Kabupaten Sidoarjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k ←Suntingan Sidoarjo BlackHat (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 202.67.41.230 Tag: Pengembalian |
||
Baris 1:
Apasih Anjeng Awkakwkak
== Sejarah ==
Setelah R. Notopuro wafat tahun [[1862]], maka kakak almarhum pada tahun [[1863]] diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati [[R.T.A.A. Tjokronegoro II]] yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun [[1883]] Bupati Tjokronegoro pensiun, sebagai gantinya diangkat [[R.P. Sumodiredjo]] pindahan dari [[Tulungagung]] tetapi hanya 3 bulan saja menjabat sebagai Bupati karena wafat pada tahun itu juga, dan [[R.A.A.T. Tjondronegoro I]] diangkat sebagai gantinya.
Pada masa [[Pedudukan Jepang]] (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh [[Kaigun]], tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki [[Gedangan, Sidoarjo|Gedangan]], pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke [[Porong, Sidoarjo|Porong]]. Daerah Dungus (Kecamatan [[Sukodono, Sidoarjo|Sukodono]]) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan [[Tulangan, Sidoarjo|Tulangan]]. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah [[Jombang]].
|