Papua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: LTA WPPB Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Baris 104:
 
== Sejarah ==
Papua berada di wilayah paling timur negara Indonesia. Ia merupakan pulau terbesar kedua setelah Pulau [[Greenland]] di [[Denmark]]. Luasnya mencapai 890.000 km<sup>2</sup> (ini jika digabung dengan Papua New Guinea). Besarnya diperkirakan hampir lima kali luas pulau [[Jawa]].
 
=== 200 M - 1500 M ===
Pada sekitar tahun [[200]] M, ahli geografi bernama [[Klaudius Ptolemaeus]] (Ptolamy) menyebut pulau Papua dengan nama Labadios. Sampai saat ini tak ada yang tahu, kenapa pulau Papua diberi nama Labadios.
 
Sekitar akhir tahun [[500]] M, oleh bangsa [[China|Tiongkok]] diberi nama ''Tungki''. Hal ini dapat diketahui setelah mereka menemukan sebuah catatan harian seorang pengarangpedagang Tiangkok[[Tiongkok]], Ghau Yu Kuan yang menggambarkan bahwa asal rempah-rempah yang mereka peroleh berasal dari ''Tungki'', nama yang digunakan oleh para pedagang China[[Tiongkok]] saat itu untuk Papua.''{{sfn|Saragih|2019|p=7}}''
 
Selanjutnya, pada akhir tahun [[600]] M, [[Kerajaan Sriwijaya]] menyebut nama Papua dengan menggunakan nama ''Janggi''. Dalam buku [[Negarakertagama|Kertagama]] [[1365]] yang dikarang Pujangga Mpu Prapanca “Tugki”“''Tungki''” atau “Janggi”“''Janggi''” sesungguhnya adalah salah eja diperoleh dari pihak ketiga yaitu Pedagang Cina[[Tiongkok]] Chun Tjok Kwan yang dalam perjalanan dagangnya sempat menyinggahi beberapa tempat di [[Tidore]] dan Papua.''{{sfn|Saragih|2019|p=7}}''
 
Di awal tahun [[700]] M, pedagang [[Persia]] dan [[Gujarat]] mulai berdatangan ke Papua, juga termasuk pedanganpedagang dari [[India]]. Tujuan mereka untuk mencari [[rempah-rempah]] di wilayah ini setelah melihat kesuksesan pedangang asal [[China]]. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan ''Dwi Panta'' dan juga ''Samudranta'', yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan.''{{sfn|Saragih|2019|p=7}}''
 
Pada akhir tahun [[1300]] M, [[Kerajaan Majapahit]] menggunakan dua nama, yakni ''[[Semenanjung Onin|Wanin]]'' dan [[Pulau Seram|''Sram'']]. Nama ''[[Semenanjung Onin|Wanin]]'', tentu tidak lain dari [[semenanjung Onin]] di daerah [[Fak-Fak]] dan [[Pulau Seram|Sram]], ialah [[pulau Seram]] di [[Maluku]]. Ada kemungkinan, budak yang dibawa dan dipersembahkan kepada [[Majapahit]] berasal dari [[Semenanjung Onin|Onin]] dan yang membawanya ke sana adalah orang [[Pulau Seram|Seram]] dari [[Maluku]], sehingga dua nama ini disebut.''{{sfn|Saragih|2019|p=7}}''
 
Pada abad ke-[[Abad 14|14]], kepulauan Papua dikuasai oleh [[Kerajaan Tidore]], dan baru pada abad ke-[[Abad 16|16]], [[Kesultanan Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore]] memiliki wilayah dari [[Sulawesi]] dan Papua.''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}'' Nama Papua sendiri berasal dari kata Papa-Ua, yaitu penamaannya oleh [[Kerajaan Tidore]], dimana dalam bahasa [[Tidore]], itu berarti tidak bergabung atau tidak bersatu, yang artinya di pulau ini tidak ada raja yang memerintah.''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}''<ref>{{Cite news|url=|title=Citra Kabupaten Sorong Dalam Arsip|last=|first=ANRI|date=2009-10|work=|access-date=2017-11-12|publisher=ANRI|location=Jakarta|page=10}}</ref> [[Kesultanan Ternate|Kerajaan Ternate]], memiliki wilayah sebelah [[Barat]]; pesisir [[Timur]] [[Sulawesi]], termasuk Sule dan [[Kepulauan Banggai]], [[Seram Barat, Seram Bagian Barat|Seram Barat (jazirah Hoamal)]] dan [[Ambon|Kepulauan Ambon]]. Sedangkan [[Kerajaan Tidore]] menguasai bagian [[Timur]], dari [[Kepulauan Raja Ampat]] hingga Papua sekarang.''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}''<ref>{{Cite book|title=Citra Papua Barat dalam arsip|last=ANRI|first=|publisher=ANRI|year=Oktober 2009|isbn=|location=Jakarta|pages=9|url-status=live}}</ref> Peranan kedua kerajaan besar ini mulai menurun dikarenakan mulai masuknya para pedagang dari [[Eropa]] ke [[Nusantara]] yang menjadikan awal [[Kolonialisme|kolonialismenya]].''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}''
Sekitar tahun 1646, Kerajaan Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai Papa-Ua, yang sudah berubah dalam sebutan menjadi Papua. Dalam bahasa Tidore artinya tidak bergabung atau tidak bersatu (''not integrated''). Dalam bahasa melayu berarti berambut keriting. Memiliki pengertian lain, bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja yang memerintah.
 
Ada juga yang memakai nama Papua sebagai bentuk ejekan terhadap warga setempat—penduduk primitif, tertinggal, bodoh— yang merupakan slogan yang tidak mempunyai arti apapun dengan nama Papua.
 
Respon penduduk terhadap nama Papua cukup baik. Alasannya, sebab nama tersebut benar mencerminkan identitas diri mereka sebagai manusia hitam, keriting, yang sangat berbeda dengan penduduk Melayu juga kerajaan Tidore. Tapi, tentu mereka tak terima dengan ejekan yang selalu dilontarkan warga pendatang.
 
=== Kolonialisme di Papua ===
Pada tahun 1511, Antonio d’Arbau pelaut asal Portugis menyebut wilayah Papua dengan nama “Os Papuas” atau juga llha de Papo. Don Jorge de Menetes, pelaut asal Spanyol juga sempat mampir di Papua beberapa tahun kemudian (1526–1527), ia tetap menggunakan nama Papua. Ia sendiri mengetahui nama Papua dalam catatan harian Antonio Figafetta, juru tulis pelayaran Magelhaens yang mengelilingi dunia menyebut dengan nama Papua. Nama Papua ini diketahui Figafetta saat ia singgah di pulau Tidore.
 
Baris 127 ⟶ 125:
 
Pada tahun 1545, pelaut asal spanyol Inigo Ortiz de Retes memberi nama Nueva Guinee. Dalam bahasa Inggris disebut New Guinea. Ia awalnya menyusuri pantai utara pulau ini dan karena melihat ciri-ciri manusianya yang berkulit hitam dan berambut keriting sama seperti manusia yang ia lihat di belahan bumi Afrika bernama Guinea, maka diberi nama pulau ini Nueva Guinee/Pulau Guinea Baru.
 
Sekitar tahun 1646, Kerajaan Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai Papa-Ua, yang sudah berubah dalam sebutan menjadi Papua. Dalam bahasa Tidore artinya tidak bergabung atau tidak bersatu (''not integrated''). Dalam bahasa melayu berarti berambut keriting. Memiliki pengertian lain, bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja yang memerintah.
 
Nama Papua dan Nueva Guinea dipertahankan hampir dua abad lamanya, baru kemudian muncul nama Nieuw Guinea dari Belanda, dan kedua nama tersebut terkenal secara luas diseluruh dunia, terutama pada abad ke-19. Penduduk nusantara mengenal dengan nama Papua dan sementara nama Nieuw Guinea mulai terkenal sejak abad ke-16 setelah nama tersebut tampak pada peta dunia sehingga dipakai oleh dunia luar, terutama di negara-negara Eropa.
Baris 301:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Daftar Pustaka ==
{{cite book|title=Heroisme PGT Dalam Operasi Serigala|last=Saragih|first=Maylina|publisher=Subdisjarah Dispenau|year=2019|isbn=|ref=harv}}
 
== Pranala luar ==