Esther Duflo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Niegodzisie (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Firza Silvia (bicara | kontrib)
penambahan informasi penerimaan nobel, referensi dan informasi pelengkap
Baris 31:
 
'''Esther Duflo''' ({{lahirmati|[[Paris]]|25|10|1972}}) adalah seorang pakar [[ekonomi]] dan profesor di [[MIT]] warga negara [[Amerika Serikat]] - [[Perancis]] yang terpilih sebagai penerima [[Penghargaan Nobel]] dalam bidang [[Ekonomi]]. Pada tahun [[2019]] ia bersama [[Michael Kremer]] dan [[Abhijit Banerjee]] menerima hadiah tersebut untuk hasil kontribusi mereka mengenai kemiskinan global.
 
Esther Duflo, tercatat sebagai penerima termuda Hadiah Nobel ekonomi. Dia perempuan kedua yang berhasil menerima Hadiah Nobel.
 
Duflo meneliti kebijakan SD inpres yang dibentuk oleh Presiden Soeharto dalam mengatasi kemiskinan. SD Inpres dibentuk berdasarkan instruksi presiden Nomor 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD.<ref>{{Cite web|url=https://money.kompas.com/read/2019/10/16/051654326/meneliti-sd-inpres-di-era-soeharto-ekonom-as-ini-raih-nobel-ekonomi|title=Meneliti SD Inpres di Era Soeharto, Ekonom AS Ini Raih Nobel Ekonomi|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-10-21}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.thejakartapost.com/academia/2019/10/17/nobel-prize-sd-inpres-poverty-research-in-indonesia-and-women-in-economics.html|title=Nobel Prize: SD Inpres, poverty research in Indonesia and women in economics|last=Post|first=The Jakarta|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2019-10-21}}</ref>
 
Dalam risetnya, Duflo berhasil membuktikan bahwa pembangunan SD Inpres menyebabkan perubahan signifikan khususnya dalam meningkatkan pendidikan dan pendapatan masyarakat. Dalam penelitiannya, anak-anak usia 2 - 6 tahun di Indonesia pada tahun 1974 menerima 0,12 hingga 0,19 tahun lebih banyak pendidikan, untuk setiap sekolah yang dibangun per 1.000 anak di wilayah kelahiran mereka.
 
Dari risetnya, Duflo mendapatkan kesimpulan bahwa kebijakan ini sukses 'meningkatkan' ekonomi. Bahkan pengembalian ekonomi sekitar 6,8 persen hingga 10,6 persen.<ref>{{Cite web|url=https://indonesiainside.id/news/humaniora/2019/10/16/meneliti-soal-sd-inpres-ekonom-amerika-diganjar-penghargaan-nobel|title=Meneliti Soal SD Inpres, Ekonom Amerika Diganjar Penghargaan Nobel|date=2019-10-16|website=Indonesia Inside|language=en-US|access-date=2019-10-21}}</ref>
 
Hasil penelitian ini diterbitkan di bulan Agustus tahun 2000 dengan judul schooling and labor market consequences of school construction in Indonesia: evidence from an unusual policy experiment atau konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa.
 
== Rujukan ==