Pembubaran Uni Soviet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
R.haikal (bicara | kontrib)
~
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
R.haikal (bicara | kontrib)
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 48:
Pertikaian di antara negara-negara anggota [[Pakta Warsawa]] dan ketidakstabilan dari sekutu-sekutu baratnya, yang pertama-tama diperlihatkan oleh bangkitnya [[Lech Wałęsa]] pada [[1980]] ke tampuk pimpinan [[serikat buruh]] [[Solidaritas]] berlangsung cepat, sehingga membuat Uni Soviet tidak mampu mengandalkan negara-negara satelitnya untuk melindungi perbatasannya, sebagai negara-negara peredam. Pada 1989, Moskwa sudah meninggalkan [[Doktrin Brezhnev]] dan lebih memilih kebijakan non-intervensi dalam urusan-urusan dalam negeri sekutu-sekutu Eropa Timurnya, yang dengan fatal membuat rezim-rezim Eropa Timur kehilangan jaminan bantuan dan intervensi Soviet apabila mereka menghadapi pemerontakan rakyatnya. Perlahan-lahan, masing-masing negara Pakta Warsawa menyaksikan pemerintahan Komunis mereka kalah dalam pemilihan-pemilihan umum, dan dalam kasus [[Rumania]], munculnya suatu pemberontakan dengan kekerasan. Pada 1991, pemerintahan-pemerintahan komunis [[Bulgaria]], [[Cekoslowakia]], [[Jerman Timur]], [[Hongaria]], [[Polandia]] dan Rumania yang dipaksakan setelah [[Perang Dunia II]] runtuh sementara revolusi melanda [[Eropa Timur]].
 
Uni Soviet juga mulai mengalami pergolakan ketika akibat-akibat politik dari ''glasnost'' dirasakan getarannya di seluruh negeri. Meskipun dilakukan upaya-upaya untuk meredamnya, ketidakstabilan di Eropa Timur mau tidak mau menyear ke negara-negara di lingkungan Uni Republik Sosialis Soviet. Dalam [[pemilu|pemilu-pemilu]] untuk dewan-dewan regionaldaerah di republik-republik Uni Soviet, kaum [[nasionalisme|nasionalis]] maupun para tokoh pembaruan yang radikal menyapu kursi di dewan. sementara Gorbachev telah memperlemah sistem penindasan politik internal, kemampuan pemerintahan sentral Moskwa untuk memaksakan kehendaknya pada republik-republik anggota RSUS pada umumnya telah diperlemah.
 
Bangkitnya nasionalisme di bawah ''glasnost'' segera membangkitkan kembali ketegangan-ketegangan etnis yang bergolak di berbagai republik Soviet, sehingga semakin mendiskreditkan cita-cita tentang persatuan rakyat Soviet. Sebuah contohnya terjadi pada Februari 1988, ketika pemerintahan di [[Nagorno-Karabakh]], suatu wilayah yang didominasi oleh etnis Armenia di Republik Azerbaijan, meluluskan sebuah resolusi yang menyerukan unifikasi dengan [[Republik Sosialis Soviet Armenia]]. Kekerasan terhadap orang-orang Azerbaijan setempat dilaporkan di televisi Soviet, sehingga menimbulkan pembantaian terhadap orang-orang Armenia di kota [[Sumgait]], di Azerbaijan.