Muhammad II dari Granada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 84:
[[File:Atalaya de la Encantada (Huéscar).jpg|thumb|Sebuah mercusuar zaman Nasrid di [[Huéscar]]. Muhammad II membangun barisan benteng di garis depan keamiran.]]
Muhammad membangun negara yang baru lahir bentukan ayahnya, dan tetap mempertahankan kemerdekaan kerajaannya dengan bersekutu dengan kekuatan lain, khususnya Kastilia dan Mariniyah, dan terkadang mendorong mereka untuk bertarung satu sama lain.{{sfn|Kennedy|2014|p=280}}{{sfn|Catlos|2018|p=341}} Sebuah esensi identitas juga timbul di kerajaan tersebut, disatukan lewat agama (Islam), bahasa (Arab) dan kesadaran akan ancaman terkini pada keselamatannya dari tetangga-tetangga Kristen pemakai [[rumpun bahasa Romansa]]. Sejarawan [[Ibnu Khaldun]] menyatakan bahwa ikatan tersebut dijadikan sebagai pengganti dari ''[[asabiyyah]]'' atau solidaritas suku, yang dianggap oleh Ibnu Khaldun bersifat mutlak untuk kebangkitan dan kejatuhan negara.{{sfn|Harvey|1992|pp=163–164}}
 
Muhammad II adalah penghimpun sebenarnya dari negara Nasrid dengan reformasi-reformasinya dalam administrasi dan ketentaraan.{{sfn|Carrasco Manchado|2009|p=402}} Kegiatan legislatif menonjolnya meliputi pembuatan protokol kerajaan Nasrid (''rusūm al-mulk''),{{sfn|Carrasco Manchado|2009|p=429}} dan kanseri istana (''al-kitāba''), dimana kepala figur pemerintahannya adalah kelak wali raja [[Abu Abdallah bin al-Hakim]].{{sfn|Carrasco Manchado|2009|p=439}} Masa pemerintahannya juga diwarnai ekspansi dan institusionalisasi Sukarelawan Iman (juga disebut [[Ghazi (prajurit)|''ghazi'']] dalam bahasa Arab): para prajurit yang direkrut dari Afrika Utara untuk mempertahankan Granada dari Kristen. Beberapa diantaranya adalah anggota suku atau keluarga yang diasingkan dari negara Mariniyah.{{sfn|Kennedy|2014|p=282}} Beberapa diantara mereka menetap di kota Granada, menghimpun kawasan [[Mancomunidad de Municipios Marquesado del Zenete|Zenete]] (diambil dari nama suku Berber [[Zenata]]),{{sfn|Kennedy|2014|p=282}} dan beberapa di kawasan barat kerajaan tersebut, seperti Ronda dan kawasan sekitar.{{sfn|Harvey|1992|p=162}} Mereka menerima bayaran dari negara, namun seringkali berkonflik dengan warna lokal di kawasan yang mereka tinggali. Pada awal 1280an, saat Granada brkonflik dengan Mariniyah, para Sukarelawan tersebut masih loyal dan mempertahankan Granada melawan Kastilia, saat wilayah tersebut diserang pada saat yang sama.{{sfn|Harvey|1992|p=159}} Sepanjang waktu, para Sukarelawan tersebut menjadi pasukan militer paling penting dari Granada, berjumlah 10.000 pada akhir masa pemerintahan Muhammad dan melampaui pasukan rekrutan lokal Granada. Pemimpin mereka, ''shaikh al-ghuzat'', memegang posisi penting dalam politik Granada.{{sfn|Kennedy|2014|pp=282–283}} Orang-orang berbeda disebut sebagai ''shaikh'' oleh Muhammad pada titik-titik berbeda masa pemerintahannya, termasuk Ali bin Abi Iyad bin Abd al-Haqq, Tasfin bin Mu'ti, Musa bin Rahhu, Abd al-Haqq ibn Rahhu, dan Ibrahim bin Yahya.{{sfn|Arié|1973|p=240}}
 
[[File:Damenturm mit ältester Deko in Alh in Partalgärten oberh Nasridenpaläste - Alhambra Andalusien Spanien Foto WOlfgang Pehlemann P1100764.jpg|thumb|Muhammad II menambahkan Torre de las Damas (''gambar'') dan Torre de los Picos di [[Alhambra]].]]
Secara teritorial, Muhammad mengkonsolidasikan kerajaannya dan meraih beberapa kekuatan di [[Kerajaan Jaén]], termasuk Quesada dan Alcaudete.{{sfn|O'Callaghan|2011|p=118}} Ia kehilangan Tarifa dari Kastilia. Sejak itu, kota tersebut tak pernah lagi berada di tangan Muslim.{{sfn|Kennedy|2014|pp=284–285}} Ancaman dalam negeri dari Banu Ashqilula disingkirkan, dan Muhammad tak hanya dipandang berhasil memadamkan serangan-serangan Mariniyah berulang, namun juga merebut kekuasaan-kekuasaan mereka di Al-Andalus.{{sfn|Catlos|2018|p=341}}{{sfn|Carrasco Manchado|2009|p=403}} Muhammad menghimpun proyek perbentengan skala besar untuk pertahanan kerajaan, membangun serangkaian kekuatan yang disuplai baik dan berposisi strategis dari barat sampai timur, yang membentuk tulang punggung pertahanan garis depan Granada selama berabad-abad.{{sfn|Kennedy|2014|p=283}}{{sfn|Arié|1973|p=230}}{{sfn|Albarrán|2018|pp=45–47}} Perbentengan tersebut juga menguatkan kontrol kerajaan karena perbentengan tersebut dikontrol oleh para gubernur militer (''qa'id'') yang dipilih dan dirotasi oleh istana alih-alih diperintah oleh para penguasa herediter.{{sfn|Albarrán|2018|pp=46–47}} Perbentengan tersebut seringkali terletak di pegunungan atau kawasan lain yang sulit dicapai, dan hanya dapat direbut atau dirangseki oleh alat perang pengepungan mahal.{{sfn|Albarrán|2018|pp=45–46}}
 
Muhammad meningkatkan pengaruh waliraja di negara Nasrid. Ia hanya memiliki satu wali raja sepanjang masa pemerintahannya yang lama, Abu Sultan Aziz bin Ali bin al-Mun'im al-Dani, yang menjadi sekutu kepercayaannya. Ia juga menjabat sebagai utusan Muhammad untuk Mariniyah, mengkomandani beberapa operasi militer, dan sama-sama menandatangani banyak dokumen kerajaan.{{sfn|Arié|1973|p=306}} Muhammad juga meluaskan istana dan kompleks benteng [[Alhambra]] yang dimulai oleh ayahnya, membangun apa yang sekarang dikenal sebagai Torre de las Damas dan Torre de los Picos.{{sfn|Arié|1973|p=463}}
 
Dalam urusan luar negeri, Muhammad mendorong peningkatan dagang dengan Kristen Eropa, khususnya para pedagang Italia dari [[Republik Genoa|Genoa]] dan [[Republik Pisa|Pisa]].{{sfn|Harvey|1992|p=161}} Pada 18 April 1279, Muhammad membuat sebuah traktat dengan utusan Genoa, memberikan hak untuk mengekspor barang-barnag Granada kepada republik tersebut dengan potongan bayaran 6.5% dan membangun [[faktori (pos dagang)|faktori dagang]] di keamiran tersebut, sebagai pertukaran untuk menyuplai kapal-kapal ke Granada saat konflik melawan kekuatan Muslim lain yang tak bersekutu dengan Genoa.{{sfn|Arié|1973|pp=360–361}}
 
Muhammad II dikenal dengan sebutan ''al-Faqih'', yang artinya "[[fakih|pakar hukum]]", namun juga dapat berarti "orang Bijak", dan tak hanya merefleksikan pendidikan tingginya, namun juga karena ia dikelilingi oleh para cendekiawan dan penyair. Seperti tokoh sezamannya, Raja Alfonso X dari Kastilia, Muhammad menulis puisi dan mengedepankan kehiatan budaya signifikan di istananya, bersaing dengan Alfonso dalam hal memukau orang pintar.{{sfn|Carrasco Manchado|2009|p=402}} Sejarawan Spanyol Ana Isabel Carrasco Manchado menyatakan, "''al-Faqih'' adalah sebutan tak lazim di kalangan penguasa Andalusi; ini menggarisbawahi kepribadian politik yang ditujukan untuk menonjolkan diri sendiri lewat asosiasi dengan praktek intelektual dan dengan iman, serta norma-norma keadilan dan hukum, selaran dengan kegiatan para ''faqih''".{{sfn|Carrasco Manchado|2009|p=402}}
 
== Referensi ==