Sumber hukum Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
{{Ensiklopedia Islam|Sumber hukum dan ajaran}}
{{Ushul fiqih|sumber}}
'''Sumber-sumber hukum Islam''' ({{lang-ar|الأدلة الشرعية الإسلامية|al-adillah al-syar’iyyah al-islāmiyyah}}), atau '''dalil ''syar'i''''', adalahmerupakan rujukanreferensi dari pengambilan keputusan untuk menghukumi suatu perbuatan (misal, wajib) dalam [[syariat Islam]] dengan cara yang dibenarkan.{{refn|{{harvp|Khalaf|nd|p=24}} Penulis menyebutkan definisi oleh ahli Ushul Fiqih: "{{lang|ar|ما يستدل بالنظر الصحيح فيه على حكم شرعي عملي على سبيل القطع أو الظن}}."}} Semua hukum perbuatan dalam Islam selalu merujuk kepada empat macam rujukan yang disepakati oleh mayoritas kaum [[muslimin]] (dari yang paling utama): [[Alquran]], [[hadis|sunnah]], [[ijmak]], dan [[qiyas]].{{sfn|Khalaf|nd|p=24}} Penetapan empat sumber hukum ini tertera dalam firman [[Allah]] dalam [[Surah An-Nisa’]] (lihat [[#Dasar hukum|di bawah]]).{{sfn|Khalaf|nd|p=24}}
 
Karena peraturan Islam yang tercantum dalam sumber utama tidak secara eksplisit menangani setiap kejadian yang mungkin terjadi, [[yurisprudensi]] harus mengacu pada sumber dan dokumen asli untuk menemukan tindakan yang benar.<ref name="Jurisprudence">{{cite web |url=http://www.al-islam.org/jurisprudence/ |title=Jurisprudence and its Principles |accessdate=2008-07-26 |last=Mutahhari |first=Morteza |authorlink=Morteza Motahhari |publisher=Tahrike Tarsile Qur'an}}</ref> Menurut [[mazhab]] Sunni, sumber sekunder hukum Islam adalah konsensus, sifat pastinya tidak mengandung [[Ijmak|konsensus sendiri]]; [[Qiyas|Alasan analogis]]; Alasan murni; [[#Kepentingan umum|Mencari kepentingan umum]]; [[Istihsan|Kebijaksanaan hukum]]; Keputusan [[Sahabat Nabi|generasi pertama umat Islam]]; Dan [[Urf|adat istiadat setempat]].<ref>{{cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/law/shariahintroduction.html |title=Shari`ah and Fiqh |accessdate=2008-07-26 |work=USC-MSA Compendium of Muslim Texts |publisher=University of Southern California}}</ref> [[Mazhab Hanafi]] sering bergantung pada deduksi analogis dan penalaran independen, dan [[Maliki]] dan [[Hanbali]] umumnya menggunakan [[Hadis]]. [[Mazhab Syafi'i]] menggunakan Sunnah lebih dari Hanafi dan analogi lebih dari dua lainnya.<ref name="Jurisprudence"/><ref name="Ijtihad">{{cite web |url=http://www.al-islam.org/al-tawhid/ijtihad-legislation.htm |title=The Role of Ijtihad in Legislation |accessdate=2008-07-26 |last=Motahhari |first=Morteza |authorlink=Morteza Motahhari |publisher=Al-Tawhid}}</ref> Di antara [[Syi'ah]], [[Mazhab]] [[Mazhab#Ja'fari|Ja'fari Usuli]] menggunakan empat sumber, yaitu Alquran, Sunnah, [[konsensus]] dan intelek. Mereka menggunakan konsensus dalam kondisi khusus dan bergantung pada akal untuk menemukan prinsip umum berdasarkan Alquran dan Sunnah, dan menggunakan prinsip-prinsip yurisprudensi sebagai metodologi untuk [[Tafsir Alquran|menafsirkan]] Alquran dan Sunnah dalam situasi yang berbeda. [[Mazhab#Ja'fari|Akhbari Ja'fari]] lebih mengandalkan [[tradisi]] dan menolak [[ijtihad]].<ref name="Jurisprudence"/><ref>Momen (1985), p.185–187 and 223–234</ref> Menurut Momen, terlepas dari perbedaan prinsip-prinsip yurisprudensi antara Syiah dan empat mazhab Sunni, ada sedikit perbedaan dalam penerapan praktis yurisprudensi terhadap Upacara ritual dan transaksi sosial.<ref>Momen (1985), p.188</ref>