Carolina Marín: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Miftah98 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Miftah98 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 53:
Pada tahun 2009, ia menjadi pemain bulutangkis Spanyol pertama yang memenangkan medali perak, di Kejuaraan Junior Eropa, dan juga pada tahun yang sama,ia memenangkan medali emas di Kejuaraan Junior U-17 Eropa.
 
Marin memenangkan gelar besar pertamanya di turnamen Irlandia Internasional, datang melalui tahap kualifikasi dan mengalahkan pemain Belanda [[Rachel Van Cutsen]] di final dengan Rubber Set.
 
Pada tahun 2011, ia bersama rekan satu timnya [[Beatriz Corrales]] membuat sejarah untuk perbulutangkisan Spanyol, setelah menciptakan final sesama Spanyol di Kejuaraan Junior Eropa kontinental yang diadakan di Vantaa, Finlandia, dan Marín meraih medali emas.
 
Dia juga berkompetisi di Kejuaraan Dunia Junior di Taipei,[[Taiwan]] dan mencapai babak semifinal,setelah ia dikalahkan oleh Elisabeth Purwaningtyas dari Indonesia dan meraih medali perunggu.
 
Pada 2013, ia menjadi pemain bulutangkis Spanyol pertama yang memenangkan gelar Grand Prix Gold setelah memenangkan gelar di London Terbuka Grand Prix Gold. Dan Pada Agustus 2013, Marín di kontrak untuk ambil bagian dalam liga bulutangkis India dia bermain untuk tim Banga Beats yang berbasis di Bangalore dalam edisi perdana Liga BuluTangkis India.
 
Pada 31 Agustus 2014 Marin berhasil menjadi juara dunia untuk pertama kalinya saat itu ia mengalahkan [[Li Xuerui]] dari [[Tiongkok]] di final tunggal putri Kejuaraan Dunia BWF dan menjadi pebulutangkis Spanyol pertama yang memenangkan gelar Kejuaraan Dunia dan pemain wanita Eropa ketiga yang meraih medali emas, setelah [[Lene Køppen]] (1977) dan [[Camilla Martin]] (1999). Dan ia mendapatkan gelar juara saat berusia 21 tahun, dan itu menjadikan ia sebagai juara dunia termuda dari Eropa.
 
Pada 2015, ia berhasil memenangkan All England, gelar Super series Premier pertamanya di final Superseries Premier pertamanya setelah mengalahkan [[Saina Nehwal]] dari [[India]] di final dengan skor 16–21, 21–14, 21–7. Dengan kemenangannya ini membuat ia berhasil naik ke peringkat 4 dunia di peringkat BWF.
 
Pada 5 April 2015, Carolina Marín memenangkan gelar Super Series Premier keduanya, dan ia berhasil mengalahkan juara Olimpiade [[Li Xuerui]] untuk kedua kalinya berturut-turut di Malaysia terbuka 2015 dengan skor 19–21, 21–19, 21–17.
 
Pada 16 Agustus 2015, ia berhasil mempertahankan gelarnya di Kejuaraan Dunia yang di adakan di Jakarta,[[Indonesia]] dengan mengalahkan [[Saina Nehwal]] dari [[India]] dengan skor 21–16, 21–19.
 
2015 adalah tahun emas bagi Carolina Marin di mana selain mempertahankan gelar Kejuaraan Dunia, ia juga memenangkan gelar Super Series lainnya seperti Australia Terbuka 2015, Prancis Terbuka 2015, dan 2015 Hong Kong Terbuka 2015.
 
Pada 19 Agustus 2016, ia berhasil meraih medali emas Olimpiade pertamanya dengan mengalahkan [[P. V. Sindhu]] dari India di final tunggal putri di Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio, Brasil dengan skor 19–21, 21–12, 21–15. Hal ini membuat Marin menjadi pebulutangkis putri pertama dari eropa yang berhasil meraih medali emas Olimpiade, atas keberhasilnya ini pemerintah kota Huelva,[[Spanyol]] membangun sebuah gelanggang olahraga indoor yang dinamai dengan namanya untuk mengapresiasi jasanya dalam memajukan bulutangkis Spanyol.
 
Pada 2017, Carolina Marín memenangkan gelar Jepang Terbuka Super series setelah mengalahkan He Bingjiao dari Tiongkok di final, gelar super series yang ia memenangkan ini menjadi gelar superseries yang sangat berarti baginya karena selama hampir dua tahun ia gagal meraih gelar super series.
 
Pada tanggal 29 April 2018, ia berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Eropa keempat kalinya berturut-turut Kejuaraan Eropa 2018 ini diselenggarakan di Huelva, Spanyol, di final ia bergasil mengalahkan [[Evgeniya Kosetskaya]] dari [[Russia]] dengan Skor 21–15, 21–7.
 
Pada 5 Agustus 2018, ia memenangkan gelar di Kejuaraan Dunia 2018 dengan mengalahkan P. V. Sindhu dari India dalam pertarungan dua set dengan skor 21-19, 21-10 dan menjadikannya pemain bulutangkis wanita pertama dalam sejarah yang memenangkan tiga gelar Kejuaraan Dunia.
 
Pada 27 Januari 2019, Carolina Marin mengalami cedera Anterior Cruciate Ligaments (ACL) saat menghadapi [[Saina Nehwal]] dari India di final Indonesia Master S500 2019, saat itu Marin sedang memimpin dengan skor 9-3 dari Saina akibat cedera itu Marin harus mundur dari pertandingan dan mengubur mimpinya untuk menjadi juara Indonesia Master untuk pertama kalinya, sehari setelah cedera ia segera diterbangkan ke Spanyol untuk menjalani pemeriksaan dan operasi, akibat cedera ini Marin dipastikan akan absen selama 7 bulan dari Turnamen BWF selama fase pemulihan.
 
Pada 22 September 2019, Carolina Marin berhasil menjadi juara di [[China Open S1000]] dengan Mengalahkan [[Tai Tzu Ying]] dari Taiwan dengan skor 14-21, 21-17, 21-18 gelar ini merupakan gelar pertamanya di tahun 2019 setelah absen 7 bulan lebih akibat cedera Anterior Cruciate Ligaments (ACL) Januari lalu.
 
== Gaya Bermain ==