara terjadi sekitar 5.000
Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Harry Truman Simanjuntak, mengatakan, keberagaman manusia Indonesia dipengaruhi gelombang kedatangan dan jalur perjalanan yang berbeda walaupun asal- usulnya tetap satu, yaitu dari Afrika (out of Africa).
Pendapat
H. Anwar Hafid
Hal ini semakin diperkuat dengan kedekatan tipikal manusianya dan kebudayaan dari suku-suku di Nusa Tenggara Timur dan di Kepulauan Banggai serta Maluku.. Masih menurut Hafid, ras Austro-Melanosoid ini merupakan kelompok migrant terakhir yang datang di Kepulauan Sulawesi Tenggara dan merupakan nenek moyang masyarakat di kepulauan tersebut.
Motif sarung tenunan di NTT, Kepulaun Banggai dan Muna memiliki kemiripan yaitu garis-garis horisontal dengan warna-warna dasar seperti kuning, hijau, merah, dan hitam dan bentuk ikat kepala juga memiliki kemiripan satu sama lain serta memiliki nama yang sama yakni ‘ Kampurui ‘. Demikian juga dengan
Orang Muna juga memiliki kemiripan fisik dengan suku Aborigin di Australia. Sejak dahulu hingga sekarang nelayan-nelayan muna, khususnya di Pulau Siompu, Kadatua dan Kepulauan Talaga sering mencari ikan atau teripang hingga ke perairan Darwin. Hal ini membuktikan adanya hubungan antara Orang Muna dengan Orang [[Aborigin]] di
Telah beberapa kali Nelayan Muna
La Kimi Batoa dalam bukunya ‘Sejarah Kerajaan Muna’ terbitan
Sedadangkan Batuawu
Idris Bolopari seorang tokoh masyarakat Muna
Baris 42:
* Paul & Frizt Sarasin ( 1905 ),
* Bernhard Hagen (1908 ) Die Orang Kubu auf Sumatra
* Ligtvoet ( 1877 ) beschrijving en geschiedenis van boeton
* Herawati ( 2017) Lembaga Penelitian Eikjman: Tempo.com
* Rene Van Deberg ( 2001 ) Sejarah Dan Kebudyaan Kerajaan Muna : Arta Wacana Press, Kupang
* Tony Herdijansah dkk ( 2011 ) Kesepakatan Tanah Wolio
* <nowiki>https://www.sil.org/resources/archives/37679</nowiki>
* Susanto Zuhdi ( 1987 ) Kerajaan Tradisional Sulawesi Tenggara : Kesultanan Buton, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Repoblik Indonesia
* Susnto Zuhi ( 1978 ) Sejarah Pergerakan Nasional Daerh Sulawesi Tenggara : Departemen Pendidikan Nasional RI
* La Kimi Batoa ( 1993 ) Sejarah Kerajaan Muna
* Yabu M.- '''eksistensi lukisan prasejarah pada situs liang kabori kabupaten muna sulawesi tenggara : ''' ''Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar''
* L.M Tanzilu ( 1998 ) Sejarah Terbentuknya Negeri Muna dan Negeri Buton
* {{id}} {{cite web|url=http://forum.vivanews.com/sejarah-dan-budaya/132894-mengenal-suku-muna-sulawesi-tenggara.html|title=Mengenal Suku Muna (Sulawesi Tenggara)|format=HTML|accessdate=2012-06-18}}
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Muna]]
|