Rakai Pikatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
'''Sri Maharaja Rakai Pikatan Mpu Manuku''' adalah raja keenam [[Kerajaan Medang]] ''periode Jawa Tengah'' (atau lazim disebut [[Kerajaan Mataram Kuno]]) yang memerintah sekitar tahun [[840]]-an – [[856]].
 
== Nama Asli dan Gelar ==
Rakai Pikatan terdapat dalam daftar para raja versi [[prasasti Mantyasih]]. Nama aslinya menurut prasasti Argapura adalah '''Mpu Manuku'''. Pada prasasti Munduan tahun [[807]] diketahui Mpu Manuku menjabat sebagai Rakai Patapan. Kemudian pada prasasti Kayumwungan tahun [[824]] jabatan Rakai Patapan dipegang oleh Mpu Palar. Mungkin saat itu Mpu Manuku sudah pindah jabatan menjadi Rakai Pikatan.
 
Baris 10:
Prasasti Wantil juga menyebutkan bahwa Rakai Mamrati turun takhta dan menjadi [[brahmana]] bergelar Sang Jatiningrat pada tahun [[856]].
 
== Perkawinan dengan Pramodawardhani ==
Prasasti Wantil juga menyinggung perkawinan Sang Jatiningrat alias Rakai Pikatan Mpu Manuku dengan seorang putri beragama lain. Para sejarawan sepakat bahwa putri itu ialah [[Pramodawardhani]] dari [[Wangsa Sailendra]] yang beragama [[Buddha]] [[Mahayana]], sementara Mpu Manuku sendiri memeluk agama [[Hindu]] [[Siwa]].
 
Baris 25:
Selir bernama Rakai Watan Mpu Tamer ini merupakan nenek dari istri [[Dyah Balitung]], yaitu raja yang mengeluarkan [[prasasti Mantyasih]] ([[907]]).
 
== Perang Melawan Balaputradewa ==
[[Balaputradewa]] putra [[Samaragrawira]] adalah raja [[Kerajaan Sriwijaya]]. Teori populer yang dirintis oleh sejarawan Krom menyebutkan bahwa, [[Samaragrawira]] identik dengan [[Samaratungga]] sehingga secara otomatis, [[Balaputradewa]] adalah saudara [[Pramodawardhani]].
 
Baris 42:
Atas dasar tersebut, sepeninggal [[Samaragrawira]] mungkin kekuasaan [[Wangsa Sailendra]] dibagi menjadi dua, dengan tujuan agar pengawasannya bisa lebih mudah. Kekuasaan atas [[pulau Jawa]] diberikan kepada [[Samaratungga]], sedangkan kekuasaan atas [[pulau Sumatra]] diberikan kepada [[Balaputradewa]].
 
== Pendirian Candi Prambanan ==
Prasasti Wantil disebut juga prasasti Siwagreha yang dikeluarkan pada tanggal [[12 November]] [[856]]. Prasasti ini selain menyebut pendirian istana Mamratipura, juga menyebut tentang pendirian bangunan suci Siwagreha, yang diterjemahkan sebagai Candi Siwa.
 
Berdasarkan ciri-ciri yang digambarkan dalam prasasti tersebut, Candi Siwa identik dengan salah satu candi utama pada komplek [[Candi Prambanan]]. Dengan demikian, bangunan utama pada komplek tersebut dibangun oleh Rakai Pikatan, sedangkan candi-candi kecil lainnya mungkin dibangun pada masa raja-raja selanjutnya.
 
== Akhir Pemerintahan ==
Prasasti Wantil juga menyebutkan bahwa Rakai Pikatan alias Rakai Mamrati turun takhta menjadi [[brahmana]] bergelar Sang Jatiningrat pada tahun [[856]]. Takhta [[Kerajaan Medang]] kemudian dipegang oleh putra bungsunya, yaitu [[Dyah Lokapala]] alias [[Rakai Kayuwangi]].
 
Baris 56:
Pada tahun [[807]] Mpu Manuku sudah menjadi pejabat, yaitu sebagai Rakai Patapan. Ia turun takhta menjadi [[brahmana]] pada tahun [[856]]. Mungkin saat itu usianya sudah di atas 70 tahun. Setelah meninggal dunia, Sang Jatiningrat dimakamkan atau didharmakan di desa Pastika.
 
== Kepustakaan ==
* Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka
* [[Slamet Muljana]]. 2006. ''Sriwijaya'' (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS
Baris 65:
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Kerajaan Medang (periode Jawa Tengah)|tahun=840? – 856 |pendahulu=[[Samaratungga]]|pengganti=[[Rakai Kayuwangi]]}}
{{kotak selesai}}
 
 
[[Kategori:Wangsa Sanjaya]]