Krakatau Steel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ref ngawur
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
| equity = 80% Pemerintah Indonesia, 20% Publik
| parent = [[Indonesia|Pemerintah Indonesia]]
| key_people = <ref>http://www.krakatausteel.com/?page=content&cid=11</ref>
*Silmy Karim (Presiden Direktur)
*Tardi. (Direktur Keuangan)
Baris 36:
}}
 
'''PT Krakatau Steel''' merupakan [[BUMN]]<ref name="test">[http://www.bumn.go.id/krakatausteel/ krakatausteel], (Kaunduh 14/2/13).</ref> yang bergerak dibidang produksi baja. Perusahaan yang beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi dan berpengaruh bagi pembangunan ekonomi nasional. Ketika dibentuk pada tanggal 20 Mei 1962, perusahaan yang dulunya bernama Cilegon Steel Mill ini resmi berdiri dengan kerjasama Tjazpromexport dari [[Uni Soviet]]. Namun, terjadinya gejolak politik dan ekonomi yang parah, mengakibatkan pembangunan pabrik sempat terhenti. Barulah memasuki awal 1970an, unit pabrik dilanjutkan pembangunannya dan dioperasikan secara resmi pada tanggal 31 Agustus 1970 dengan nama perusahaan Krakatau Steel. Selama dekade pertama perusahaan berdiri, Krakatau Steel telah melakukan gerak cepat dalam pembangunan kawasan operasi terpadu produksi baja di Cilegon dengan berbagai peresmian operasional perdana yang disaksikan dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto dari pusat pengolahan air terpadu, pelabuhan cigading, PLTU Cilegon 400 MW serta pabrik baja terpadu yang meliputi 4 produk baja utama.
 
== Sejarah Singkat ==
Jauh sebelum gagasan industri baja nasional muncul, cikal bakal pengolahan bijih besi telah lahir sejak tahun [[1861]]. Kala itu, pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] membangun tanur di [[Lampung]]. Pembangunan Tanur di Lampung berfungsi untuk mengolah hasil tambang bijih besi berbahan bakar [[batubara]]. Meski berukuran kecil, industri pengolahan tersebut mampu menghasilkan baja kasar yang berfungsi untuk membuat suku cadang pabrik gula, pabrik karet dan peralatan pertanian. Namun industri pengolahan bijih besi tersebut tutup lantaran pengelolaannya yang tidak profesional.