Żul Qarnain: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 68:
{{Utama|Khadr|Air Kehidupan}}
Menurut sebuah kitab<ref>Kisah Dzul Qarnain, Nabi Khadr dan Malaikat Rofa'il mencari Air Kehidupan, diriwayatkan oleh Ats-tsa’Labi dari [[Ali]]. ''Kitab Baidai’iz'', karangan Syeikh [[Muhammad bin Ahmad bin Iyas]]., halaman 166 – 168.</ref> Żulkarnain pernah mencari ''‘Ayn al-Hayat'' (Air Kehidupan) yang didampingi oleh [[Malaikat]] [[Israfil
* '''Ketertarikan Żul Qarnain'''
Pada saat Raja Żulkarnain pada tahun 322 S. M. berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi, [[Allah]] mewakilkan seorang malaikat yang bernama
Malaikat
Kemudian Żul Qarnain berkata, “Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah.” Lalu malaikat
Kemudianya Żul Qarnain bertanya kepada malaikat
* '''Persiapan pencarian'''
Setelah raja mendengar keterangan dari Malaikat
“Di manakah tempat bumi gelap itu?” tanya raja. Seorang yang alim menjawab, “Di tempat keluarnya [[matahari]].” Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya. “[[Kuda]] apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap?” Para sahabat menjawab, “Kuda betina yang perawan.”
Baris 95 ⟶ 96:
Mereka semua membiarkan raja yang hendak masuk. Kemudian raja berkata kepada pasukannya: ”Diamlah, tunggulah kalian ditempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang pada kalian dalam masa 12 tahun itu, maka kedatanganku dan penungguan kalian termasuk baik, dan jika aku tidak datang sampai 12 tahun, maka pulanglah kembali ke negeri kalian.”
Kemudian raja bertanya kepada Malaikat
Kemudian Raja Żulkarnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya, mereka berjalan di tempat yang gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat [[matahari]] dan [[bulan]], tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat [[burung]] dan [[binatang]] liar, dan raja berjalan dengan didampingi oleh Nabi Khadr.
Baris 109 ⟶ 110:
* '''Penyesalan pasukan Żul Qarnain'''
Menurut riwayat yang diceritakan oleh [[
Kemudian setelah mereka keluar dari tempat gelap itu, di antara pasukan ada yang membawa benda itu, tetapi hanya sedikit saja, dan ternyata benda tersebut adalah batu permata, [[yakut]] yang berwarna merah dan [[zamrud]] yang berwarna hijau. Maka pasukan yang mengambil benda itu menyesal, karena mereka hanya mengambil sedikit, demikianlah pula dengan pasukan yang tidak mengambilnya mereka juga menyesal.
|