Stasiun Malang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
| ticketting = Sistem tiket ''online''; melayani pemesanan langsung dan pengubahan/pembatalan keberangkatan di loket.
Terdapat fasilitas ala [[Bandar udara|bandara]] berupa ''check-in'' mandiri untuk pencetakan ''boarding pass'' khusus keberangkatan KA jarak jauh-menengah.
| arsitek = J. van der Eb
| parking = Ya
| boardingpass = Ya, kecuali KA lokal menggunakan tiket ''thermal''
Baris 32 ⟶ 33:
| cs = Ya
| peta = Kota Malang
| persinyalan = Mekanik tipe [[Siemens]] & Halske semiotomatis
| kios = Ya
| vip = Ya
Baris 41 ⟶ 43:
| track = 9 (jalur 3: sepur lurus)
| platform = 3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak tinggi; masing-masing peron terhubung dengan lorong/terowongan bawah tanah, namun tidak ada peron di antara jalur 1 dan 2 maupun jalur 3 dan 4)
| arsitektur = [[Art deco]]
| othername = Stasiun Malang Kotabaru{{efn|Bedakan dengan [[Stasiun Kotabaru]] di [[Lubai, Muara Enim]]}}
| renovated = 1941
Baris 49 ⟶ 52:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Plein voor het stationsgebouw te Malang. TMnr 60005907.jpg|jmpl|kiri|Bangunan lama Stasiun Malang yang masih asli, bangunankini lamadirobohkan dan diganti dengan arsitektur yang lebih modern.]]
Stasiun Malang dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun [[1870]]. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jawa Timur, khususnya [[Kota Malang|Malang]], ke [[Pelabuhan Tanjung Perak]] yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Setelah konsesi jalur dikeluarkan pada tahun 1875, jalur ini segera dibangun dan untuk segmen Bangil–Malang selesai pada tanggal 20 Juli 1879<ref>{{cite book|author=Staatsspoorwegen|year=1921-1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|place=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken}}</ref>
 
Bentuk bangunan stasiun ini pada awalnya adalah khas dari [[Staatsspoorwegen]] (SS), yaitu perpaduan antara Neoklasik dan Indische Empire, yang juga diterapkan di [[Stasiun Surabaya Kota]], [[Stasiun Pasuruan|Pasuruan]], [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi]], [[Stasiun Mojokerto|Mojokerto]], dan [[Stasiun Madiun|Madiun]].
 
Bangunan ini kemudian direnovasi dan diperbesar pada tahun 1941 berdasarkan karya J. van der Eb. Bangunan stasiun ini kemudian disebut '''Stasiun Malang Kotabaru''' untuk membedakannya dengan bangunan Stasiun Malang lama (bukan [[Stasiun Malang Kotalama]] yang dibangun pada tahun 1896).<ref>{{Cite book|title=Spoorwegstations op Java|last=de Jong|first=Michiel van Ballegoijen|publisher=de Bataafse Leeuw|year=1993|isbn=|location=|pages=}}</ref>
 
=== Rencana pengembangan stasiun ===
Pada tanggal 12 April 2018, Pemerintah [[Kota Malang]] merencanakan menata ulang Stasiun Malang. Hal ini dilakukan karena berdasarkan pantauan dari tahun ke tahun, lalu lintas yang berada di depan stasiun ini hampir selalu mengalami kemacetan parah dan halaman parkirnya kini tidak cukup untuk memuat banyak kendaraan yang parkir. Sebenarnya, ''detail engineering design'' (DED) yang sudah dibuat oleh Pemkot Malang sudah dibuat, tetapi banyak sekali revisi. Dengan selesainya DED tersebut, [[Edi Sukmoro]] selaku Dirut KAI sempat meminta sebuah maket kepada Aset KAI. Sukmoro mengatakan bahwa dengan adanya maket tersebut, rencana pengembangan stasiun ini tidak hilang begitu saja kala Dirut berganti.<ref>{{Cite web|url=https://suryamalang.tribunnews.com/2018/04/12/desain-anyar-stasiun-malang-bakal-dipajang|title=Desain Anyar Stasiun Malang Bakal Dipajang|website=Surya Malang|language=id-ID|access-date=2019-10-11}}</ref> Sebagai langkah awal, Pemkot Malang dan PT KAI sepakat untuk menata kembali halaman parkir stasiun.<ref>{{Cite web|url=https://www.malangtimes.com/baca/26656/20180414/102353/rencana-diperbesar-stasiun-kotabaru-malang-bakal-punya-dua-wajah|title=Rencana Diperbesar, Stasiun Kotabaru Malang Bakal Punya Dua Wajah|website=Malang TIMES|language=id|access-date=2019-10-11}}</ref>
Mengingat semakin banyaknya jumlah masyarakat Malang dan sekitarnya yang bepergian dengan kereta api dari tahun ke tahun dan untuk meningkatkan pariwisata di kawasan [[Keresidenan Malang|Malang Raya]], KAI berencana untuk mengembangkan Stasiun Malang sehingga memiliki dua bangunan stasiun yang mirip dengan [[Stasiun Surabaya Gubeng]] dan [[Stasiun Bandung]]. Bangunan stasiun yang baru terletak di sisi timur emplasmen, tepatnya di dekat bangunan stasiun lama yang sudah lama tidak digunakan. Bangunan baru tersebut nantinya juga akan terhubung dengan bangunan eksisting melalui ''skybridge'' dan akan tetap mempertahankan bangunan lama tersebut''.'' Jumlah jalur di stasiun ini juga akan ditambah sehingga memungkinkan pelayanan kereta api yang singgah maupun mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun ini juga bertambah. Pembangunan bangunan baru stasiun ini sudah mulai dilaksanakan sejak September 2019. Sebagai akibatnya, dipo kereta di stasiun ini secara bertahap akan dipindahkan ke [[Stasiun Malang Kotalama]].<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/1251796/pengembangan-stasiun-kota-malang-diharapkan-dorong-pariwisata Pengembangan Stasiun Kota Malang Diharapkan Dorong Pariwisata]</ref><ref>[https://malangkota.go.id/2019/09/25/pt-kai-bangun-stasiun-baru-di-kota-malang/ PT KAI Bangun Stasiun Baru di Kota Malang]</ref>
 
Mengingat semakin banyaknya jumlah masyarakat Malang dan sekitarnya yang bepergian dengan kereta api dari tahun ke tahun dan untuk meningkatkan pariwisata di kawasan [[Keresidenan Malang|Malang Raya]], KAI berencana untuk mengembangkan Stasiun Malang sehingga memiliki dua bangunan stasiun, dengan konsep yang mirip dengan [[Stasiun Surabaya Gubeng]] dan [[Stasiun Bandung]]. Bangunan stasiun yang baru terletak di sisi timur emplasmenemplasemen, tepatnya di dekat bangunan stasiun lama yang sudah lama tidak digunakan. Bangunan baru tersebut nantinya juga akan terhubung dengan bangunan eksisting melalui ''skybridge'' dan akan tetap mempertahankan bangunan lama tersebut''.'' Jumlah jalur di stasiun ini juga akan ditambah sehingga memungkinkan pelayanan kereta api yang singgah maupun mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun ini juga bertambah. Pembangunan bangunan baru stasiun ini sudah mulai dilaksanakan sejak September 2019. Sebagai akibatnya, dipo kereta di stasiun ini secara bertahap akan dipindahkan ke [[Stasiun Malang Kotalama]].<ref>[{{Cite web|url=https://malangkota.go.id/2019/09/25/pt-kai-bangun-stasiun-baru-di-kota-malang/|title=PT KAI Bangun Stasiun Baru di Kota Malang|date=2019-09-25|website=Pemerintah Kota Malang|language=id-ID|access-date=2019-10-11}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://bisnis.tempo.co/read/1251796/pengembangan-stasiun-kota-malang-diharapkan-dorong-pariwisata |title=Pengembangan Stasiun Kota Malang Diharapkan Dorong Pariwisata]|last=Setiawan|first=Kodrat|date=2019-09-24|website=Tempo|language=en|access-date=2019-10-11}}</ref> Pembangunan Stasiun Malang yang baru ini dimulai dengan acara peletakan batu pertama (''groundbreaking'') yang diresmikan oleh [[Daftar Wali Kota Malang|Wali Kota Malang]], [[Sutiaji]] pada tanggal 24 September 2019.<ref>[{{Cite web|url=https://malangkota.goberitajatim.idcom/2019gaya-hidup/09/25/ptini-kaipenampakan-bangunbentuk-stasiun-barumalang-diyang-kota-malangbaru/|title=Ini PTPenampakan KAI BangunBentuk Stasiun BaruMalang diyang Kota Malang]Baru|date=2019-09-24|website=beritajatim.com|language=en-US|access-date=2019-10-11}}</ref>
 
Rencananya setelah bangunan yang baru selesai dibangun, bangunan eksisting hanya akan melayani kereta api lokal saja, sedangkan pelayanan kereta api jarak jauh dan menengah dipindahkan sepenuhnya ke bangunan baru.