Kabupaten Sidoarjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ←Suntingan Sidoarjo BlackHat (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 202.67.41.230
Tag: Pengembalian
Baris 1:
Apasih Anjeng Awkakwkak
SMK PGRI 2 SIDOARJO Adalah Sekolah Yang Kepala Sekolah Nya Bernama Umar , Beliau Sering Korupsi Dana Bos Haha :v #2020GantiKepalaSekolah
 
== Sejarah ==
SMKSidoarjo PGRIdulu 2dikenal SIDOARJO Sekolah an Yang Tidak Bermutusebagai pusat [[Kerajaan Janggala]]. Pada masa kolonialisme [[Hindia Belanda]], daerah Sidoarjo bernama [[Sidokare]], yang merupakan bagian dari Kabupaten [[Surabaya]]. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama [[R. Ng. Djojohardjo]], bertempat tinggal di kampung [[Pucanganom, Sidoarjo|Pucang Anom]] yang dibantu oleh seorang wedana yaitu [[Bagus Ranuwiryo]] yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada [[1859]], berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Sidokare dipimpin [[R. Notopuro]] (kemudian bergelar [[R.T.P. Tjokronegoro]]) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal [[28 Mei]] [[1859]], nama Kabupaten Sidokare yang memiliki konotasi kurang bagus diubah namanya menjadi Kabupaten Sidoarjo.
Setelah R. Notopuro wafat tahun [[1862]], maka kakak almarhum pada tahun [[1863]] diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati [[R.T.A.A. Tjokronegoro II]] yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun [[1883]] Bupati Tjokronegoro pensiun, sebagai gantinya diangkat [[R.P. Sumodiredjo]] pindahan dari [[Tulungagung]] tetapi hanya 3 bulan saja menjabat sebagai Bupati karena wafat pada tahun itu juga, dan [[R.A.A.T. Tjondronegoro I]] diangkat sebagai gantinya.
Pada masa [[Pedudukan Jepang]] (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh [[Kaigun]], tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki [[Gedangan, Sidoarjo|Gedangan]], pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke [[Porong, Sidoarjo|Porong]]. Daerah Dungus (Kecamatan [[Sukodono, Sidoarjo|Sukodono]]) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan [[Tulangan, Sidoarjo|Tulangan]]. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah [[Jombang]].