The Jakmania: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ←Suntingan Roland Citoyen (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh NawanPangestu95
Tag: Pengembalian
Baris 20:
|stand = All tribun
|coordinates =
|leader_name = RolandFerry Delon TauranIndrasjarief
|key_people = [[Gugun Gondrong]]
|sub_group =
Baris 37:
Klub yang tadinya bernama Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) ini memiliki suporter bernama VIJers di era Hindia Belanda namun setelah kemerdekaan VIJers pun melenyap entah ke mana dan VIJ menganti nama menjadi Persija dan bergabung dengan Voetbalbond Batavia en Omstreken (VBO) seiring itu berdirilah kelompok suporter (PFC) Persija Fans Club namun keanggotaannya terbatas pada keluarga pemain dan pengurus Persija serta artis-artis ibu kota Jakarta. Melihat sedikitnya suporter Persija serta ditambah ketidak jelasnya kelompok PFC saat itu dan muncullah gagasan ide untuk membentuk suporter pada tahun 1997 dan bernama The Jakarta Mania (Jakmania).
 
Ide terbentuknya The Jakmania muncul dari [[RolandDiza DelonRasyid TauranAli]], manager Persija saat itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari [[Gubernur DKI Jakarta]] [[Rafika Deff TauranSutiyoso]]. Sebagai pembina Persija, Sutiyoso memang sangat menyukai sepak bola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali persepak bolaan Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung.
 
Pada awalnya, anggota The Jakmania yang masih berstatus komunitas hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat, yaitu William Nainggolan yang merupakan sosok paling ideal pada saat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.{{fact}}
 
Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk [[huruf]] [[J]]. Ide ini berasal dari [[RafiEdi Jiman MukhtiSupatmo]], yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.
 
Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan [[FaizalFerry FathurachmanIndrasjarief|Ir. T. Ferry Indrasjarief]] yang lebih akrab disapa Bung IsalFerry. Masa tugas Bung IsalFerry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, dan 2003-2005.
 
Bung IsalFerry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos [[Pelita Jaya]]{{fact}}, The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung IsalFerry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.
 
Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat [[tim nasional sepak bola Indonesia|tim nasional Indonesia]] berlaga jelang [[Piala Asia AFC/Asian Football Championship 2004|Piala Asia]], mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7.200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu [[Hanandiyo Ismayani]] atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang dan Ketua Umum sekarang ialah Richard Achmad.