Perang Tiongkok-Jepang Kedua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 49:
Selain itu, Jepang semakin memperalat konflik internal antara faksi-faksi Tiongkok untuk mengurangi kekuatan mereka satu demi satu. Hal ini disebabkan karena fakta bahwa beberapa tahun setelah Ekspedisi Utara, kekuatan politik pemerintah Nasionalis hanya meluas di sekitar [[Delta Sungai Panjang]] (Yangtze), dan wilayah lain Tiongkok yang memang berada dalam kekuatan regional. Jepang sering membeli atau membuat hubungan khusus dengan kekuatan-kekuatan regional ini untuk merusak usaha pemerintah Nasionalis pusat untuk menyatukan Tiongkok. Untuk itu, Jepang mencari berbagai [[hanjian|pengkhianat Tiongkok]] untuk bekerja sama dan membantu mereka memimpin beberapa pemerintahan otonomi yang bersahabat dengan Jepang. Kebijakan ini disebut ''Pengkhususan'' [[Tiongkok Utara]] ({{zh-cp|c=華北特殊化|p=húaběitèshūhùa}}), atau yang lebih sering diketahui sebagai Gerakan Otonomi Tiongkok Utara. Provinsi bagian utara yang terlibat dalam kebijakan ini adalah [[Chahar]], [[Suiyuan]], [[Hebei]], [[Shanxi]], dan [[Shandong]].
 
Pada tahun 1935, di bawah tekanan Jepang, Tiongkok menandatangani [[Perjanjian He-Umezu]], yang melarang KMT untuk menjalankan kegiatan partainya di [[Hebei]] dan secara langsung mengakhiri kekuasaan Tiongkok atas Tiongkok Utara. Pada tahun yang sama, [[Perjanjian Chin-Doihara]] ditandatangani dan mengakibatkan KMT disingkirkan dari [[Chahar]]. Dengan demikian, pada akhir 1935, pemerintahan pusat Tiongkok telah disingkirkan dari Tiongkok Utara. Sebagai gantinya, [[Pemerintahan Otonomi Hebei Timur|Majelis Otonomi Hebei Timur]] dan [[Majelis Politik Hebei-Chahar]] dibentuk oleh Jepang.
 
== Tokoh besar ==