Syiah: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rashidun berubah menjadi yang benar adalah Rasyidin
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
{{contains Arabic text}}
[[Berkas:Madhhab Map3.png|500px|jmpl|ka]]
'''Syiah''' ({{IPAc-en|ˈ|ʃ|iː|ə}}; {{lang-ar|{{script/Arabic|شيعة}}}} ''Syīʿah'', dari kata ''Syīʿatu ʿAlī'', "pengikut Ali") adalah salah satu sekte pecahan dari [[Islam]]. Dalam keyakinan Syiah dikatakan bahwa rasul Islam, [[Muhammad]], menunjuk [[Ali bin Abi Thalib]] sebagai [[Penerus Nabi Muhammad|penggantinya]] dan [[Imamah|Imam]] (pemimpin) setelahnya,<ref>{{cite book|url=https://www.al-islam.org/khilafah-ali-over-abu-bakr-toyib-olawuyi/preface|title=On the Khilafah of Ali over Abu Bakr|last=Olawuyi|first=Toyib|publisher=|year=2014|isbn=978-1-4928-5884-3|location=|pages=3|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160422181325/http://www.al-islam.org/khilafah-ali-over-abu-bakr-toyib-olawuyi/preface|archivedate=22 April 2016|df=dmy-all}}</ref> terutama pada [[Teks Pidato Ghadir Khum|acara Ghadir Khum]], tetapi gagal menjadi khalifah sebagai akibat dari insiden di [[Saqifah]]. WalapunSementara itu, pandangan [[sebagian Muslim|umatkaum Islam Sunni]] memiliki perbedaan dalam masalah ini. Kaum Islam Sunni yang meyakini bahwa Muhammad tidak menunjuk seorang penerus secara langsung dan menganggap [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] yang ditunjuk sebagai [[Khalifah]] melalui [[Shura|Syura]] (yaitu konsensus komunitas di Saqifah) untuk menjadi khalifah sah pertama setelah Nabi.<ref>{{cite web|url=http://www.alhewar.com/SadekShura.htm|title=The Shura Principle in Islam – by Sadek Sulaiman|website=www.alhewar.com|access-date=2016-06-18|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160727210611/http://www.alhewar.com/SadekShura.htm|archivedate=27 July 2016|df=dmy-all}}</ref>
 
Berbeda dengan tiga khalifah [[Kekhalifahan Rasyidin|Rasyidin]] pertama, Ali berasal dari klan yang sama dengan Muhammad, [[Banu Hasyim|Bani Hasyim]], juga menjadi sepupu nabi dan menjadi laki-laki pertama yang menjadi Muslim.<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.uk/books?id=VC4lDwAAQBAJ&pg=PA159|title=Managing Diversity in Organizations: A Global Perspective|last=Triana|first=María|date=2017|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-1-317-42368-3|location=|pages=159|language=en|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20170908112857/https://books.google.co.uk/books?id=VC4lDwAAQBAJ&pg=PA159|archivedate=8 September 2017|df=dmy-all}}</ref>
Baris 94:
== Status ==
=== Indonesia ===
Ada perbedaan pendapat diantara para cendikiawan Indonesia mengenai Syi'ah. Berikut kutipan beberapa pendapat mengenainya.
 
Di Indonesia, [[Suryadharma Ali]] selaku menteri agama, di gedung DPR pada 25 Januari 2012 menyatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama menyatakan Syiah bukan Islam, "Selain itu, Pengurus Besar [[Nadhlatul Ulama]] (PBNU) pernah mengeluarkan surat resmi No.724/A.II.03/101997, tertanggal 14 Oktober 1997, ditandatangani Rais Am M Ilyas Ruchiyat dan Katib KH. Drs. Dawam Anwar, yang mengingatkan kepada bangsa Indonesia agar tidak terkecoh oleh propaganda Syiah dan perlunya umat Islam Indonesia memahami perbedaan prinsip ajaran Syiah dengan Islam. "Menag juga mengatakan Kemenag mengeluarkan surat edaran no. D/BA.01/4865/1983 tanggal 5 Desember 1983 tentang hal ihwal mengenai golongan Syiah, menyatakan Syiah tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam."
 
Majelis Ulama Indonesia sejak lama telah mengeluarkan fatwa penyimpangan Syiah dan terus mengingatkan umat muslim seperti pada Rakernas MUI 7 Maret 1984<ref>http://www.beritasatu.com/nasional/27980-menag-syiah-bukan-islam.html</ref> Selain itu, MUI Pusat telah menerbitkan buku panduan mengenai paham Syiah pada bulan September 2013 lalu berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”.<ref>http://www.scribd.com/doc/183188603/BUKU-PANDUAN-MUI-MENGENAL-MEWASPADAI-PENYIMPANGAN-SYI-AH-DI-INDONESIA#download</ref><ref>http://www.tribunnews.com/regional/2014/02/03/mui-minta-umat-islam-mewaspadai-aliran-syiah</ref>
 
Berbeda dengan pendapat di atas, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai aliran Islam Syiah secara umum bukan merupakan aliran sesat. "Tidak sesat, hanya berbeda dengan kita," kata Ketua Umum PBNU, [https://nasional.tempo.co/read/426145/nu-syiah-tidak-sesat-hanya-berbeda Said Aqil Siradj], di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2012.<ref>{{Cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/426145/nu-syiah-tidak-sesat-hanya-berbeda|title=NU: Syiah Tidak Sesat, Hanya Berbeda|last=Kustiani|first=Rini|date=2012-08-29|website=Tempo|language=en|access-date=2019-09-13}}</ref>
 
 
Majelis Ulama Indonesia, MUI, menyatakan tidak pernah melarang ajaran Syiah di Indonesia kecuali menghimbau umat Islam agar meningkatkan kewaspadaan tentang kemungkinan beredarnya kelompok Syiah yang ekstrim.
Baris 108 ⟶ 105:
 
"Dikeluarkannya surat MUI pada tahun 2004 bahwa sesungguhnya kita tidak punya posisi untuk mengatakan bahwa Syiah itu sesat," kata Muhyiddin Junaidi kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (25/10) malam.<ref>{{Cite web|url=https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151025_indonesia_syiah_bogor|title=Ajaran Syiah, menurut MUI, tidak dilarang di Indonesia|website=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2019-09-13}}</ref>
 
 
Padahal, kata Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Nanat Fatah Natsir, hubungan kelompok Islam Sunni dan Syiah di tingkat internasional saat ini sudah "mencair" dan semakin membaik.