Mojosongo, Jebres, Surakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Daromez (bicara | kontrib)
→‎Pembagian wilayah: Disesuaikan kondisi dan perkembangan saat ini
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 55:
Ada sebuah kampung unik di Mojosongo yaitu [[Kampung Agrowisata Bonsai]]. Disebut kampung Agrowisata Bonsai karena sebagian warganya membudidayakan tanaman bonsai di pekarangannya. Kampung ini dirintis sejak mulainya program relokasi warga bantaran sungai Bengawan Solo.
 
Sebagian penduduk di Kampung Bonsai adalah warga relokasi dari Tegal Kuniran dan warga relokasi Sawah Karang. Dipilihnya tanaman bonsai karena tanah atau [[rumah]] yang dimiliki dari bantuan pemerintah kota rata-rata 50 m2 sehingga hampir tidak memiliki lahan pekarangan untuk bertanam. Disamping itu program wali kota Solo pada waktu itu Bp Jokowi mencanangkan hutan dalam kota Solo, serta ''"one man one tree " (satu orang satu pohon) ''maka seluruh warga dipimpin oleh Ketua RT 7 RW VIII Bp Daromez SB waktu itu sepakat mengembangkan tanaman bonsai di rumah masing-masing warga.
 
Agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat maka nama jalan juga menggunakan nama Bonsai Raya, Bonsai I, II, III, IV, V, VI, dan VIII. Nama perkumpulan pemuda juga menggunakan nama "KATAGOTASAI" artinya''' Karang Taruna Agrowisata Bonsai''' yang menunjukkan dukungan pemuda pemudi. Kampung ini diresmikan oleh Bp Jokowi pada tahun 2009 dan berlanjut sebagai presiden RI ke 7.
Baris 66:
 
 
Produk lain yang menjadi ciri khas kalurahan Mojosongo Solo adalah merupakan sentra industri kerajinan sangkar burung yang juga memasok seluruh kota di Indonesia. Bahkan produk sangkar burung produksi kelurahan Mojosongo ini sudah mulai di ekspor ke mancanegara. Harga sangkar burung bervariasi mulai yang paling murah Rp 1040.000 sampai Rp 3.000.000.
 
Tahun 2019 salah satu tokoh masyarakat dan juga mantan ketua RT 7 RW 8 Mojosongo mengembangkan tanaman markisa, cincau, dan kamboja. Ketiga tanaman tersebut memiliki prospek yang cerah dan memiliki nilai ekonomis.
 
Permintaan daun cincau dari pedagang es cincau dan masyarakat Surakarta belum bisa dipenuhi secara maksimal. Harga daun cincau hijau per kg rp 10rb dapat menambah pendapatan keluarga.