Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sejarah: Menghilangkan Changi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Me iwan (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik
Baris 71:
 
=== Data lapangan ===
* Runway 1: Heading 08R/26L, 4,000  m (13.123 ft), 68/F/C/X/T, ILS, Lighting: PAPI
* Fire Category VIII, Rescue and fire fighting
* Navigational Aids: VOR-DME, NDB
* Airfield Restrictions: Wide body ACFT 180 turn at the end of Runway
 
* Runway 2: Heading 08L/26R, 3,000 m (9,843 ft), 68/F/C/X/T, ILS, Lighting: PAPI
* Fire Category XIII, Rescue and fire fighting
Baris 111 ⟶ 110:
 
== Sebagai pusat pendidikan TNI Angkatan Udara ==
Lanud Adi Soemarmo yang terletak 11 &nbsp;km sebelah barat [[Kota Surakarta]] pada awalnya merupakan lapangan terbang darurat yang dibangun tahun 1940.<ref>[http://tentara-angkatan-udara.blogspot.in/2015/09/pangkalan-tniau-adi-soemarmo.html "Lanud Adi Soemarmo"]</ref> Dengan datangnya tentara Jepang tahun 1942 landasan tersebut digunakan sebagai basis [[militer]] penerbangan tentara Jepang, maka dibangunlah landasan, bangunan-bangunan untuk kantor, asrama, gudang, dapur, menara dan hanggar. Setelah proklamasi kemerdekaan RI [[17 Agustus]] [[1945]], Komite Nasional Indonesia (KNI) Colomadu dan Badan Perjuangan mengadakan perundingan dengan Komandan Butai Panasan. Hasil dari perundingan tersebut menghasilkan keputusan berupa pengosongan oleh tentara jepang. Dengan penyerahan lapangan terbang panasan kepada pihak Badan Perjuangan Panasan merupakan beban yang tidak ringan. Kegiatan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk organisasi yang dinamakan penerbangan Surakarta yang dibentuk tanggal 6 Pebruari 1946.
 
Peresmian tersebut diramaikan dengan demonstrasi penerbangan dan ''Joy Flight'' dengan pesawat-pesawat yang didatangkan dari [[Yogyakarta]]. Organisasi ini merupakan cikal bakal lahirnya pangkalan udara panasan. Sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi organisasi ketentaraan di Indonesia menjadi [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI), jawatan penerbangan lebur menjadi satu yaitu TRI Angkatan Udara. Pada bulan Mei 1946 telah datang pesawat Cureng dari markas tertinggi TRI Angkatan Udara di Yogyakarta yang membawa rombongan [[KSAU]] [[Suryadi Suryadarma|Komodor Udara Suryadi Suryadarma]], Wakil KSAU Komodor Udara R. Sukarnaen Martodisumo dan [[Abdulrahman Saleh (pahlawan)|Prof. DR. Abdul Rachman Saleh]]. Maksud kedatangan rombongan tersebut untuk menerima penyerahan penerbangan [[Surakarta]] dari Divisi IV Surakarta yang terdiri dari Kolonel Sutarto, Letkol Mursito dan Letkol Sudibyo. Secara resmi Penerbangan Surakarta menjadi Pangkalan Udara Panasan yang merupakan integral dari Angkatan Udara. Sebagai Komandan Pangkalan Udara Panasan dijabat oleh Opsir Muda Udara I Soeyono, Opsir Muda Udara II Ali Sutopo sebagai wakil dan Opsir Muda Udara III Sartolo sebagai Kegartier Master.