Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 180.214.233.89 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara Tag: Pengembalian |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 50:
== Masa awal ==
Menjelang akhir abad ke-15, seiring dengan
Sementara Demak yang berada di wilayah utara pantai Jawa muncul sebagai kawasan yang mandiri. Dalam tradisi Jawa digambarkan bahwa Demak merupakan penganti langsung dari Majapahit, sementara Raja Demak (Raden Patah) dianggap sebagai putra Majapahit terakhir. Kerajaan Demak didirikan oleh kemungkinan besar seorang Tionghoa Muslim bernama [[Cek Ko-po]].<ref>[[M. C. Ricklefs]], ''A History of Modern Indonesia since c. 1200'', halaman 38</ref> Kemungkinan besar
== Pelabuhan ==
Baris 61:
== Masa keemasan ==
[[Berkas:Demak locator-2.png|jmpl|150px|Peta Masa Kerajaan Demak]]
Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya dengan
=== Di bawah Pati Unus ===
Baris 68:
=== Di bawah Trenggana ===
[[Trenggana]] berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut [[Sunda Kelapa]] dari [[Pajajaran]] serta menghalau tentara [[Portugis]] yang akan mendarat di sana (1527), juga menaklukkan hampir seluruh Pasundan/Jawa Barat (1528 - 1540) serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti Tuban (1527), Madura (1528), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527 - 1529), Kediri (1529), Malang (1529 - 1545), dan [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]], kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1529 - 1546). Trenggana meninggal pada tahun [[1546]] dalam sebuah pertempuran menaklukkan [[Pasuruan]], dan kemudian digantikan oleh [[Sunan Prawoto]]. Salah seorang panglima perang [[Demak]] waktu itu adalah [[Fatahillah]], pemuda asal [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] ([[Sumatra]]), yang juga menjadi menantu raja [[Trenggana]]. Sementara [[Maulana Hasanuddin]]
== Kemunduran ==
Suksesi raja Demak ketiga tidak berlangsung mulus, terjadi persaingan panas antara P. Surowiyoto (Pangeran Sekar) dan Trenggana yang berlanjut dengan di bunuhnya P. Surowiyoto oleh Sunan Prawoto (anak Trenggono), peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat Surowiyoto pulang dari Masjid sehabis sholat Jum'at. Sejak peristiwa itu Surowiyoto (Sekar) dikenal dengan sebutan Sekar Sedo Lepen yang artinya sekar gugur di sungai. Pada tahun 1546 Trenggono wafat dan tampuk kekuasaan dipegang oleh Sunan Prawoto, anak Trenggono, sebagai raja Demak keempat, akan tetapi pada tahun 1549 Sunan Prawoto dan isterinya dibunuh oleh pengikut P. Arya Penangsang,
Pada tahun 1554 terjadilah pemberontakan dilakukan oleh Adipati Pajang Joko Tingkir (Hadiwijoyo) untuk merebut kekuasaan dari Arya Penangsang. Dalam peristiwa ini Arya Penangsang dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Dengan terbunuhnya Arya Penangsang sebagai raja Demak kelima, maka berakhirlah era Kerajaan Demak. Joko Tingkir (Hadiwijoyo) memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang.
|