Stasiun Tambak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Update pasca jalur ganda Kemranjen-Tambak aktif per 27 November 2019
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
Untuk memperindah stasiun, di depan bangunan stasiun yang masih merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] ini memiliki taman sederhana. Suasana stasiun tampak asri karena dikelilingi pepohonan [[kelapa]]. Balok nama stasiun asli yang terpampang di samping bangunan, masih dirawat sampai sekarang.<ref name="mka">{{Cite journal|last=Prasetya|first=S.|year=2014|title=Tambak (TBK): Tetap Bersih Meski Tak Layani Tiket|url=|journal=[[Majalah KA]]|volume=96|issue=|pages=20|doi=}}</ref>
 
Awalnya stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Setelah [[jalur ganda]] pada segmen lintas stasiun ini hingga [[Stasiun Kemranjen]] per 27 November 2019, emplasemen stasiun diperpanjang ke arah barat dan terdapat sebuah ruang PPKA baru yang digunakan untuk menggantikan ruang PPKA lama di bangunan utama stasiun. Jumlah jalur di stasiun ini tidak mengalami perubahan; jalur 1 kini hanya dijadikan sepur lurus untuk arahmenuju [[Stasiun Kroya|Kroya]] saja serta jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus baru dari arah Kroya sekaligus sepur raya [[jalur tunggal]] dari dan ke arah [[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]. Hal ini membuat tata letak stasiun ini mirip dengan yang ada di [[Stasiun Plabuan]] dan [[Stasiun Krengseng|Krengseng]] di lintas Tegal–Semarang. Selain itu, persinyalan elektrik lama produksi Westinghouse Rail Systems yang telah beroperasi sejak 1999 sudah digantikan dengan yang terbaru produksi [[Len Industri|PT Len Industri]].
 
Saat ini stasiun ini hanya melayani persilangan dan persusulan antarkereta api saja, bukan untuk menaikturunkan penumpang. Biasanya setiap kali terjadi persilangan atau persusulan, stasiun ini memutarkan lagu ''[[Di Tepinya Sungai Serayu]]'', baik dalam versi instrumental maupun keroncong. Persilangan dan persusulan yang dilayani berdasarkan Gapeka 2017 revisi 27 November 2019 adalah: