Maulid Nabi Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Definisi
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Membatalkan suntingan berniat baik oleh 103.67.218.11 (bicara): Riset asli tanpa sumber. (Notto Disu Shitto Agen ⛔)
Tag: Pembatalan
Baris 29:
 
[[Berkas:International Mawlid Conference at Minar-e-Pakistan Lahore by Minhaj-ul-Quran1.jpg|300px|jmpl|Maulid Nabi Muhammad SAW [[Minar-e-Pakistan]] [[Lahore]] [[Pakistan]]]]
'''Maulid Nabi Muhammad SAW''' kadang-kadang '''Maulid Nabi''' atau '''Maulud''' saja ([[bahasa Arab|Arab]]: '''مولد النبي‎''', ''Mawlid an-Nabī''), adalah peringatan hari lahir [[Nabi Muhammad SAW]], yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal [[12]] [[Rabiul Awal]] dalam penanggalan ''[[Hijriyah]]''. Kata ''maulid'' atau ''milad'' dalam [[bahasa Arab]] berarti [[ulang tahun|hari lahir]]. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah [[Nabi Muhammad SAW]] wafat. PerayaanSecara Maulidsubtansi, Nabiperingatan bukanlahini ajaranadalah yangekspresi berasalkegembiraan daridan penghormatan kepada [[Nabi Muhammad SAW]] ataupun dari para sahabat Beliau.
 
Perayaan dengan berbagai acara dari mulai pengajian dan dzikir jamaah sampai permainan dan perlombaan digelar untuk memeriahkan peringatan hari yang dianggap istimewa ini. Bahkan ada di antara kelompok thariqot yang memperingati maulid dengan dzikir dan syair-syair yang isinya pujian-pujian berlebihan kepada Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''. Yang paling ekstrim, diantara mereka ada yang meyakini bahwa ruh Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' yang mulia akan datang di puncak acara maulid. Pada saat puncak acara itulah, sang pemimpin thariqot tersebut memberikan komando kepada peserta dzikir untuk berdiri dalam rangka menyambut kedatangan ruh Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' yang hanya diketahui oleh pemimpin thariqot.
 
Itulah salah satu sisi negatif adanya peringatan maulid, yang sejatinya bukan ajaran Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''.
 
<br />
== Sejarah ==
Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Raja Irbil (wilayah Irak sekarang), bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Tarikh berkata:
Pada hakikatnya para ahli sejarah berselisih pendapat dalam menentukan sejarah kelahiran Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'', terutama yang terkait dengan bulan, tanggal, hari, dan tempat di mana Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' dilahirkan.
{{blockquote|Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan [[Rabi'ul Awal]]. Dia merayakannya secara besar-besaran. Dia adalah seorang yang berani, pahlawan, alim dan seorang yang adil{{ndash}}semoga [[Allah]] merahmatinya.}}
 
Dijelaskan oleh Sibth (cucu) Ibn Al-Jauzi bahwa dalam peringatan tersebut, Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama dari berbagai disiplin ilmu, baik ulama dalam bidang ilmu Fiqh, ulama [[Hadits]], ulama dalam bidang ilmu kalam, ulama usul, para ahli [[tasawuf]], dan lainnya. Sejak tiga hari, sebelum hari pelaksanaan Maulid Nabi, dia telah melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama saat itu membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut. Mereka semua berpandangan dan menganggap baik perayaan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama kalinya itu.
 
Ibn Khallikan dalam kitab Wafayat Al-A`yan menceritakan bahwa Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari [[Maroko]] menuju Syam dan seterusnya ke [[Irak]]. Ketika melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijriah, dia mendapati Sultan Al-Muzhaffar, raja Irbil tersebut sangat besar perhatiannya terhadap perayaan Maulid Nabi. Oleh karena itu, Al-Hafzih Ibn Dihyah kemudian menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi yang diberi judul “Al-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir An-Nadzir”. Karya ini kemudian dia hadiahkan kepada Sultan Al-Muzhaffar.
'''Pertama''': Bulan kelahiran
 
Para ulama, semenjak zaman Sultan Al-Muzhaffar dan zaman selepasnya hingga sampai sekarang ini menganggap bahwa perayaan Maulid Nabi adalah sesuatu yang baik. Para ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadis telah menyatakan demikian. Di antara mereka seperti Al-Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H), Al-Hafizh Al-Iraqi (w. 806 H), Al-Hafizh As-Suyuthi (w. 911 H), Al-Hafizh Al-Sakhawi (w. 902 H), SyeIkh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 974 H), Al-Imam Al-Nawawi (w. 676 H), Al-Imam Al-Izz ibn Abd Al-Salam (w. 660 H), mantan mufti [[Mesir]] yaitu Syeikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’i (w. 1354 H), mantan Mufti Beirut Lubnan yaitu Syeikh Mushthafa Naja (w. 1351 H), dan terdapat banyak lagi para ulama besar yang lainnya. Bahkan Al-Imam Al-Suyuthi menulis karya khusus tentang Maulid yang berjudul “Husn Al-Maqsid Fi Amal Al-Maulid”. Karena itu perayaan Maulid Nabi, yang biasa dirayakan pada bulan [[Rabiul Awal]] menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia, dari masa ke masa dan dalam setiap generasi ke generasi.
Pendapat yang paling masyhur, beliau dilahirkan di bulan Rabi’ul Awal. Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama. Bahkan dikatakan oleh Ibnul Jauzi sebagai kesepakatan ulama. Klaim ijma’ ini tidak benar. Karena banyak pendapat lain yang menegaskan di luar Rabi’ul Awal.
 
Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar. Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan [[Salahuddin Al-Ayyubi]] adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam pada masa [[Perang Salib]].
Diantara pendapat lainnya, beliau dilahirkan di bulan Safar, Rabi’ul Akhir, dan bahkan ada yang berpendapat beliau dilahirkan di bulan Muharram tanggal 10 (hari Asyura). Kemudian sebagian yang lain berpendapat bahwa beliau lahir di bulan Ramadlan. Karena bulan Ramadlan adalah bulan di mana beliau mendapatkan wahyu pertama kali dan diangkat sebagai nabi. Pendapat ini bertujuan untuk menggenapkan hitungan 40 tahun usia beliau ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' ketika beliau diangkat sebagai nabi. Sebagaimana keterangan Anas bin Malik ''radhiyallahu ‘anhu'',
 
Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni ''rahimahullah ''mengatakan,
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ليس بالطويل البائن ولا بالقصير … بعثه الله تعالى على رأس أربعين سنة فأقام بمكة عشر سنين
 
صَلَاحِ الدِّينِ الَّذِي فَتَحَ
“Rasulullah ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' tidak terlalu tingi dan tidak pendek….. Allah mengutusnya di awal usia 40 tahun. Kemudian tinggal di Mekah selama 10 tahun.” (HR. Bukhari & Muslim).
مِصْرَ ؛ فَأَزَالَ عَنْهَا دَعْوَةَ العبيديين مِنْ الْقَرَامِطَةِ
الْبَاطِنِيَّةِ وَأَظْهَرَ فِيهَا شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ
 
Artinya:
 
“''Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.''”<ref>Majmu’ Al Fatawa, 35/138</ref>
'''Kedua''': Tanggal kelahiran
 
Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni ''rahimahullah ''mengatakan,
Disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' pernah ditanya tentang puasa hari senin. Kemudian beliau menjawab: “Hari senin adalah hari dimana aku dilahirkan dan pertama kali aku mendapat wahyu.” Akan tetapi para ahli sejarah berbeda pendapat tentang tanggal berapa Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' dilahirkan. Di antara pendapat yang disampaikan adalah: Hari senin Rabi’ul Awal (tanpa ditentukan tanggalnya), tanggal 2 Rabi’ul Awal, tanggal 8, 10, 12, 17 Rabiul Awal, dan 8 hari sebelum habisnya bulan Rabi’ul Awal.
 
فَتَحَهَا مُلُوكُ السُّنَّة
Pendapat yang lebih kuat
مِثْلُ صَلَاحِ الدِّينِ وَظَهَرَتْ فِيهَا كَلِمَةُ السُّنَّةِ
الْمُخَالِفَةُ لِلرَّافِضَةِ ثُمَّ صَارَ الْعِلْمُ وَالسُّنَّةُ يَكْثُرُ
بِهَا وَيَظْهَرُ
 
Artinya:
Berdasarkan penelitian ulama ahli sejarah Muhammad Sulaiman Al-Mansurfury dan ahli astronomi Mahmud Basya, disimpulkan bahwa hari senin pagi yang bertepatan dengan permulaan tahun dari peristiwa penyerangan pasukan gajah dan 40 tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan atau bertepatan dengan 20 atau 22 april tahun 571, hari senin tersebut bertepatan dengan tanggal 9 Rabi’ul Awal. (''ar-Rahiqum al-Makhtum'', al-Mubarakfuri).
 
“''Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu Shalahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan dengan ajaran Rafidhah (Syi’ah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi ''shallallahu ‘alaihi wa sallam'' semakin terbesar luas.''”<ref>Majmu’ Al Fatawa, 3/281</ref>
 
Sumber lain mengatakan perayaan Maulid yang sebenarnya diprakarsai oleh Dinasti Fatimiyyun sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah. Berikut perkataan ahli sejarah mengenai Maulid Nabi.
'''Ketiga.''' Tanggal Wafatnya Beliau
 
Al Maqriziy, seorang pakar sejarah mengatakan, “Para khalifah Fatimiyyun memiliki banyak perayaan sepanjang tahun. Ada perayaan tahun baru, [[Asyura|hari ‘Asyura]], maulid (hari kelahiran) Nabi, maulid [[Ali bin Abi Thalib]], maulid [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]], maulid [[Fatimah az-Zahra]], maulid khalifah yang sedang berkuasa, perayaan malam pertama bulan [[Rajab]], perayaan malam pertengahan bulan [[Rajab]], perayaan malam pertama bulan [[Sya'ban|Sya’ban]], perayaan malam pertengahan bulan [[Rajab]], perayaan malam pertama bulan [[Ramadhan]], perayaan malam penutup [[Ramadhan]], perayaan [[Idul Fitri|‘Idul Fithri]], perayaan [[Idul Adha|‘Idul Adha]], perayaan [[Idul Ghadir|‘Idul Ghadir]], perayaan musim dingin dan musim panas, perayaan malam Al Kholij, hari Nauruz (Tahun Baru Persia), hari Al Ghottos, hari Milad (Natal), hari Al Khomisul ‘Adas (3 hari sebelum paskah), dan hari Rukubaat.”<ref>Al Mawa’izh wal I’tibar bi Dzikril Khutoti wal Atsar, 1/490. Dinukil
Para ulama ahli sejarah menyatakan bahwa beliau meninggal pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 11 H dalam usia 63 tahun lebih empat hari. (''ar-Rahiqum al-Makhtum'', al-Mubarakfuri).
dari Al Maulid, hal. 20 dan Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 145-146</ref>
 
Asy Syaikh Bakhit Al Muti’iy, mufti negeri Mesir dalam kitabnya mengatakan bahwa yang pertama kali mengadakan enam perayaan maulid yaitu: perayaan Maulid (hari kelahiran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maulid ‘Ali, maulid Fatimah, maulid Al Hasan, maulid Al Husain –radhiyallahu ‘anhum- dan maulid khalifah yang berkuasa saat itu yaitu Al Mu’izh Lidinillah (keturunan ‘Ubaidillah dari dinasti Fatimiyyun) pada tahun 362 H.<ref>Ahsanul Kalam, hal. 44</ref>
Satu catatan penting yang perlu kita perhatikan dari dua kenyataan sejarah di atas. Antara penentuan tanggal kelahiran Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' dan tanggal wafatnya beliau ''shallallahu ‘alahi wa sallam''. Kenyataan ini menunjukkan bahwa para ulama tidak banyak memberikan perhatian terhadap tanggal kelahiran Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''. Karena penentuan kapan beliau dilahirkan sama sekali tidak terkait dengan hukum syari’at.
 
Begitu pula Asy Syaikh ‘Ali Mahfuzh dalam kitabnya Al Ibda’ fi Madhoril Ibtida’ (hal. 251) dan Al Ustaz ‘Ali Fikriy dalam Al Muhadhorot Al Fikriyah (hal. 84) juga mengatakan bahwa yang mengadakan perayaan Maulid pertama kali adalah ‘Ubaidiyyun (Fatimiyyun).<ref>Dinukil dari Al Maulid, hal. 20</ref>
Beliau dilahirkan tidak langsung menjadi nabi, dan belum ada wahyu yang turun di saat beliau dilahirkan. Beliau baru diutus sebagai seorang nabi di usia 40 tahun lebih 6 bulan. Hal ini berbeda dengan hari wafatnya Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'', seolah para ulama sepakat bahwa hari wafatnya beliau adalah tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H. Hal ini karena wafatnya beliau berhubungan dengan hukum syari’at. Wafatnya beliau merupakan batas berakhirnya wahyu Allah yang turun. Sehingga tidak ada lagi hukum baru yang muncul setelah wafatnya beliau ''shallallahu ‘alahi wa sallam''.
 
Sehingga ada satu pertanyaan yang layak kita renungkan, tanggal 12 Rabi’ul Awal itu lebih dekat sebagai tanggal kelahiran Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' ataukah tanggal wafatnya Beliau ''shallallahu ‘alahi wa sallam''?? Melihat pendekatan ahli sejarah di atas, tanggal 12 Rabi’ul Awal lebih dekat dengan wafatnya Rasulullah ''shallallahu ‘alahi wa sallam''. Dalam masalah tanggal kelahiran, para ulama ahli sejarah berselisih pendapat, sementara dalam masalah wafatnya penulis ''ar-Rahiqum al-Makhutm'' tidak menyebutkan adanya perselisihan.
 
Memahami hal ini, setidaknya kita bisa renungkan, tanggal 12 Rabi’ul Awal yang diperingati sebagai hari kelahiran Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' pada hakikatnya lebih dekat pada peringatan hari wafatnya Nabi yang mulia Muhammad ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' dibanding peringatan hari kelahiran beliau.
 
As-Suyuthi menyebutkan keterangan Abu Amr bin al-Alla’ (w. 154 H)
 
ولقد أحسن الإمام أبو عمرو بن العلاء حيث يقول: لا يزال الناس بخير ما تعجب من العجب – هذا مع أن الشهر الذي ولد فيه رسول الله وهو ربيع الأول هو بعينه الشهر الذي توفي فيه، فليس الفرح بأولى من الحزن فيه
 
Sungguh benar yang dinyatakan Imam Abu Amr bin al-Alla’, beliau mengatakan, “Masyarakat akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka masih merasa terheran. Mengingat bulan kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Rabiul Awal, yang ini juga merupakan bulan wafatnya beliau. Sementara bergembira di bulan ini karena kelahirannya, tidak lebih istimewa dari pada bersedih karena wafatnya beliau. (al-Hawi Lil Fatawa, 1/190).
 
Dengan membaca ini, barangkali anda akan teringat dengan sikap kaum nasrani terhadap nabi Isa ''‘alahis salam''. Mereka menetapkan tanggal 25 Desember sebagai peringatan kelahiran Isa. Mereka beranggapan bahwa itu adalah tanggal kelahiran Yesus. Padahal sejarah membuktikan bahwa Yesus tidak mungkin dilahirkan di bulan Desember. Karena mereka sendiri-pun pada hakikatnya tidak memiliki bukti yang nyata tentang natalan (peringatan kelahiran nabi Isa). Tidak dari sejarah, tidak pula dari kitabnya.
 
 
Disebutkan para ahli sejarah bahwa kelompok yang pertama kali '''mengadakan maulid''' adalah kelompok Syi'ah Bathiniyah, yang mereka menamakan dirinya sebagai bani Fatimiyah dan mengaku sebagai keturunan Ahli Bait (keturunan Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''). Disebutkan bahwa kelompok batiniyah memiliki 6 peringatan maulid, yaitu maulid Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'', maulid Ali bin Abi Thalib ''radhiallahu ‘anhu'', maulid Fatimah, maulid Hasan, maulid Husain dan maulid penguasa mereka. Daulah Bathiniyah ini baru berkuasa pada awal abad ke-4 H. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa maulid Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' baru muncul di zaman belakangan, setelah berakhirnya massa tiga abad yang paling utama dalam umat ini (al quruun al mufadholah). Artinya peringatan maulid ini belum pernah ada di zaman Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' dan para sahabat, tabi’in dan para Tabi’ tabi’in. Al Hafid As Sakhawi mengatakan: “Peringatan maulid Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' belum pernah dinukil dari seorangpun ulama generasi terdahulu yang termasuk dalam tiga generasi utama dalam Islam. Namun peringatan ini terjadi setelah masa itu.”
 
Pada hakikatnya, tujuan utama daulah ini mengadakan peringatan maulid Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' adalah dalam rangka menyebarkan aqidah dan kesesatan mereka. Mereka mengambil simpati kaum muslimin dengan kedok cinta ahli bait Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''. (''Dhahiratul Ihtifal bil Maulid an-Nabawi'' karya Abdul Karim al-Hamdan)
 
=== '''Siapakah Bani Fatimiyah''' ===
Bani Fatimiyah adalah sekelompok orang Syi’ah pengikut Ubaid bin Maimun al-Qoddah. Mereka menyebut dirinya sebagai bani Fatimiyah karena menganggap bahwa pemimpin mereka adalah keturunan Fatimah putri Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''. Meskipun aslinya ini adalah pengakuan dusta. Nama yang lebih layak untuk mereka adalah Bani Ubaidiyah bukan Bani Fatimiyah. Kelompok ini memiliki paham Syi’ah yang menentang ahlu sunnah, dari sejak didirikan sampai masa keruntuhannya. Berkuasa di benua Afrika bagian utara selama kurang lebih dua abad. Dimulai sejak keberhasilan mereka dalam meruntuhkan daulah Bani Rustum tahun 297 H dan diakhiri dengan keruntuhan mereka di tangan daulah Salahudin al-Ayyubi pada tahun 564 H. (''ad-Daulah al-Fathimiyah'' karya Ali Muhammad ash-Shalabi).
 
Daulah Fatimiyah ini memiliki hubungan erat dengan kelompok Syi’ah al-Qaramithah Bathiniyah. Perlu diketahui bahwa Kelompok al-Qaramithah Bathiniyah ini memiliki keyakinan yang sangat menyimpang dari ajaran Islam. Diantaranya mereka hendak menghilangkan syariat haji dalam agama Islam. Oleh karena itu, pada musim haji tahun 317 H kelompok ini melakukan kekacauan di tanah haram dengan membantai para jamaah haji, merobek-robek kain penutup pintu ka’bah, dan merampas hajar aswad serta menyimpannya di daerahnya selama 22 tahun. (''al-Bidayah wa an-Nihayah'' karya Ibn Katsir, 11:252).
 
=== '''Siapakah Abu Ubaid al-Qoddah''' ===
Nama aslinya Ubaidillah bin Maimun, kunyahnya Abu Muhammad. Digelari dengan al-Qoddah yang artinya mencolok, karena orang ini suka memakai celak sehingga matanya kelihatan mencolok. Pada asalnya dia adalah orang yahudi yang membenci Islam dan hendak menghancurkan kaum muslimin dari dalam. Dia menanamkan aqidah batiniyah. Dimana setiap ayat Alquran itu memiliki makna batin yang hanya diketahui oleh orang-orang khusus diantara kelompok mereka. Maka dia merusak ajaran Islam dengan alasan adanya wahyu batin yang dia terima dan tidak diketahui oleh orang lain. (''al-Ghazwu al-Fikr'' dan ''ad-Daulah al-Fathimiyah'' karya Ali Muhammad ash-Shalabi).
 
Dia adalah pendiri dan sekaligus orang yang pertama kali memimpin bani Fatimiyah. Pengikutnya menggelarinya dengan al-Mahdi al-Muntadhor (al-Mahdi yang dinantikan kedatangannya). Berasal dari Iraq dan dilahirkan di daerah Kufah pada tahun 206 H. Dirinya mengaku sebagai keturunan salah satu ahli bait Ismail bin Ja’far ash-Shadiq melalui pernikahan rohani (nikah non fisik). Namun kaum muslimin di daerah Maghrib mengingkari pengakuan nasabnya. Yang benar dia adalah keturunan Said bin Ahmad al-Qoddah. Dan terkadang orang ini mengaku sebagai pelayan Muhammad bin Ja’far ash-Shodiq. Semua ini dia lakukan dalam rangka menarik perhatian manusia dan mencari simpati umat. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak diantara orang-orang bodoh daerah afrika yang membenarkan dirinya dan menjadikannya sebagai pemimpin. (''al-Bidayah wa an-Nihayah'' karya Ibn Katsir & ''ad-Daulah al-Fathimiyah'' karya Ali Muhammad ash-Shalabi).
 
=== '''Sikap Para Ulama Terhadap Bani Ubaidiyah (Fatimiyah)''' ===
Para ulama ahlus sunnah telah menegaskan status kafirnya bani ini. Karena aqidah mereka yang menyimpang. Para ulama menegaskan tidak boleh bermakmum di belakang mereka, tidak boleh menshalati jenazah mereka, tidak boleh adanya hubungan saling mewarisi di antara mereka, tidak boleh menikah dengan mereka, dan sikap-sikap lainnya sebagaimana yang selayaknya diberikan kepada orang kafir. Diantara ulama Ahlus Sunnah yang sezaman dengan mereka dan secara tegas menyatakan kekafiran mereka adalah Syaikh Abu Ishaq as-Siba’i. Bahkan beliau mengajak untuk memerangi mereka. Syaikh Al Faqih Abu Bakr bin Abdur Rahman al-Khoulani menceritakan:
 
“Syaikh Abu Ishaq bersama para ulama lainnya pernah ikut memerangi bani Aduwillah (Bani Ubaidiyah) bersama Abu Yazid. Beliau memberikan ceramah di hadapan tentara Abu Yazid: ‘Mereka mengaku ahli kiblat padahal bukan ahli kiblat, maka kita wajib bersama pasukan ini yang merupakan ahli kiblat untuk memerangi orang yang bukan ahli kiblat (yaitu Bani Ubaidiyah)…’”
 
Diantara ulama yang ikut berperang melawan Bani Ubaidiyah adalah Abul Arab bin Tamim, Abu Abdil Malik Marwan bin Nashruwan, Abu Ishaq As Siba’i, Abul Fadl, dan Abu Sulaiman Rabi’ al-Qotthan. (''ad-Daulah al-Fathimiyah'' karya Ali Muhammad ash-Shalabi).
 
Setelah kita memahami hakikat peringatan maulid yang sejatinya digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan aqidah kekafiran bani Ubaidiyah. Itu artinya, peringatan maulid yang dianggap sebagai syiar, sejatinya syiar aliran syiah dan bukan syiar Islam.
 
Sebagai kaum muslimin yang membenci Syi’ah, apalagi yang beralran ekstrim seperti bathiniyah, tidak selayaknya melestarikan syi’ar yang merupakan bagian dari ajaran pokok mereka.
<br />
 
=== '''Apakah peringatan maulid bukti cinta kepada Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''?''' ===
Anda tentu meyakini, orang yang paling mencintai Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' adalah keluarga beliau dan para sahabat Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''. Sementara di awal kita telah sepakat, peringatan ini belum pernah ada di zaman sahabat maupun tabi’in, bahkan tabi’ tabi’in. Abu Bakr ash-Shiddiq tidak pernah merayakan maulid, Umar juga tidak pernah, Utsman juga tidak merayakan maulid, demikian pula Ali bin Abi Thalib. Hasan dan Husain, cucu kesayangan beliau juga tidak pernah merayakan maulid. Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad, dan para ulama pelopor Islam lainnya, tidak tercatat dalam sejarah bahwa mereka merayakan peringatan maulid. Akankah kita katakan mereka tidak mencintai Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam''.
 
Seorang penyair mengatakan:
 
لو كنت صادقا في حبه لأطعته *** إن المــحب لمن يحـب مطيـع
 
Jika cintamu jujur tentu engkau akan mentaatinya…
 
karena orang yang mencintai akan taat kepada orang yang dia cintai…
 
Cinta yang sejati bukanlah dengan merayakan hari kelahiran seseorang… namun cinta yang sejati adalah dibuktikan dengan ketaatan kepada orang yang dicintai. Dan bagian dari ketaatan kepada Nabi ''shallallahu ‘alahi wa sallam'' adalah dengan tidak melakukan perbuatan yang tidak beliau ajarkan.
 
== Perayaan di Indonesia ==
Baris 125 ⟶ 78:
Masyarakat [[Muslim]] di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan [[syair]] [[Barzanji]] dan pengajian. Menurut [[penanggalan Jawa]], bulan ''[[Rabiul Awal]]'' disebut bulan ''Mulud'', dan acara ''Muludan'' juga dirayakan dengan perayaan dan permainan [[gamelan]] [[Sekatenan|Sekaten]]. Dan tradisi [[endhog-endhogan]] yang dilaksanakan oleh masyarakat [[suku Osing|Jawa-Using]] di Banyuwangi, Jawa Timur.
 
== Perayaan di luar negeri ==
Ini semua adalah tradisi bukanlah ajaran Nabi Muhammad.
[[Berkas:MiladUnnNabi.jpg‎|jmpl|kiri|Perayaan Maulid di [[India]].|192x192px]]
[[Berkas:Maulidur Rasul (8413657269).jpg|jmpl|Perayaan Maulid Nabi di [[Putrajaya]], [[Malaysia]] pada tahun 2013.]]
Sebagian masyarakat [[Sunni]] dan [[Syiah]] di dunia merayakan Maulid Nabi. Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam [[Ja'far ash-Shadiq]].
 
Maulid dirayakan di banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di [[India]], [[Britania Raya]], [[Rusia]]<ref>[http://www.islamdag.info/video/1127 Maulid di Rusia]</ref> dan [[Kanada]].<ref>[http://www.q-news.com/367-Cloak.html q News]</ref>
<ref>[http://www.artsweb.bham.ac.uk/bmms/1996/08August96.html Arts Web Bham]</ref>
<ref>[http://www.buildingsoflondon.co.uk/diary/2007/04/apr.htm Buildings of London]</ref>
<ref>[http://www.jsboard.co.uk/etac/etbb/benchbook/et_03/et_mf09.htm Js Board]</ref>
<ref>[http://www.sunnirazvi.org/society/uk.htm Sunni society UK ]</ref><ref>[http://mrsp.mcgill.ca/reports/html/Salahouddine/index.htm Montreal Religious Sites Project<!-- Bot generated title -->]</ref>
<ref>[http://muslimmedianetwork.com/mmn/?s=Mawlid Muslim Media Network]</ref>
<ref>[http://www.mawlid.ca/events.htm Canadian Mawlid]</ref><ref>[http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/holydays/miladunnabi.shtml BBC - Religion & Ethics - Milad un Nabi<!-- Bot generated title -->]</ref> <br />
[[Arab Saudi]] dan [[Qatar]] adalah negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi.<ref>[http://www.moonsighting.com/important.html Moon Sighting]</ref> Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.<ref>[http://atheism.about.com/library/FAQs/islam/countries/bl_SaudiIslamPolitics.htm Saudi Islam Politics]</ref>
 
{| class="wikitable" border="1" style="float:right; margin-left:2em; text-align:center;"
|-
|+Tanggal untuk Maulid Nabi
|-
! scope="col"| [[Hijriah]]
! scope="col"| [[Sunni]]
! scope="col"| [[Syiah]]
|-
! 1392
| 26 April 1972 || 1 Mei 1972
|-
! 1393
| 15 April 1973 || 20 April 1973
|-
! 1394
| 5 April 1974 || 10 April 1974
|-
! 1395
| 25 Maret 1975 || 30 Maret 1975
|-
! 1396
| 13 Maret 1976 || 18 Maret 1976
|-
! 1397
| 2 Maret 1977 || 7 Maret 1977
|-
! 1398
| 20 Februari 1978 || 25 Februari 1978
|-
! 1399
| 9 Februari 1979 || 14 Februari 1979
|-
! 1400
| 30 Januari 1980 || 4 Februari 1980
|-
! 1401
| 18 Januari 1981 || 23 Januari 1981
|-
! 1402
| 8 Januari 1982 || 13 Januari 1982
|-
! 1403
| 28 Desember 1982 || 2 Januari 1983
|-
! 1404
| 17 Desember 1983 || 22 Desember 1983
|-
! 1405
| 5 Desember 1984 || 10 Desember 1984
|-
! 1406
| 25 November 1985 || 30 November 1985
|-
! 1407
| 14 November 1986 || 19 November 1986
|-
! 1408
| 4 November 1987 || 9 November 1987
|-
! 1409
| 23 Oktober 1988 || 28 Oktober 1988
|-
! 1410
| 12 Oktober 1989 || 17 Oktober 1989
|-
! 1411
| 2 Oktober 1990 || 7 Oktober 1990
|-
! 1412
| 21 September 1991 || 26 September 1991
|-
! 1413
| 10 September 1992 || 15 September 1992
|-
! 1414
| 30 Agustus 1993 || 4 September 1993
|-
! 1415
| 20 Agustus 1994 || 25 Agustus 1994
|-
! 1416
| 9 Agustus 1995 || 14 Agustus 1995
|-
! 1417
| 28 Juli 1996 || 2 Agustus 1996
|-
! 1418
| 17 Juli 1997 || 22 Juli 1997
|-
! 1419
| 6 Juli 1998 || 11 Juli 1998
|-
! 1420
| 26 Juni 1999 || 1 Juli 1999
|-
! 1421
| 15 Juni 2000 || 20 Juni 2000
|-
! 1422
| 4 Juni 2001 || 9 Juni 2001
|-
! 1423
| 25 Mei 2002 || 30 Mei 2002
|-
! 1424
| 14 Mei 2003 || 19 Mei 2003
|-
! 1425
| 2 Mei 2004 || 7 Mei 2004
|-
! 1426
| 21 April 2005 || 26 April 2005
|-
! 1427
| 10 April 2006 || 15 April 2006
|-
! 1428
| 31 Maret 2007 || 5 April 2007
|-
! 1429
| 20 Maret 2008 || 25 Maret 2008
|-
! 1430
| 9 Maret 2009 || 14 Maret 2009
|-
! 1431
| 26 Februari 2010 || 3 Maret 2010
|-
! 1432
| 15 Februari 2011 || 20 Februari 2011
|-
! 1433
| 5 Februari 2012 || 10 Februari 2012
|-
! 1434
| 24 Januari 2013 || 29 Januari 2013
|-
! 1435
| 14 Januari 2014 || 19 Januari 2014
|-
! 1436
| 3 Januari 2015 || 8 Januari 2015
|-
! 1437
| 24 Desember 2015 || 29 Desember 2015
|-
! 1438
| 12 Desember 2016 || 17 Desember 2016
|-
! 1439
| 1 Desember 2017 || 6 Desember 2017
|-
! 1440
| 20 November 2018 || 25 November 2018
|-
! 1441
| '''9 November 2019''' || '''14 November 2019'''
|-
! 1442
| 29 Oktober 2020 || 3 November 2020
|}
 
<br />
== Lihat pula ==
{{wikisource|The Birth of the Prophet}}