Kusumadinata II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan 222.124.112.175 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot
Tag: Pengembalian
Baris 11:
|death_place =
|nationality =
|ethnicity=[[Suku Sunda|Sunda]]
|other_names = PrabuPangeran KusumadinataAngkawijaya, II<br>Pangeran AngkawijayaKusumadinata II
|known_for = PenerusRaja KerajaanMandala SundaSumedang (Pakuan Pajajaran)Larang,
|awards=Nalendra Kerajaan Pakuan Pajajaran.
|religion = [[Islam]]
|parents=
* KusumadinataKusumahdinata I alias [[Pangeran Santri]] alias Ki Gedeng Sumedang).
* [[Ratu Pucuk Umun]] alias Ratoe Inten Dewata alias Satyasih.
|spouse =
Baris 26:
{{Collapsible list|title=Dari ''Gedeng'':<ref name="Silsilah">{{cite web|url=http://silsilah-ernimuthalib.blogspot.com/2012/04/silsilah-pangeran-santri-koesoemadinata.html|title=Silsilah Keluarga Pangeran Santri Koesoemadinata|authors=Erni Muthalib|publisher=Erni Muthalib Blog|date=Sabtu, 07 April 2012|accessdate=3 Agustus 2015}}</ref>|1=
{{plainlist|1=
*# Pangeran Rangga Gede alias KusumadinataKusumahdinata IVIII.
*# Raden Aria Wiraraja I.
*# Ki Kadu Rangga Gede.
Baris 44:
{{Collapsible list|title=Dari ''Harisbaya''<ref name="Keturunan Harisbaya">{{cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=Muoj7z9IOI8C&pg=PA123&lpg=PA123&dq=Pangeran+Panjunan+/+Syekh+Maulana+Abdurahman+%28Sunan+Panjunan%29&source=bl&ots=BhliEIzcmH&sig=VsZIAVrgqw3etS4Nk-JtS2CDqNw&hl=id&sa=X&ei=L562VK66BYv9ugSojIGoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=Pangeran%20Panjunan%20%2F%20Syekh%20Maulana%20Abdurahman%20(Sunan%20Panjunan)&f=false|title=Arkeologi Islam Nusantara|authors=Uka Tjandrasasmita|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year=2009|date=|accessdate=3 Agustus 2015}}</ref>|1=
{{plainlist|1=
*# [[Rangga Gempol I|Pangeran Aria Suriadiwangsa]] alias Kusumadinata III.<ref name="Keturunan Harisbaya" /><ref>Hardjasaputra, A. Sobana. (Jumat, 21 Juni 2013). ''[http://sobhar.blogspot.com/2013/06/permasalahan-dalam-sejarah-sumedang.html Permasalahan Dalam Sejarah Sumedang - Tinjauan Akademis]'', Blog Prof. Dr. A. Sobana Hardjasaputra. Diakses 8 Agustus 2015.</ref><ref>Nama alias Pangeran Dipati Rangga Gempol I alias Kusumahdinata IV. Bupati Wedana Mataram I untuk seluruh wilayah Pasundan.</ref>
*# Pangeran Tumenggung Tegal Kalong.<ref name="Keturunan Harisbaya" /><ref>Mertua Sultan Mataram</ref>
*# Raden Rangga Nitinagara.<ref name="Keturunan Harisbaya" /><ref>Yang menurunkan para bupati dan pembesar (Keluarga Wangsatanu).</ref>
Baris 61:
* Santoan Tjikeroeh.
* Santoan Awi Luar.
|occupation = [[Kerajaan Sumedang Larang|Raja Sumedang Larang]]
}}
 
[[Berkas:Makam guesan ulun.jpg|jmpl|ka|260x260px|Makam Prabu Geusan Ulun Adji Putih yang terletak di komplek pemakaman Dayeuh Luhur [[Kabupaten Sumedang]].]]
'''Pangeran Angkawijaya''' yang terkenal dengan gelar '''Prabu Geusan Ulun''' dalam silsilah keluarga Sumedang adalah putra Pangeran KusumadinataKusumahdinata I ([[Pangeran Santri]]) selain dianggap sebagai raja daerah atau mandala [[Kerajaan Sumedang Larang]] juga mendapat gelar jabatan ''Nalendra'' dari Kerajaan [[Pakuan Pajajaran]].
 
Dia dijadikan titik tolak urutan para keturunan Sumedang serta diposisikan sebagai Bupati pertama walaupun istilah Bupati belum dikenal pada waktu itu. Mulailah urutan para penguasa atau Bupati yang memerintah [[Sumedang]] secara turun menurun, dimulai dari pewarisan kekuasaan/ kerajaan kepada salah satu putranya yang bernama Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Kusumadinata II dan bergelar N''alendra'' yang memerintah dari tahun 1578 sampai tahun 1610
Baris 83:
Pada masa pemerintahannya terkenal dengan peristiwa yang menggemparkan sekaligus memalukan yaitu, dibawa kaburnya Ratu Harisbaya salah satu istri Raja Cirebon [[Pangeran Girilaya]] Panembahan Ratu pada saat Prabu Geusan Ulun berkunjung ke Keraton [[Cirebon]] sekembalinya dari [[Kerajaan Demak]] dalam rangka memperdalam agama [[Islam]], terjadi penyerbuan [[Cirebon]] yang mengakibatkan dia terpaksa menyingkir ke Dayeuh Luhur bersama Ratu Harisbaya serta sebagian kecil rakyat dan pengikutnya. Meski pada akhirnya tercapai perdamaian dengan Cirebon namun Sumedang Larang mengalami kerugian besar yaitu hilangnya wilayah Sindang Kasih yang sekarang dikenal dengan nama [[Kabupaten Majalengka]] diserahkan kepada Panembahan Ratu Cirebon sebagai pengganti talak tiga atas nama Ratu Harisbaya, sejak itulah pusat pemerintahan Sumedang Larang pindah dari Kutamaya ke Dayeuh Luhur dan akhirnya dia wafat dan dimakamkan disana bersama Ratu Harisbaya.
 
Ratu Harisbaya diperistri oleh Pangeran Geusan Ulun sebagai istri kedua dan memiliki anak salah satunya bernama [[Rangga Gempol I|Suriadiwangsa]] yang kelak bergelar [[Pangeran Kusumadinata IIIIV]], sementara dari istri pertama yang bernama Nyai Mas Cukang Gedeng Waru memiliki anak salah satunya bernama [[Rangga Gede]] dan diberi gelar [[Pangeran Kusumadinata IVIII]], untuk tidak menimbulkan pertengkaran di kemudian hari maka pada tahun 1601 wilayah [[Sumedang Larang]] dibagi dua yang masing-masing dipimpin oleh kedua putranya diatas.<ref>{{Cite web|url=https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1051|title=Kabupaten Sumedang - Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat|website=jabarprov.go.id|access-date=2019-08-18}}</ref><ref>{{Cite book|title=Widyasancaya|url=https://books.google.co.id/books?id=wdFRAQAAMAAJ&q=%22Geusan+Ulun%22+%22Rangga+Gempol%22+%22Rangga+Gede%22&dq=%22Geusan+Ulun%22+%22Rangga+Gempol%22+%22Rangga+Gede%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi8uOzf5IzkAhVNf30KHeqAATIQ6AEITTAG|publisher=Departemen Kebudayaan dan Pariwisata|date=2006|isbn=9789799557995|language=id}}</ref>
 
== Dalam masa Kesultanan Mataram ==
Baris 99:
# Sementara itu sedang terjadi perang dingin antara Kesultanan Banten dengan Kesultanan Cirebon sementara Sumedang Larang terjepit di antara dua kekuasaan tadi sehingga mengambil jalan keluar dengan mengabdikan diri ke Mataram, yang memiliki kekuatan melebihi kedua Kesultanan tadi.<ref>Faktor ini dapat disebabkan karena, Kerajaan atau [[Kesultanan Banten]], [[Cirebon]] dan [[Mataram]] sangat kuat pada masa itu, mereka memiliki pantai-pelabuhan tempat berbagai kegiatan bukan hanya perdagangan tetapi juga masuknya persenjataan modern ukuran masa itu.</ref>
 
Sumedang baru pertama kali memiliki meriam dan senjata api ± 30 tahun kemudian pada periode pemerintahan Pangeran Rangga Gempol III (Pangeran Panembahan) itupun dalam jumlah sedikit yang diperoleh dari pemberian Belanda. Aria Suriadiwangsa alias Kusumadinata IIIIV alias Rangga Gempol I diangkat sebagai ''Bupati Wadana Prayangan'', jabatan yang setingkat dengan [[Gubernur]] masa kini yang membawahi wilayah seluruh [[Jawa Barat]] kecuali [[Cirebon]] dan [[Banten]] (sebelum Banten menjadi [[propinsi]] di era reformasi) termasuk membawahi wilayah yang dikuasai Rangga Gede alias Pangeran KusumadinataKusumahdinata IVIII, tidak berapa kemudian dia mendapat perintah untuk menaklukkan Sampang Madura.
 
== Lihat pula ==