Tumbuhan obat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 8:
 
Dengan sumber yang berasal dari tumbuhan, maka kekayaan hayati suatu negara seperti [[hutan]] menjadi penting,<ref>{{cite journal |title = Strategi Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Obat Indonesia |author = Zuhud, Ervizal A. M. |date = 1989 |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/29993 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref> dan kerusakan hutan mengancam keberadan tumbuhan obat yang pernah dan saat ini dimanfaatkan oleh [[masyarakat adat]] penghuni kawasan hutan dan sekitarnya.<ref>{{cite journal |title = Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia yang "Bhineka Tunggal Ika" dengan Pengembangan Potensi Lokal Ethno-Forest-Pharmacy (Etno-Wanafarma) pada Setiap Wilayah Sosio-Biologi Satu-Satuan Masyarakat Kecil |author = Zuhud, Ervizal A. M. |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/30700 |date = 2009 |journal = Fakultas Kehutanan [[Institut Pertanian Bogor]]}}</ref> [[Keanekaragaman hayati]] di dalam hutan penting selain sebagai sarana melestarikan spesies tumbuhan obat untuk manusia, juga dapat menjadi sumber obat-obatan darurat bagi [[hewan langka]] yang ada di [[cagar alam]]. Tumbuhan yang bermanfaat tersebut perlu diidentifikasi dan diteliti lebih lanjut, dan pakar konservasi atau [[jagawana]] perlu dilatih untuk menggunakan tumbuhan obat tersebut.<ref>{{cite journal |title = The Potency of Medicinal Plants as A Multi Function Phytobiotic to Improve Performance and Health Condition of Wild Animals in Captivity |author = Ulfah, Maria |date = 2006 |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43545 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref> Pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman obat di dalam hutan dapat digali dari masyarakat setempat berdasarkan pengalaman mereka yang diturunkan dari generasi ke generasi.<ref>{{cite journal |title = The Role Of Local Knowledge In Developing Indigenous Indonesian Medicine |author = Sangat, Harini M. |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43514 |date = 2006 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref><ref>{{cite journal |title = Ethonobotany of People Live in Amarasi of Kupang, Mollo and Amanatun of South Central Timor, West Timor, Indonesia |author = Pulunggono, Heru Bagus |date = 1999 |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43484 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref> Masyarakat [[Suku Tugutil]] di [[Taman Nasional Aketajawe Lolobata]], [[Halmahera]], memiliki pengetahuan terhadap setidaknya 116 spesies tumbuhan lokal, dengan 71 spesies dimanfaatkan sebagai tanaman pangan dan 45 spesies dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat.<ref>{{cite journal |title = Utilization of plant genetic biodiversity by Tugutil tribe in Aketajawe Lolobata National Park |author = Karim, Kartini Abd.; Thohari, Mahmud; Sumardjo |date = 2006 |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43544 |journal = Media Konservasi [[Institut Pertanian Bogor|IPB]]}}</ref>
 
Cantik
 
== Sejarah ==