Peternakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
HaEr48 (bicara | kontrib)
→‎Jenis-jenis: lanjutkan
Baris 62:
=== Peternakan potong ===
Peternakan potong menghasilkan [[daging]], yang merupakan salah satu sumber utama [[protein]] di seluruh dunia. Rata-rata 8% dari kebutuhan energi manusia berasal dari daging. Jenis hewan yang dimakan tergantung pada preferensi dan kebiasaan setempat, ketersediaan, biaya, dan faktor-faktor lainnya. Sapi, kambing, domba, dan babi adalah spesies-spesies yang paling banyak diternakkan untuk dagingnya. Hewan-hewan ini memiliki kecepatan berkembang-biak yang berbeda. Sapi biasanya hanya melahirkan satu anak dan membutuhkan lebih dari setahun untuk dewasa; kambing dan domba sering memiliki anak kembar dan dapat disembelih sebelum umur satu tahun; babi adalah hewan yang sangat subur dan tiap tahun dapat menghasilkan hingga 11 anak.<ref>{{cite web |last1=Aherne |first1=Frank |last2=Kirkwood |first2=Roy |title=Factors Affecting Litter Size |url=http://www.thepigsite.com/articles/304/factors-affecting-litter-size/ |website=The Pig Site |date=16 February 2001}}</ref><ref name=Gregory>{{cite book |author1=Gregory, Neville G. |author2=Grandin, Temple |title=Animal Welfare and Meat Production |url=https://books.google.com/books?id=RTeyiR0rSEwC&pg=PA1 |year=2007 |publisher=CABI |isbn=978-1-84593-216-9 |pages=1–2}}</ref> Di kawasan tertentu, kuda, keledai, rusa, kerbau, llama, dan alpaka juga diternakkan untuk diambil dagingnya. Sifat yang diinginkan dari hewan-hewan ternak potong diantaranya kesuburan, ketahanan, kecepatan tumbuh, kemudahan pemeliharaan, dan efisiensi konversi makanan (tingginya hasil daging per pakan yang diberikan). Sekitar setengah dari daging di dunia dihasilkan dari hewan yang dibiarkan bebas di padang rumput atau kandang yang cukup luas, sedangkan setengahnya lagi dihasilkan dari peternakan intensif dengan sistem pabrik, terutama daging sapi, ayam, dan babi. Dalam sistem intensif, hewan-hewan ini dipelihara dalam ruangan dengan kepadatan tinggi.<ref name=Miller>{{cite book |author1=Miller, G. Tyler |author2=Spoolman, Scott |title=Sustaining the Earth |url=https://books.google.com/books?id=oxEeCgAAQBAJ&pg=PT159 |year=2014 |publisher=Cengage Learning |isbn=978-1-285-76949-3 |page=138}}</ref>
 
=== Peternakan perah ===
Semua mamalia menghasilkan susu untuk anak-anaknya, tetapi sapi adalah hewan utama yang dijadikan sumber susu untuk konsumsi manusia. Hewan lain juga diambil susunya di berbagai kawasan dunia, termasuk kambing, domba, unta, kerbau, kuda, dan keledai.<ref name=FAOdairy>{{cite web |url=http://www.fao.org/agriculture/dairy-gateway/milk-production/dairy-animals/en/ |title=Dairy animals |work=Dairy production and products |publisher=FAO |accessdate=23 May 2017}}</ref> Hewan-hewan ternak perah telah [[Domestikasi|didomestikasi]] dari habitat liarnya sejak lama, sehingga telah terjadi banyak pemuliaan sehingga memiliki sifat-sifat seperti kesuburan, produktivitas susu, kejinakan, dan kemampuan hidup di kondisi setempat.<ref name=FAObreeding>{{cite web |url=http://www.fao.org/agriculture/dairy-gateway/milk-production/breeding/en/ |title=Breeding |work=Dairy production and products |publisher=FAO |accessdate=23 May 2017}}</ref> Awalnya, dan kini masih dilakukan di berbagai peternakan tradisional, sapi memiliki berbagai fungsi sekaligus. Sapi tidak hanya dipelihara untuk diperah tetapi juga sebagai sumber tenaga (untuk menarik kendaraaan atau membajak sawah), kotorannya digunakan untuk menyuburkan tanah, dan menghasilkan produk lain seperti daging, kulit, atau rambutnya yang dapat dicukur dan dipintal.<ref name=FAOdairy/> Dalam peternakan modern, melalui pemuliaan muncul tipe-tepi sapi perah yang menghasilkan susu dalam jumlah sangat besar, seperti ras [[sapi holstein]] yang dikenal sangat ekonomis. Peternak dapat melakukan [[inseminasi buatan]] untuk mengawinkan hewan-hewan untuk menghasilkan keturunan unggul atau cocok dengan kondisi peternak.<ref name=FAObreeding/> Kambing dan domba kadang juga diternakkan untuk menghasilkan susu jika iklim atau kondisi setempat tidak memungkinkan peternakan sapi perah.<ref name=FAOdairy/>
 
Pada zaman modern, tren peternakan perah menunjukkan peralihan dari sistem peternakan keluarga menjadi peternakan besar yang intensif. Dalam peternakan keluarga yang kini mulai ditinggalkan, sapinya makan dari padang rumput dan hanya dibawakan makanan saat musim dingin atau kering. Dalam sistem intensif, sapi dipelihara dalam jumlah besar, hidup di dalam bangunan, dan makanannya dibawakan sepanjang tahun tanpa diberi kesempatan merumput.<ref>{{cite web |url=http://www.ruaf.org/sites/default/files/Zero%20Grazing%20Housing_1.pdf |title=Housing in a zero grazing system |publisher=Republic of Kenya: Ministry of Livestock Development |accessdate=5 June 2017}}</ref>
 
== Tujuan ==