Politik Etis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan arti/makna dari "swadaya"
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ←Suntingan 36.84.184.95 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Arifin.wijaya
Tag: Pengembalian
Baris 5:
 
Pada [[17 September]] [[1901]], Ratu [[Wilhelmina]] yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (''een eerschuld'') terhadap bangsa bumiputera di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tersebut ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program ''Trias Van deventer'' yang meliputi:
# Irigasi (pengairan), yakni membangun sertadan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.
# Imigrasi, yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi.
# Edukasi, yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan.
 
Banyak pihak menghubungkan kebijakan baru politik Belanda ini dengan pemikiran dan tulisan-tulisan Van Deventer yang diterbitkan beberapa waktu sebelumnya, sehingga Van Deventer kemudian dikenal sebagai pencetus politik etis ini.
Baris 16:
Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum [[priyayi]] maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.
 
Sementara itu, dalam masyarakat telah terjadi semacam pertukaran mental antara orang-orang Belanda dan orang-orang bumiputera. Kalangan pendukung politik etis merasa prihatin terhadap bumiputera yang mendapatkan diskriminasi sosial-budaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka berusaha menyadarkan kaum bumiputera agar melepaskan diri dari belenggu feodal dan mengembangkan diri menurut model Barat, yang mencakup proses emansipasi dan menuntut pendidikan ke arah swadaya (meningkatkan Sumber Daya Manusia).
 
== Penyimpangan ==