Sylvia Widiantono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Ah madsufi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 2:
 
== Biografi ==
Sylvia Widiantono berkenalan dengan [[Teguh Karya]] pada 1966, saat pementasan ''Langit Hitam'' karya Taufik Ismail, di [[Fakultas Psikologi]] [[Universitas Indonesia]]. Kala itu Sylvia ikut ambil bagian dalam pementasan tersebut. Teguh rupanya terkesan dengan penampilan Sylvia dan mengajak Sylvia untuk bermain dan bergabung di pementasan Teguh Karya mendatang. Kecocokan Sylvia dan Teguh membawa Sylvia terlibat lebih jauh lagi dalam kegiatan berteater sampai berdirinya [[Teater Populer]].
 
Tahun 1980, [[Slamet Rahardjo]], rekannya di Teater Populer, sekaligus juga sama-sama murid Teguh Karya, membuat film ''[[Seputih Hatinya Semerah Bibirnya]]'', dan Sylvia ikut ambil bagian dalam film itu. Dua tahun kemudian, 1982, Teguh Karya membuat film drama ''[[Di Balik Kelambu]]'' memasang Slamet Rahardjo dan [[Christine Hakim]] sebagai pemeran utama. Sylvia kebagian peran sebagai kakak Nurlela ([[Christine Hakim]]) dan lewat peran itu ia berhasil masuk jajaran nominasi FFI untuk pertama kali di kategori pemeran pembantu wanita, namun kalah oleh [[Nani Wijaya]] lewat film RA Kartini. Selanjutnya, penampilan Sylvia memang terbatas pada film-film karya Teguh Karya atau Slamet Rahardjo. ''[[Doea Tanda Mata]]'' dan ''[[Secangkir Kopi Pahit]]'' juga menampilkan akting prima Sylvia Widiantono. Dalam Secangkir Kopi Pahit, dia menjadi ibunda Togar ([[Alex Komang]]) yang menikah dengan wanita seusianya, Lola ([[Rina Hassim]]).
 
Pada tahun 1987, Sylvia juga tampil dalam film ''[[Kasmaran (film)|Kasmaran]]'' karya Slamet Rahardjo Djarot, dimana ia memerankan karakter tetangga [[Ida Iasha]] dan [[Dwi Yan]]. Jarang tampilnya Sylvia di film, memang karena prinsip Sylvia yang lebih memprioritaskan dunia teater. Di era 90-an, ketika perfilman mengalami mati suri, Teguh Karya membuat beberapa karya drama televisi, diantaranya, ''Mainan Dari Gelas'' (1996) dan ''Perkawinan Siti Zubaedah'' (1996). Dalam ''Mainan Dari Gelas'', Sylvia bermain bersama [[Paquita Widjaya]] dan Eko Haryanto. Dan dalam ''Perkawinan Siti Zubaedah'', Sylvia tampil meyakinkan bersama [[Ayu Azhari]] dan Alex Komang.
 
Sepeninggal Teguh Karya pada tahun 2001, secaradengan sendirinya membuat Sylvia Widiantono mundur dari dunia akting di film ataumaupun televisi. Beberapa tahun belakangan, Sylvia terkena serangan stroke yang membuatnya harus duduk di kursi roda.<ref>[http://rolfilmblog.blogspot.co.id/2012/06/sosok-sylvia-widiantono.html Sosok Sylvia Widiantono], diakses 1 Mei 2016</ref>
 
== Filmografi <ref>[http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4c516280b76fa_sylvia-widiantono#.VySbNjH2TBQ Filmografi Sylvia Widiantono di filmindonesia.or.id], diakses 1 Mei 2016</ref> ==