Franz Wilhelm Junghuhn: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ameliaw2706 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
== Tahun-tahun pertama di Jawa dan Sumatra (1835 - 48) ==
Franz tiba di [[Batavia]] pada tahun 1835, ia bertugas dalam dinas kesehatan di Batavia dan Semarang. 1837/38 dua perjalanan dinas dengan Dr. E. A. Fritze, pada waktu itu selaku direktur dinas kesehatan di [[Hindia Belanda]], untuk menjelajahi seluruh pulau Jawa. Mereka mendaki hampir segala [[gunung api]] di sana.
Pada pertengahan 1840 Junghuhn dipindah ke Padang, di mana ia ditugaskan oleh gubernur [[Pieter Merkus]] pergi ke daerah Batak dan meyelidikinya, karena pada waktu itu bagian Sumatra itu masih kurang terkenal.{{sfn|Kozok|2010|p=24}} [[Hermann von Rosenberg]], seorang penyelidik alam berkebangsaan Jerman disuruh mendampingi Junghuhn, meskipun von Rosenberg terpaksa membatalkannya karena suatu peristiwa dalam kegiatan berburu, yang mengakibatkan ia jatuh sakit. Makanya Junghuhn berangkat sendirian dan selama satu tahun setengah, selama ekspedisinya berlangsung hanya diiringi pendamping-pendamping pribumi saja. Ia hanya dapat menjelajahi bagian Selatan dari daerah [[Batak]], sebabnya masyarakat Batak di bagian Utara menghalanginya dari masuk ke pedalaman. Perjalanan ke daerah Batak juga dipersulitkan oleh akibat [[perang Paderi|perang Padri]], yang baru berakhir pada tahun 1838 dan meninggalkan pada suku Batak suatu trauma terhadap orang dari luar.
Perjalanan kaki Junghuhn melalui hutan belantara dan pegunungan di daerah Batak pada waktu itu sangat melelahkan dan penuh jerih payah. Tenaga fisik dan psikis Junghuhn dan para pendampingnya ditantang secara sangat berat. Dari 17 bulan, yang ia berada di daerah itu, dirinya terpaksa menjaga tempat tidur selama sepuluh bulan untuk merawat kakinya yang terkena sakit parah.{{sfn|Kozok|2010|pp=25-28}}
 
Dalam segala tulisannya ia menunjukkan simpati besar kepada orang Batak. Ia menghargai tinggi keramahan mereka terhadap orang tamu, spontanitasnya, keramah-tamahannya dan juga keterbukaannya.{{sfn|Kozok|2010|pp=25-28}} Ia mengagumi bahasa baku mereka, tetapi tidak dapat memahami kenapa mereka menggemari [[kanibalisme]]. Agaknya kanibalisme mereka cuma sebuah legenda, yang disebarluaskan oleh masyarakat Batak sendiri untuk menghalangi orang-orang dari luar masuk ke daerah mereka. Namun, sesuai permintaan kolonial kepada ekspedinya, Junghuhn memberikan saran terhadap pemerintah kolonial bahwa penduduk Tanah Batak dapat dijadikan warga negara yang patuh selama kepemimpinan Hindia-Belanda di Tanah Batak diserahkan kepada orang-orang lokal. Junghuhn juga menyarankan kepada pemerintah Hindia-Belanda untuk mengenalkan agama kontra-Islam di Tanah Batak dan menjadi kebijakan yang amat penting.{{sfn|Kozok|2010|pp=25-28}}
 
Juni 1842 Junghuhn kembali di Batavia. Pemerintah kolonial Belanda menugaskan dia dengan pengukuran topografis Jawa Barat, kemudian juga Jawa Timur.
Juni 1842 Junghuhn kembali di Batavia. Pemerintah kolonial Belanda menugaskan dia dengan pengukuran topografis Jawa Barat, kemudian juga Jawa Timur. Mei 1845 ia diangkat resmi sebagai anggota ''[[Natuurkundige Commissie]]'' di Batavia. Dari gubernur jenderal Rochussen ia bertugaskan mencari tempat di pulau Jawa, di mana dapat ditambang batubara.
 
== Kembali ke Eropa (1848 - 55) ==
Baris 68:
* ''Gedenkboek Franz Junghuhn. 1809-1909'', Hg. Junghuhn-Commission, ’s-Gravenhage 1910
* ''Schmidt, Max C.P. - Biographische Beiträge zur 100. Wiederkehr seines Geburtstages'', Leipzig 1909
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
* {{Cite book|title=Utusan Damai di Kemelut Perang, Peran Zending dalam Perang Toba Berdasarkan Laporan L.I Nommensesn dan Penginjil RMG Lain|last=Kozok|first=Uli|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|year=2010|isbn=978-979-461-776-2|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnRef|Kozok|2010}}}}
 
{{lifetime|1809|1864|Junghuhn, Franz Wilhelm}}
Baris 77 ⟶ 83:
[[Kategori:Ahli biologi Jerman]]
[[Kategori:Dokter Jerman]]
[[Kategori:Entri menggunakan referensi WikiPustakaSumatra]]