Wage Rudolf Soepratman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan kesalahan penyebutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Kehidupan pribadi: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 41:
Wage Rudolf Soepratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, seorang tentara [[Koninklijk Nederlands-Indische Leger|KNIL]] Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. Kakak sulungnya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke [[Makassar]]. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh [[suami]] Roekijem yang bernama [[Willem van Eldik]].
 
Soepratman lalu belajar [[bahasa Belanda]] di [[sekolah]] malam selama tiga [[tahun]], lalu melanjutkan ke ''[[NormaalschoolNormalschool]]'' di [[Kota Makassar|Makassar]] hingga selesai. Ketika berumur 20 tahun, ia menjadi [[guru]] di ''Sekolah Angka 2''. Dua tahun selanjutnya ia mendapat [[ijazah]] ''Klein Ambtenaar''.
 
Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari [[Makassar]], ia pindah ke [[Bandung]] dan bekerja sebagai wartawan di harian [[Kaoem Moeda]] dan [[Kaoem Kita]]. Pekerjaan itu tetap dilakukannya walaupun ia telah pindah ke Jakarta. Dalam masa tersebut, ia mulai tertarik pada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku ''Perawan Desa''. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.