Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adhit Fastman (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 48:
}}
 
'''Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman''' ([[Kode bandar udara IATA|IATA]]: '''BPN''', [[Kode bandar udara ICAO|ICAO]]: '''WALL'''), dikenal juga dengan '''Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman''', sebelumnya '''Bandar Udara Sepinggan''', adalah bandar udara yang melayani penerbangan untuk [[Kota Balikpapan]], [[Kalimantan Timur]] dan diproyeksikan menjadi gerbang utama menuju [[ibu kota Indonesia|ibu kota negara]] yang baru.<ref>https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4682325/ibu-kota-baru-bakal-dilewati-tol-pertama-di-kalimantan</ref> Bandar udara ini dioperasikan oleh [[PT. Angkasa Pura I]] dan dibuka pada tanggal [[6 Agustus]] [[1997]]. Bandara ini memiliki luas 300 hektar dan merupakan bandar udara ke-4 terbesar dari 13 bandara yang dikelola [[PT. Angkasa Pura I]]. Rencana pengembangan pada lahan-lahan yang tersedia di sekitar bandara ini terus dilaksanakan, antara lain hotel transit meeting room, restoran dan mini market.
 
Dengan lokasi lapangan terbang di tengah permukiman padat penduduk, pendaratan di bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman cukup menegangkan bagi penumpang maupun pilot.<ref>http://dishub.kaltimprov.go.id/dinamic.php?act=I&id=45&kategori=&cari=</ref><ref>http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/26870/layang-layang-ganggu-penerbangan.html</ref> Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman dituntut warga Sepinggan dan DPRD Balikpapan karena tingkat kebisingan yang tinggi.<ref>http://www.balikpapanpos.co.id/berita/detail/160246-warga-tuntut-angkasa-pura.html</ref> Studi [[Universitas Indonesia]] menyatakan kebisingan Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, mengakibatkan 9% penduduk Sepinggan dan Gunung Bahagia menderita ketulian dan sulit berkomunikasi. Mayoritas mengalami sulit tidur, berkomunikasi dan pendengaran. Seluruh responden warga Sepinggan dan Gunung Bahagia merasa terganggu dan tidak nyaman.<ref>http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-73172.pdf</ref> Kebisingan juga mengakibatkan warga di sekitar bandar udara mengeluarkan biaya kesehatan hingga Rp 500.000,00 per tahunnya yang mana biayanya akan meningkat lagi saat musim haji.<ref>http://il-s2.unri.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/TA.2010.2-CITRA-DKK-Makalah-Ekologi-dan-Pengantar-Ilmu-Lingkungan-OKKKKKK.pdf</ref>