Ānanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
Para sejarawan bersikap skeptis terhadap historisitas sebagian besar peristiwa dalam kehidupan Ānanda, khususnya Konsili Pertama. Konsensus mengenai hal tersebut telah dihimpun. Sebuah catatan tradisional dapat digambarkan dari teks-teks awal, [[atthakatha|tanggapan-tanggapan]], dan [[teks Buddha pasca-kanonikal|kronik-kronik pasca-kanonikal]]. Ānanda memiliki peran penting dalam pendirian tatanan ''[[biksuni]]'' ({{lang-sa|bhikṣuṇī|italic=yes|link=no |lit=biarawati}}), saat ia meminta Buddha atas perantaraan ibu angkat dari Sang Buddha [[Mahapajapati|Mahāpajāpati Gotamī]] ({{lang-sa|Mahāprajāpatī Gautamī|link=no}}) agar ia mendapatkan ijin untuk ditahbiskan. Ānanda juga menyertai Sang Buddha pada tahun terakhir masa hidupnya. Sehingga, ia menjadi saksi mata dari beberapa ajaran dan prinsip yang disampaikan oleh Sanf Buddha sebelum kematiannya, termasuk prinsip terbaik yang harus dipegang oleh umat Buddha terhadap ajarannya dan disiplin sebagai perlindungan mereka, dan bahwa ia tak akan memilih pemimpin baru. Periode terakhir kehidupan Buddha juga menunjukkan bahwa Ānanda sangat memperhatikan orang-orang Buddha, dan ia sangat sedih saat Sang Buddha menjemput ajal.
 
Tak lama setelah kematian sang Buddha, Konsili Pertama diadakan, dan Ānanda memutuskan untuk meraih [[pencerahan (Buddhisme)|pencerahan]] tak laam sebelum konsili dimulai, yang merupakan sebuah keharusan. Ia memiliki peran sejarah pada konsili tersebut sebagai saksi hidup dari Sang Buddha, mengutip ulang banyak sumber Buddha dan mengecek keakuratannya. Namun, pada konsili yang sama, ia dibujuk oleh [[Mahakassapa|Mahākassapa]] ({{lang-sa|Mahākāśyapa|link=no}}) dan sebagian besar ''saṅgha'' untuk mengijinkan wanita untuk ditahbiskan dan memahami dan mengjormatimenghormati Buddha dalam beberapa hal krusial. Ānanda tetap mengajar sampai akhir hidupnya, menurunkan warisan spiritualnya kepada para muridnya [[Syanawasa|Sāṇawāsī]] ({{lang-sa|Śāṇakavāsī|link=no}}) dan Majjhantika ({{lang-sa|Madhyāntika|link=no}}), dan lainnya, yang kemudian memegang peran utama dalam [[Konsili Buddha Kedua|konsili kedua]] dan [[Konsili Buddha Ketiga|ketiga]]. Ānanda wafat 20 tahun setelah Sang Buddha, dan [[stupa]]-stupa didirikan di sungai dimana ia wafat.
 
Ānanda adalah salah satu orang yang paling dikasihi dalam Agama Buddha. Ia dikenal karena ingatannya, pengetahuannya dan kesalehannya, dan seringkali dipuji oleh Sang Buddha atas hal-hal tersebut. Ia dianggap sebagai orang paling menonjol dari San Buddha. Namun, ia masih tertarik pada hal duniawi dan belum tercerahkan, berlawanan dengan Sang Buddha. Dalam [[agama (Buddhisme)|tradisi-tradisi Sanskerta tertulis]], Ānanda dianggap menjadi patriark Dhamma, yang berada dalam garis spiritual, meraih ajaran dari Mahākassapa dan menurunkannya kepada para muridnya sendiri. Ānanda dihormati oleh para biksuni sejak abad pertengahan awal karena jasanya dalam mendirikan sangka biksuni. Pada masa sekarang, komponis [[Richard Wagner]] dan penyair India [[Rabindranath Tagore]] terinspirasi oleh cerita-cerita tentang Ānanda dalam karya mereka.