Kusumadinata II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Dikembalikan ke revisi 15603464 oleh Kumincir (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 83:
Pada masa pemerintahannya terkenal dengan peristiwa yang menggemparkan sekaligus memalukan yaitu, dibawa kaburnya Ratu Harisbaya salah satu istri Raja Cirebon [[Pangeran Girilaya]] Panembahan Ratu pada saat Prabu Geusan Ulun berkunjung ke Keraton [[Cirebon]] sekembalinya dari [[Kerajaan Demak]] dalam rangka memperdalam agama [[Islam]], terjadi penyerbuan [[Cirebon]] yang mengakibatkan dia terpaksa menyingkir ke Dayeuh Luhur bersama Ratu Harisbaya serta sebagian kecil rakyat dan pengikutnya. Meski pada akhirnya tercapai perdamaian dengan Cirebon namun Sumedang Larang mengalami kerugian besar yaitu hilangnya wilayah Sindang Kasih yang sekarang dikenal dengan nama [[Kabupaten Majalengka]] diserahkan kepada Panembahan Ratu Cirebon sebagai pengganti talak tiga atas nama Ratu Harisbaya, sejak itulah pusat pemerintahan Sumedang Larang pindah dari Kutamaya ke Dayeuh Luhur dan akhirnya dia wafat dan dimakamkan disana bersama Ratu Harisbaya.
 
Ratu Harisbaya diperistri oleh Pangeran Geusan Ulun sebagai istri kedua dan memiliki anak salah satunya bernama [[Rangga Gempol I|Suriadiwangsa]] yang kelak bergelar [[Pangeran Kusumadinata IIIIV]], sementara dari istri pertama yang bernama Nyai Mas Cukang Gedeng Waru memiliki anak salah satunya bernama Rangga Gede dan diberi gelar [[Pangeran Kusumadinata IVIII]], untuk tidak menimbulkan pertengkaran di kemudian hari maka pada tahun 1601 wilayah [[Sumedang Larang]] dibagi dua yang masing-masing dipimpin oleh kedua putranya diatas.
 
== Dalam masa Kesultanan Mataram ==