Aji Muhammad Parikesit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Pembatalan |
||
Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{Infobox royalty
|name = Aji Muhammad Parikesit
|image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Sultan Ali Muhammad Parikesit en Aji Pangeran Ratu lopen de assistent-resident tegemoet bij de overdracht van het nieuwe paleis van de sultan te Tanggarong Borneo TMnr 10001600.jpg
|caption = Sultan Aji Muhammad Parikesit bersama Aji Pangeran Ratoe
|succession = [[Daftar Sultan Kutai|Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura]]
|reign = 14 November 1920 - 21 Juni 1960
Baris 8 ⟶ 9:
|predecessor = [[Aji Muhammad Alimuddin]]
|successor = [[Aji Muhammad Salehuddin II]]
|birth_date = {{birth date|
|birth_place = [[Tenggarong]]
|death_date = {{death date|1981|11|22}}
|death_place = [[Tenggarong]]
|religion = [[Islam]]
}}
'''Aji Muhammad Parikesit''' (dilahirkan dengan nama ''Aji Kaget
== Biografi ==
Tahun [[1911]] ia menempuh ujian P.H.S. Dua Tahun sesudah itu ia pindah ke sekolah Osvia di [[Serang]]. Pada tahun [[1917]] ia kembali ke Kutai, sebab
▲Tahun [[1911]] ia menempuh ujian P.H.S. Dua Tahun sesudah itu ia pindah ke sekolah Osvia di [[Serang]]. Pada tahun [[1917]] ia kembali ke Kutai, sebab [[Aji Pangeran Mangkunegoro]] ingin mendidik ia untuk memegang pemerintahan dan untuk mengenali adat lembaga negeri.
Tanggal [[14 November]] [[1920]] ia dinobatkan menjadi sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Parikesit. Untuk melanjutkan sekolah dan menambah luas pengetahuannya, pada tahun 1928
▲Tahun [[1918]] ia diberi gelar ''Aji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soeria Adi Ningrat''.
▲Tanggal [[14 November]] [[1920]] ia dinobatkan menjadi sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Parikesit. Untuk melanjutkan sekolah dan menambah luas pengetahuannya, pada tahun 1928 beliau dengan permaisuri pergi ke negeri [[Belanda]]. Dan ketika itulah Aji Muhammad Parikesit dihadiahi gelar ''Officier der Orde van Oranje Nassau'' dari [[Belanda|Kerajaan Belanda]].
== Pemerintahan Kutai ==
Sultan Adji Muhammad Parikesit dibantu oleh tiga orang menteri yang memegang Pemerintahan kesultanan. Adapun seluruh daerah kesultanan Kutai itu terbagi atas tiga onderafdeling, yaitu [[Kutai Barat]], [[Kutai Timur]] dan [[Balikpapan]]. Ibu negeri yang pertama ialah [[Tenggarong]], yang kedua [[Samarinda]] dan yang ketiga [[Balikpapan]]. Lalu ketiga onderafdeling itu terbagi lagi atas 17 buah ''district''. Menurut cacah jiwa tahun [[1934]], banyaknya penduduk kesultanan Kutai sekitar 106.559 jiwa, kecuali orang yang bekerja pada ''Maatschappij''.
Selama
Pada tahun [[1931]] telah diadakan sebuah persidangan yang bernama ''Hoofdenvergadering''. Sekalian para kepala ''onderafdeling'', ''district'' dan ''onderdistrict'' yang diundang untuk menghadiri rapat itu akan membicarakan soal-soal yang penting. Yang memimpin rapat itu adalah Sultan Kutai dengan Asisten-Residen. Rapat itu diadakan setiap 4 bulan sekali. Untuk mengadakan rapat itu telah didirikan sebuah gedung yang besar dengan perabotan yang modern dan disana jugalah tempat Sultan bekerja.
Lalu, mulai pada tahun 1926 diadakan dua macam pengadilan, yaitu: Kerapatan Besar dan Kerapatan Kecil. Kerapatan Besar terdapat di Tenggarong dan Kerapatan Kecil terdapat di tiap-tiap ''district'' dan ''onderdistrict''.<ref>[http://kutaikartanegara.com/dokumen/pp-1934.html Pandji Postaka, Vol. III 1934, p.1659]</ref>
== Turun
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 051-06.jpg|jmpl|200px|Gambar Sultan Aji Muhammad Parikesit dalam perangko yang diterbitkan tahun [[2006]].]]
Dua tahun setelah [[Indonesia]] merdeka tepatnya pada tahun 1947, Kesultanan Kutai beralih status menjadi [[Daerah]] [[Swapraja]] [[Kutai]] dan masuk ke dalam [[Kaltim|Federasi Kalimantan Timur]]/Daerah Siak Besar bersama-sama daerah Kesultanan lainnya seperti [[Bulungan]], [[Sambaliung]], [[Gunung Tabur]] dan [[Pasir]] dengan membentuk Dewan Kalimantan Timur yang diketuai oleh Sultan Aji Muhammad Parikesit. Sampai pada tanggal 27 desember 1949, Federasi Kalimantan Timur bergabung dengan [[Republik Indonesia Serikat]].
Pada 21 Januari 1960 pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara yang dipimpin Sultan Aji Muhammad Parikesit, diserahkan kepada pemerintah daerah melalui Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai, yang diselenggarakan di Balairung Keraton Sultan Kutai, Tenggarong.
Sejak itu Sultan Aji Muhammad Parikesit dan keluarganya hidup sebagai rakyat biasa <ref>http://www.suarapembaruan.com/News/2006/10/29/Wisata/wis01.htm</ref>.
== Referensi ==
Baris 123 ⟶ 50:
{{kotak selesai}}
{{Bupati Kutai Kartanegara}}
[[Kategori:Sultan Kutai]]▼
{{lifetime|1895|1981|}}
<!--anda dapat berkontribusi di wikipedia dalam menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
Baris 147 ⟶ 76:
|tempat_makam =
}}
▲[[Kategori:Sultan Kutai]]
|