Kereta api Lodaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
k ←Suntingan 103.119.61.117 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 103.119.61.127
Tag: Pengembalian
Baris 13:
* [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]] (Operasional Reguler/Rangkaian serta Dipo Kereta api [[Solo Balapan|Solo Balapan (SLO)]])
* [[Daerah Operasi II Bandung]] (Operasional Tambahan & Fakultatif/Rangkaian serta Dipo Kereta api [[Bandung|Bandung (BD)]])
| pendahulu = Pajajaran/Senja Mataram (sebelumnya Kelas Bisnis lalu ditambahkan Kelas Eksekutif ditahun 2000 sudah menjadi Kelas Eksekutif dan Bisnis)
| mulai = 12 Mei 2000<ref name="Solopos">{{Cite newspaper|url=|title=12 Mei, KA Senja Mataram dihapus & diganti Lodaya|last=|first=|date=3 Mei 2000|work=Solopos|access-date=}}</ref>
| berakhir =
Baris 68:
 
Perjalanan sejauh 448 km berhenti di stasiun [[Stasiun Kiaracondong|Kiaracondong]], [[Stasiun Cipeundeuy|Cipeundeuy]], [[Stasiun Tasikmalaya|Tasikmalaya]], [[Stasiun Banjar|Banjar]], [[Stasiun Sidareja|Sidareja]], [[Stasiun Maos|Maos]],[[Stasiun Gombong|Gombong]], [[Stasiun Kebumen|Kebumen]], [[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]], [[Stasiun Wates|Wates]], [[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]], dan [[Stasiun Klaten|Klaten]].
 
== Asal-usul Usul Lodayanama ==
{{lihatpula|Silsilah Penguasa Kerajaan Panjalu Ciamis}}
Nama Lodaya diambil dari cerita rakyat di Tatar Sunda yakni Macan Lodaya yang merupakan penjelmaan dari [[Prabu Siliwangi]] ketika berhadapan dengan anaknya, [[Raden Kian Santang]].
 
Versi lain menyebutkan bahwa nama ''Lodaya'' merupakan singkatan dari dua kota tujuan akhir kereta api ini, yaitu So'''lo''' Ban'''d'''ung R'''aya'''.
 
== Sejarah ==
Kereta api Lodaya diluncurkan pertama kali pada tanggal [[11 Maret]] [[1992]] melayani perjalanan koridor [[Bandung]] - [[Yogyakarta]] dan sejak tanggal [[1 September]] 1992 diperluas layanannya untuk melayani perjalanan koridor [[Bandung]] - [[Solo]]. Sebelumnya kereta api ini dikenal dengan nama KA Padjadjaran/Senja Mataram. Pada tanggal 12 Mei 2000 dilakukan peremajaan rangkaian kereta api Pajajaran/Senja Mataram dan diganti namanya menjadi KA Lodaya.<ref name="Solopos"/>
Kereta penghubung Priangan dan Bumi Mataram ini mulai dinas 11 Maret 1992. Waktu itu rutenya cuma Bandung-Jogjakarta. Namanya aja bukan Lodaya kaya sekarang. Tapi Fajar Pajajaran dan Senja Mataram. Dua nama yang berbeda. Dibawah operator Daop 2 Bandung.
 
Kereta Api Fajar Pajajaran melayani perjalanan pagi dari Bandung ke Jogja dan sebaliknya. Sementara Kereta Api Senja Mataram melayani perjalanan malam hari. Semula layanannya kereta bisnis. Tapi nggak lama berselang ditambah kereta eksekutif sehingga masuk golongan eksis (eksekutif-bisnis).
 
Pada masa-masa awal kereta ini berganti nama menjadi KA Lodaya, kereta ini dikenal dengan livery khusus yang hanya ada pada kereta ini, yaitu ''livery'' biru-putih dengan warna biru di ujung kanan dan kiri kereta serta putih di tengah, lengkap dengan tulisan "Lodaya". Sejak tahun 2006, livery ini mulai berganti dengan livery terbaru dan KA Lodaya menggunakan livery yang sama dengan kereta api lainnya, hingga saat ini.
 
== Asal Usul Lodaya ==
Nama Lodaya baru dipake pada 2 Mei 2002 atau 8 tahun setelahnya. Okupasi yang bagus membuat PT. KA waktu itu memperpanjang rutenya dari semula cuma Bandung-Jogjakarta jadi Bandung-Solo Balapan PP. Nah Lodaya diambil dari singkatan Solo-Bandung Raya.
 
Namun nama tersebut ternyata bukanlah sekedar singkatan Solo-Bandung Raya. Dilihat dari sejarahnya, Lodaya identik sama budaya sunda. Lodaya merupakan sosok maung (macan putih) jelmaan Prabu Siliwangi ketika berhadapan dengan putranya Raden Kian Santang.
 
Nama Lodaya juga banyak dipake di Jawa Barat. Mulai Jalan Lodaya, Stadion Lodaya di Kota Bandung, Lapangan Sakti Lodaya di Tasikmalaya, dan tentu saja Lodaya Bandung. Jadi bukan sekedar nama kereta singkatan Solo-Bandung Raya.
 
Pada saat penamaan pun PT. KA telah mempertimbangkan aspek sejarah dan budaya. Sebagaimana penamaan kereta-kereta yang lain. Sosok Lodaya sebagai Maung sebenarnya mudah ditemukan di Kota Bandung. Tugu penanda Kota Tua yang “dijaga” 4 ekor macan putih.
 
Kalo nggak mau susah nyebut Tugu Penanda Kota Tua, cukup sebut aja Tugu Lodaya atau Patung Lodaya. Karena keberadaan 4 ekor macan putih tadi. Jadi sekali lagi bukan sekedar nama kereta.
 
Di awal masa dinas, Kereta Api Lodaya berada di bawah operasional Daop 2 Bandung. Berlangsung selama kurang lebih 25 tahun. Di tahun 2018 menjelang Ramadhan, Kereta Api Lodaya mutasi dari Daop 2 Bandung ke Daop 6 Yogyakarta.
 
== Rangkaian KA sering Gonta-Ganti ==
Kereta Api Lodaya termasuk rangkaian kereta yang lumayan sering gonta-ganti layanan kelas. Tepatnya selama tiga kali pergantian. Pertama kali dinas layanannya full kereta bisnis. Waktu masih melayani Bandung-Jogjakarta dengan nama Fajar Pajajaran dan Senja Mataram.
 
Namun karena adanya permintaan, kereta eksekutif pun ditambahkan. Baik kereta api Fajar Pajajaran maupun Senja Mataram waktu itu selalu jadi favorit turis asing yang berkunjung ke Bandung dan hendak melanjutkan perjalanan ke Jogja.
 
Tingginya minat membuat PT. KA akhirnya memperpanjang rute dari semula Bandung-Jogja jadi Bandung-Solo. Perpanjangan rute termasuk pemberhentian di Stasiun Klaten (KT). Nama Fajar Pajajaran dan Senja Mataram pun akhirnya dirubah jadi Lodaya.
 
Kebanyakan orang mengartikan Lodaya sebagai singkatan dari Solo-Bandung Raya. Tapi sebenarnya Lodaya itu terkait sejarah kerajaan Sunda. Sosok maung jelmaan Prabu Siliwangi ketika berhadapan dengan Raden Kian Santang.
 
Fajar Pajajaran yang berangkat pagi berubah jadi Lodaya Pagi. Sementara Senja Mataram jadi Lodaya Malam. Walaupun sebenarnya sama-sama aja sih tetap Lodaya. Ketika berubah nama dan perpanjang rute, stamformasinya:
 
* Bandung-Solo :
Lokomotif + 1 Pembangkit + 2 kereta Eksekutif (K1) + 1 Kereta Makan + 4 kereta bisnis (K2).
 
* Solo-Bandung :
Lokomotif + 4 kereta bisnis (K2) + 1 kereta makan + 2 kereta eksekutif (K1) + 1 Pembangkit.
 
Sekilas stamformsinya sama kaya sang legenda KA Parahyangan. Memang iya sih, karena sama-sama punya Dipo Bandung (BD) jadi sering tukar-tukaran rangkaian. Tergantung KDK dan mana yang SO (Siap Operasi). Itu pun terjadi di semua kereta dan masih berlaku sampe sekarang.
 
Di era PT. Kereta Api Indonesia (KAI), formasi nggak banyak berubah. Paling cuma jarang bawa pembangkit karena udah ada KMP (Kereta Makan Pembangkit). Kereta eksekutif (K1) nya juga ditambah 2 kereta lagi jadi total 4 kereta. Sehingga formasinya menjadi:
 
* Bandung-Solo :
Lokomotif + 4 kereta eksekutif (K1) + 1 Kereta Makan Pembangkit (KMP) + 4 kereta bisnis (K2)
 
* Solo-Bandung :
Lokomotif + 4 kereta bisnis (K2) + 1 Kereta Makan Pembangkit (KMP) + 4 kereta eksekutif (K1)
 
Biasanya Kereta Api Lodaya bawa rangkaian kereta buatan tahun 1980-an untuk kereta bisnis. Adapun kereta eksekutif lebih bervariasi. Mulai keluaran tahun 1960-an sampe tahun 2002. Lagi-lagi tergantung mana yang Siap Operasi (SO).
 
Di awal masa dinas, Kereta Api Lodaya ditarik lokomotif CC 201. Seiring berjalan waktu CC 203 “si sprinter” gantian bawa dinas Maung Penghubung Priangan dan Mataram. Sebelum akhirnya peran keduanya digantikan CC 206 “Puongs” mulai tahun 2014.
 
== Operasional KA Lodaya akan dimutasi ke Daop VI ==
Tahun 2017 jadi babak baru dalam perjalanan si Maung. Penuhnya Dipo Bandung membuat si Maung mau nggak mau harus dimutasi ke Dipo Solo Balapan (SLO). Meski waktu itu masih dioperasikan Daop 2 Bandung. Namun untuk rangkaian udah pake punya Solo Balapan (SLO).
 
Mutasi tersebut dibarengi dengan kedatangan 1 trainset kereta eksekutif tahun 2009 ex Gajayana (K1 o9). Meski demikian rangkaian eksekutif lawas masih tetap disiagakan buat armada cadangan. K1 09 merupakan salah satu rangkaian kereta eksekutif terbaik di Indonesia.
 
Sayangnya kebersamaan dengan kereta terbaik itu nggak berlangsung lama. Terlebih ketika Kereta Api Lodaya mutasi ke Daop 6 Yogyakarta jelang Ramadhan 2018. Mutasi itu dibarengi perubahan stamformasi rangkaian jadi:
 
* Solo-Bandung:
Lokomotif + 4 kereta eksekutif (K1) + Kereta Makan Pembangkit (KMP) + 4 kereta bisnis (K2)
 
* Bandung-Solo:
Lokomotif + 4 kereta bisnis (K2) + Kereta Makan Pembangkit (KMP) + 4 kereta eksekutif (K1)
 
Secara waktu itu juga kereta api Senja Utama Solo mulai menambah layanan kereta eksekutif. Hingga antara Lodaya dan Senja Utama Solo nggak jarang bertukar rangkaian. Karena sama-sama punya Dipo Solo Balapan dan dioperasikan Daop 6 Yogyakarta.
 
Cuma untuk kereta eksekutifnya mau nggak mau harus kembali gunakan trainset lawas. Pernah satu hari full K1 64 buatan Nippon Sharyo Jepang. Pernah juga bawa K1 08 yang sebelumya dipake Taksaka dan Argo Dwipangga punya Dipo Yogyakarta (YK).
 
Terus kenapa ya Kereta Api Lodaya akhirnya mutasi ke Daop 6 Yogyakarta? Banyak yang bilang perpindahan itu karena Gopar Effect. Ya, kereta api Argo Parahyangan di saat yang sama lagi booming. Imbas dari Tol Cikampek yang macet. Penuh terus, nggak ngaruh weekend atau bukan.
 
Tingginya minat penumpang Kereta Api Argo Parahyangan tentu membuat Daop 2 Bandung sebagai operator titisan sang legenda meraup untung besar. Nah sementara di sisi lain, pendapatan Daop 6 Yogyakarta dari KAJJ masih kurang karena hanya penuh di saat weekend atau liburan.
 
Karena itulah Kereta Api Lodaya dimutasi ke Daop 6 Yogyakarta untuk membantu menaikkan pendapatan. Bagus sih, supaya nggak jomplang. Toh Daop 2 Bandung udah menang banyak dari Gopar.
 
== Rangkaian KA menjadi Stainless Steel ==
Tahun 2018 PT KAI mulai mengganti rangkaian-rangkaian usang dengan rangkaian baru berbody stainless steel. Semua demi meningkatkan kenyamanan para penumpang. Sesuai dengan slogan “Anda adalah Prioritas Kami”.
 
Kereta Api Lodaya termasuk yang kebagian kereta baru yang sering dijuluki kaleng-kaleng ini. Kebetulan trainset si Maung sendiri udah usang. Bahkan kadang bawa dinas rangkaian buatan tahun 1960-an. Termasuk K1 64 dari pabrikan MRT Jakarta, Nippon Sharyo.
 
Akhir 2018 Kereta Api Lodaya pun ganti rangkaian jadi stainless steel. Berakhirlah era kereta bisnis yang berlangsung sejak 1992. Ya, kereta bisnis identik sama si Maung. Meski juga bawa dinas kereta eksekutif (K1). Trainset kaleng-kaleng nggak ada kereta bisnis (K2).
 
'''Berikut Ini Stamformasi KA Lodaya: '''
{| class="wikitable"
|Nomor Gapeka