Cakung, Jakarta Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Menolak 15 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 10348542 oleh Ardfeb
Baris 11:
|kelurahan=7
}}
Kecamatan '''Cakung''' terletak di [[Jakarta Timur]] dan merupakan Pusat Pemerintahan dari [[Kota Administrasi Jakarta Timur]].
 
Kecamatan ini berbatasan dengan [[Kecamatan]] [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]] di sebelah utara, [[Kecamatan]] [[Pulo Gadung]] di sebelah barat, [[Kecamatan]] [[Medan Satria, Bekasi|Medan Satria]] dan [[Bekasi Barat, Bekasi|Bekasi Barat]] di sebelah timur, dan [[Kecamatan]] [[Duren Sawit, Jakarta Timur|Duren Sawit]] di sebelah selatan.
 
Di Cakung terdapat Kantor Wali kotaWalikota Jakarta Timur yang beralamatkan di Jalan DR. Soemarno (Sentra Primer Timur), Jakarta Timur, DKI Jakarta 13340. Letaknya di kelurahan [[Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur|Penggilingan]]. Juga terdapat Kawasan Industri Pulogadung, salah satu kawasan industri tertua di Indonesia yang berada di kelurahan Rawa Terate, dan Perkampungan Industri Kecil (PIK) di kelurahan Penggilingan.
 
Kecamatan Cakung termasuk strategis karena memiliki berbagai jalan utama. Misalnya Jalan Raya Bekasi yang menghubungkan [[Pulo Gadung]], [[Cempaka Putih, Jakarta Pusat|Cempaka Putih]], [[Kelapa Gading, Jakarta Utara|Kelapa Gading]], dan [[Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat|Sumur Batu]] dengan [[Bekasi]]. Ada juga Jalan I Gusti Ngurah Rai yang menghubungkan [[Duren Sawit, Jakarta Timur|Duren Sawit]], [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]], [[Pulo Gadung]], Cakung, dan [[Matraman]] dengan [[Bekasi]]. Juga Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta yang saat ini baru menghubungkan Cakung - Pondok Pinang (dan selanjutnya Serpong), dari rencana sampai ke pelabuhan Tanjung Priok.
 
== Sejarah Singkat Cakung ==
Kampung Cakung berdiri pada abad ke 14-15 M. Pada awalnya kampung ini bernama ''Pulo Aren''. Pulo Aren, merupakan Daerah kawasan Hutan Aren. Pada bagian utara, timur dan barat dikelilingi oleh rawa-rawa yang sangat dalam. Kawasan rawa-rawa ini merupakan jalur utama lalu lintas air, yang dilalui oleh perahu dan kapal kecil yang berniaga dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Kapal dan perahu dari arah utara yang berasal dari ''pelabuhan Muara Sunda'' atau Marunda yang menuju ke wilayah ''Ujung Karawang'' selalu melintasi Pulo Aren. Ujung Karawang adalah pelabuhan kecil tempat pedagang transit penyebarangan dari wilayah ''Bagasasi'' (Bekasih) melalui daratan dan akan menuju pelabuhan Muara Sunda. Para penduduk yang menyeberang melalui pelabuhan ujung karawang dengan kapal atau perahu yang mereka tumpangi akan melewati daerah ''Buweran''(putaran air ;sekarang Buwaran) dan wilayah Pulo Aren.
 
== Angkutan Umum ==
Perahu perahu mereka melaju melewati rawa-rawa, mulai dari rawa ujung karawang, rawa kura, rawa Daon, rawa Bugis, rawa Rotan (rorotan) dan rawa malang. kemudian masuk sungai Tiram, kali Blencong, dan sampai di pelabuhan muara Sunda (marunda).
 
'''Metromini'''
Melalui kali blencong ke sungai tiram, rawa malang, sampai di dermaga ''Samper''(Jemput) sekarang jadi Semper. Perjalanan selanjutnya ditempuh dengan jalan kaki atau naik kuda yang sdh mangkal di Pekandangan (Sekarang disebut kampung kandang)
 
T41 jurusan [[Pulo Gadung]] - Tanjung Priok, lewat Cakung, Semper
Bila dari Sakapura akan menuju ke daerah Pulo Gadung maka lintasan perahu mereka melalui rawa malang dan rawa Gatel, lalu Perahu perahu akan bersandar di dermaga PENGASOHAN (sekarang disebut PEGANGSAN). Kemudian mereka melanjutkan dengan berjalan kaki dan banyak dari para peniaga yang beristirahat untuk makan disebuah warung makan dan tempat itu disebut WARUNG JENGKOL
(Hingga sekarang)
 
T42 jurusan [[Pulo Gadung]] - Perumnas Klender, lewat Penggilingan, Pondok Kopi
Bila dari Dermaga Pengasohan akan menuju ke arah Bagasasi (Bekasi) maka perahu mereka akan melalui Rawa Gatel, melaju ke arah timur menuju Pulo Aren. Dan bila yang singgah di daerah tempat pembuatan perabotan alat rumah tangga, mereka turun dan berlabuh di daerah tersebut, daerah itu disebut kampung Petukangan (sekarang disebut PUPAR). Jika dari petukangan akan ke Pulo Aren melalui Pulo Jahe mereka bisa menumpang perahu getek bambu. Kampung penyebrangan itu disebut kampung JEMBATAN.
 
T43 jurusan [[Pulo Gadung]] - Seroja, lewat Cakung, Pondok Ungu
Pada sektiar abad ke-14 atau 15 M, Datanglah sebuah kapal dari negeri Cina Mongolia. Kapal tersebut sangat besar, memasuki perairan rawa-rawa daerah pulo Aren, dengan membawa sekitar 1000 orang penumpang campuran dari beberapa suku.
Diantaranya Tiongkok, Mongolia, Campa Kamboja, dan orang orang Makasar. Mereka dipimpin oleh dua orang Laksamana kaka beradik yaitu; LAKSAMANA SAMPO LO.KHOEI KIAN (kakak) Dan wakilnya bernama LAKSAMANA MUDA. SAMPO LO. KIAN ZHEE. (adik)
Mereka berdua mempunyai beberapa orang kepercayaan 20 orang yang diangkat menjadi wakil mereka. Dari 20 orang diantaranya adalah; DAIMIN, BAI LIN, IBUNG, LO IH, KHU SIN, LUWEK, DAENG BIRAH (makasar). Mereka adalah orang Tionghoa Muslim, yang datang ke pulau Jawa atas titah KAISAR MING.
 
T44 jurusan [[Pulo Gadung]] - [[Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur|Pulogebang]].
Laksamana Sampo Kong atau panglima Cheng Ho diutus oleh kaisar Ming untuk bertugas ke Nusantara. Panglima Cheng Ho ditugaskan untuk mengunjungi negara negara kesultanan di Nusantara untuk menjalin hubungan persaudaraan antar kerajaan di Nusantara dan Cina. Kaisar Ming membekali dengan 25.000 orang pasukan dengan 50 buah kapal besar untuk mengawal laksamana Sampo Kong menjalankan tugasnya.{{butuh rujukan}}
 
T52 jurusan [[Kampung Melayu, Jatinegara|Kampung Melayu]] - Stasiun Cakung.
<!-- BUTUH RUJUKAN LAGI
Setelah 20 tahun berlalu dari berangkatnya Panglima Cheng Ho. Kaisar Ming merasa resah, karena tidak ada kabar beritanya.
Kemudian kaisar Ming memanggil Laksamana Sampo Bo dan menugaskan untuk berangkat ke negri negri kesulthanan yang berada di daerah wilayah kepulauan nusantara (indonesia). Laksamana Sampo BO melibatkan 50,000 orang pasukan dengan 50 kapal besar mencari jejak dimana Keberadaan Laksamana Sampo Kong atau panglima Cheng Ho. Laksamana Sampo Bo dan pasukannya menelusuri berbagai negara negara kesulthanan di kepulauan nusantara maupun yang berada diluar nusantara. Laksamana sampo Bo mendarat di negeri Campa Kamboja.
Di negri tersebut beliau bertemu dengan Laksamana Sampo lo, Khoei Kian. Beliau adalah salah seorang laksamana laut tangguh dan kepercayaan dari Panglima Chen Ho.
Setelah mendapat penjelasan dari Laksamana Khoei Kian tentang keberadaan Panglima Cheng Ho, Laksamana Sampo Bo dan beserta pasukannya meninggalkan negeri Campa kamboja untuk melanjutkan mencari jejak Panglima Cheng Ho.
 
'''KOASI'''
DALAM PERJALANAN DARI NEGRI CAMPA KAMBOJA MENUJU KENUSANTARA. LAKSAMANA SAMPO BO, DAN PASUKANNYA DITEMANI OLEH SEORANG PEMUDA yang BERNAMA HASANUDIN BIN YUSUF.
Hasanudin bin Yusuf adalah putra seorang ulama besar dinegri campa yang bernama Yusuf atau dengan sebutan Syeikh Yusuf. Hasanudin adalah adik ipar dari laksamana
Sampo Lo khoei kian, dari istrinya yang bernama Hayati binti Yusuf. Dan pemuda Hasanudin yang
Dikemudian hari lebih di kenal dengan sebutan syeikh
Qurotul 'ain atau syeikh Quro pulo Bata. Atau pulo kelapa.
Singkat Cerita saja dan berkat petunjuk pemuda Hasanudin bin Yusuf.
Achirnya laksamana Sampo Bo, dapat menemukan Panglima Cheng Ho, yang berdomisili di daerah semarang.
Yg sudah MENJADI ULAMA DITANAH JAWA dan nama gelarnya yaitu dengan sebutan SUNAN KUNING. Laksamana Sampo Bo mengutarakan maksud dan tujuan atas kedatangannya kebumi nusantara ini, bahwa kedatangannya untuk mencari berita tentang panglima Chen HO dan Para bala tentarannya. Yg sdh 20 tahun tdk ada Khabar beritanya bahkan tdk ada yang kembali ke negri tiongkok dan Panglima Cheng Ho menjelaskan kpd laksamana sampo Bo,.Bahwa dirinya tdk mau kembali kenegrinya. Beliau akan belajar dan memperdalam ilmu ma'rifat di tanah jawa.
SETELAH 20 THN KEMUDIAN SEKEMBALINYA
LAKSAMANA SAMPO BO.KENEGRINYA.
Datanglah satu kapal besar kepelabuhan muara Sunda (marunda)
rombongan pendatang dari negri campa kamboja yang tediri suku etnis Cina dan etnis makasar. Yg banyaknya sekitar 1000 orang lebih
Dgn menggunakan perahu kecil lalu Mereka mendatangi tempat syeikh Quro di pulo bata atau pulo kelapa
Syeikh Quro, yang telah membuka padepokan atau pondok pengajian alqur'an. Dan memiliki murid yang sangat banyak, Syeikh Quro dan para Santrinya menyambut kedatangan Rombongan Laksamana sampo Lo khoei kian, dengan baik santun dan ramah, disamping itu laksamana sampo Lo Khoei kian adalah kaka iparnya sendiri.. Karena ibu Hayati istri sang laksamana adalah kaka kandungnya sendiri.
TIGA BULAN SUDAH ROMBONGAN LAKSAMANA SAMPO LO KHOEI KIAN yang BERJUMLAH 1000, ORANG LEBIH TINGGAL DITEMPAT SYEIKH QURO.
Syeikh Quro merasa kewalahan juga merangsumnya, disamping lokasi tempatnya juga sangat sempit dan tdk memadai untuk menampung orang sebanyak itu.
Kemudian syeikh Quro mendatangi seorang raja yang menjadi menantunya, karena telah menikahi anak muridnya yang telah menjadi anak angkatnya syeikh Quro. yang tak lain adalah Nyai Sobang larang. Nyai Sobang larang menjadi Seorang permaisuri dikerajaan Galuh pakuan Pajajaran bersanding bersama SRI BADUGA MAHA RAJA.PRABU SILIWANGI PAMANAH RASA PERMANA DEWA *
PRABU SILIWANGI MENERIMA KEDATANGAN SYEIKH QURO DAN LAKSAMANA SAMPO LO KHOEI KIAN, SERTA BEBERAPA ORANG LAINNYA, DIANTARANYA ADALAH.
LAKSAMANA MUDA SAMPO LO KIAN ZHEE, ADIK SAMPO LO KHOEI KIAN.
DAN LO BAN CHONG.
SERTA LO BUN THONG.
Atas saran dari syeikh Quro kemudian Laksamana Sampo Lo khoei kian, oleh Prabu siliwangi, diangkat menjadi RAKEYAN JAYA LAKSANA.
Bertugas mengawasi jalur pantai utara mulai dari pelabuhan
TANJUNG PAKIS SAMPAI PELABUHAN MUARA SUNDA. Rakeyan jaya laksana atau sampo lo Khoei kian dan rombongan nya ditempatkan di daerah Pulo Aren.
* LAKSAMANA MUDA SAMPO LO KIAN ZHEE.
Di angkat menjadi wakil laksamana sampo lo khoei kian.
Beliau bertugas menjadi pengawas pelabuhan pelabuhan sungai mulai dari sungai Citarum sampai pada sungai Ciliwung, beliau diberi gelar RAKEYAN JAGA BAYA. Beliau ditempatkan di daerah pesisir marunda, kampung tersebut sekarang lebih dikenal Kampung Lobang Buaya.*
* LO BAN CHONG.
Diberi tugas menjadi pengawas kehutanan diberi gelar RAKEYAN JAGA WANA. Beliau ditempatkan didaerah Cikarang. Kampung bekas beliau tinggal sekarang disebut kampung BANCONG.
Dan bekas beliau bertugas daerah tersebut sampai sekarang masih disebut Jaga wana.
LO BUN TONG. Diangkat menjadi pengawas perkebunan kelapa, dan beliau tinggal bersama syeikh Quro, dihari tuanya beliau menjadi achli tasawuf, dan masyarakat menyebutnya SYEIKH BENTONG.
Di achir hayat jenazah beliau dimakamkan dekat pemakaman syeikh quro.
 
K22A jurusan [[Pondok Gede]] - Kantor Walikota Jakarta Timur.
SINGKAT CERITA.
Setelah diangkat menjadi pengawas kelautan Laksamana sampo lo khoei kian, atau dengan nama gelar yang baru yaitu RAKEYAN JAYA LAKSANA.
Bersama pasukannya Mendirikan pedukuhan atau perkampungan. Perkampungan tersebut berada diujung selatan kampung saka pura. Dan
Kampung tersebut dinamakan KAMPUNG BARU.
Sampai sekarang pun masih bernama kampung Baru.
KEMUDIAN LAKSAMANA SAMPO LO KHOEI KIAN Atau Rakeyan jaya laksana.
DAN LAKSAMANA MUDA SAMPO LO KIAN ZHEE Atau Rakeyan jaga baya.
Beserta segenap pasukannya, MEMBONGKAR HUTAN AREN yang ADA DIPULO AREN.
Kemudian didalam Hutan Aren tersebut dibangun bentengan yang terbuat dari kayu kayu aren dan kayu lainnya, bentengan tersebut digunakan untuk latihan bala tentara dari kelompok laksamana samapo lo khoei kian, atau Rakeyan jaya laksana.
Dan juga pasukan yang dipimpin oleh laksamana muda sampo lo kian zhe Atau Rakkeyan jaga baya Dan juga para pasukan yang dipimpin oleh KARAENG AHMAD BUDIMAN.
Atau disebut juga. PANGERAN AHMAD atau PANGERAN BUDIMAN.
pasukan beliaupun ikut berlatih didalam bentengan tersebut.
Dan Bentengan tempat mereka berlatih dinamakan Bentengan CHA KUNG.
Yg artinya. = CHA = DAYA.
KUNG = UPAYA.
Jadi CHA KUNG. Artinya Daya upaya.
Setelah bentengan Cha kung berdiri laksamana sampo lo khoei kian alias RAKEYAN JAYA LAKSANA Beserta istri dan anak anaknya berpindah tempat tinggal, dari kampung baru pindah ke BENTENGAN CHA KUNG. Hal ini diikuti oleh adiknya yaitu laksamana muda sampo lo kian zhe alias rakeyan jaga baya yang pindah dari muara sunda ke bentengan cha kung..wilayah perbatasan bentengan mulai dari pulo aren sampai ke ujung benteng (sekarang di sebut ujung menteng)
Karena didepan bentengan padepokan tertulis kalimat Cha kung
Banyak orang yang berlalu lalang hilir mudik dengan perahu dan kapal air yang lewat di rawa rawa yang menjadi lalu lintas air yang berada didepan bentengan padepokan Cha kung, setiap melintas mereka melihat dan membaca tulisan tersebut disamping itu juga padepokan cha kung sangat terkenal dengan ilmu bela dirinya dan kehebatan goloknya, jadi masyarakat lebih mengenal nama padepokan Cha kung dari pada pulo AREN nya.
DAN SEJAK SAAT ITULAH PULO AREN BERUBAH MENJADI CAKUNG, ATAU KAMPUNG CAKUNG.
KELOMPOK ORANG ORANG MAKASAR yang TERDIRI DARI PARA DAENG DAENG MEREKA DIPIMPIN OLEH PANGERAN AHMAD. ATAU PANGERAN BUDIMAN
mereka membuat per kampungan tersendiri yang terpisah dari bentengan CHA KUNG. Disebelah selatan kali.
 
K25 jurusan [[Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur|Pulogebang]] - Rawa Panjang.
== Transportasi Umum ==
=== Metromini ===
* T41 jurusan [[Pulo Gadung]] - Tanjung Priok, lewat Cakung (Jl. Tipar Cakung), Semper
* T42 jurusan [[Pulo Gadung]] - Perumnas Klender, lewat Penggilingan, Pondok Kopi
* T43 jurusan [[Pulo Gadung]] - Seroja, lewat Cakung, Pondok Ungu
* T44 jurusan [[Pulo Gadung]] - [[Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur|Pulogebang]].
* T52 jurusan Stasiun Tebet - [[Kampung Melayu, Jatinegara|Kampung Melayu]] - Cipinang Muara Stasiun Cakung - Pulogebang
 
K01 jurusan [[Pulo Gadung]] - [[Bekasi]].
=== KOASI ===
* K22A jurusan [[Pondok Gede]] - Kantor Wali kota Jakarta Timur - Pulogebang
* K25 jurusan [[Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur|Pulogebang]] - Rawa Panjang.
* K01 jurusan [[Pulo Gadung]] - [[Bekasi]].
 
=== KWK ===
* T20 jurusan [[Pulo Gadung]] - Kranji
* T21 jurusan [[Pulo Gadung]] - Kayu Tinggi (Cakung Timur)
* T22 jurusan [[Pulo Gadung]] - Rawa Kuning (Palad)
* T23 jurusan [[Pulo Gadung]] - [[Kalimalang]]
* T25 jurusan [[Rawamangun, Pulo Gadung|Rawamangun]] - [[Pondok Kopi, Duren Sawit|Pondok Kopi]] (via Stasiun Cakung) - Pulo Gebang.
* T26 jurusan [[Rawamangun, Pulo Gadung|Rawamangun]] - [[Kalimalang]] (via [[Pondok Kopi, Duren Sawit|Pondok Kopi]]).
* T28 jurusan [[Pulo Gadung]] - Green Garden
* T30 jurusan [[Pulo Gadung]] - Gempol (Ujung Menteng)
* T31 jurusan [[Pulo Gadung]] - Harapan Indah
* T32 jurusan [[Pulo Gadung]] - Alexindo
* T33 jurusan [[Pulo Gadung]] - Harapan Jaya
 
'''KWK'''
=== PPD ===
* R622 jurusan [[Ciracas, Jakarta Timur|Ciracas]] - Pulogebang
* R623 jurusan [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Cibubur]] - Pulogebang
 
T20 jurusan [[Pulo Gadung]] - Kranji
=== APB ===
* JT 03 Jurusan Perumnas Klender - Pupar - Pulogebang
 
T21 jurusan [[Pulo Gadung]] - Kayu Tinggi (Cakung Timur)
=== transJakarta ===
 
* 2B Jurusan Asmi-Harapan Indah
T22 jurusan [[Pulo Gadung]] - Rawa Kuning (Palad)
* 2K Jurusan Harapan Indah-JGC
 
T23 jurusan [[Pulo Gadung]] - [[Kalimalang]]
 
T25 jurusan [[Rawamangun, Pulo Gadung|Rawamangun]] - [[Pondok Kopi, Duren Sawit|Pondok Kopi]] (via Stasiun Cakung).
 
T26 jurusan [[Rawamangun, Pulo Gadung|Rawamangun]] - [[Kalimalang]] (via [[Pondok Kopi, Duren Sawit|Pondok Kopi]])
 
T28 jurusan [[Pulo Gadung]] - Green Garden
 
T30 jurusan [[Pulo Gadung]] - Gempol (Ujung Menteng)
 
T31 jurusan [[Pulo Gadung]] - Harapan Indah (Bekasi)
 
T32 jurusan [[Pulo Gadung]] - Alexindo
 
T33 jurusan [[Pulo Gadung]] - Harapan Jaya
 
== Kelurahan ==
Kecamatan Cakung memiliki 7 kelurahan, yakni :
# Kelurahan [[Cakung Barat, Cakung|Cakung Barat]], dengan kode pos 13910
# Kelurahan [[Cakung Timur, Cakung|Cakung Timur]], dengan kode pos 13910
Baris 149 ⟶ 80:
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
{{Cakung, Jakarta Timur}}
{{Kota Jakarta Timur}}