Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
== Kehidupan ==
Mahyuddin merupakan salah satu Perintis Pers Indonesia yang banyak mendirikan dan menerbitkan surat kabar berbahasa Indonesia. Pada akhir abad ke-19, dia memimpin dua surat kabar berbahasa Indonesia, yaitu ''Pelita Ketjil'' (didirikan pada 1 Februari 1886) dan ''Tjahaya Soematra'' (1897). Pada tahun 1901, Mahyuddin menerbitkan dan memimpin surat kabar ''Warta Berita.'' Surat kabar ini merupakan salah satu surat kabar pertama di Indonesia yang menggunakan [[Bahasa Indonesia]], dipimpin, dan dicetak oleh orang Indonesia. Kemudian dia menjadi pemimpin redaksi ''[[Oetoesan Melajoe]]'' di [[Kota Padang|Padang]]. Dalam surat kabar tersebut tertera: "Achbar ini ditjitak pada pertjitakan orang Minangkabau." Melalui kalimat ini, Mahyuddin ingin menunjukkan kemampuan kaum Minangkabau dalam menguasai usaha surat kabar dan percetakan, yang ketika itu banyak dijalankan oleh orang-orang [[Belanda]]. Pada tahun 1911, bersama [[Rohana Kudus]], dia menerbitkan koran perempuan ''Soenting Melajoe.''<ref>Poesponegoro, M.D. (1992). Sejarah nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda. Jakarta: PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-411-X.</ref>
 
Mahyuddin merupakan tokoh yang peduli dengan kemajuan dan nasib bangsanya. Oleh karenanya atas inisiatifnya, pada tahun 1888 berdiri organisasi sosial ''Medan Keramean.'' Pada tahun 1911, dia mendirikan organisasi ''Perserikatan Orang Alam Minangkerbau,'' yang giat menyokong kemajuan adat Minang. Sebagai tokoh adat terkemuka, Mahyuddin sering berpolemik dengan tokoh-tokoh puritan seperti [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]], [[Abdullah Ahmad]], dan [[Abdul Karim Amrullah]]. Pada akhir tahun 1911, Mahyuddin mendirikan percetakan surat kabar ''Snelpersdrukkerij Orang Alam Minangkabau'' yang banyak mencetak koran-koran berbahasa Indonesia.<ref>Suryadi, Syair Sunur: Teks dan Konteks "Autobiografi" Seorang Ulama Minangkabau Abad ke-19, Citra Budaya & PPIM, Padang, 2004</ref>