Prefektur Hokkaido: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan besar-besaran Hokkaido. Part 2
Perbaikan besar-besaran Hokkaido. Part 3
Baris 78:
 
== Sejarah ==
{{Historical populations|13=1890|14=414.430|15=1903|16=1.089.503|17=1920|18=2.359.183|19=1930|20=2.812.335|21=1940|22=3.272.718|23=1950|24=4.295.567|25=1960|26=5.039.206|27=1970|28=5.184.287|29=1980|30=5.575.989|31=1990|32=5.643.647|33=2000|34=5.683.062|35=2010|36=5.506.419|37=2015|38=5.383.579|percentages=pagr|footnote=source:<ref>[http://www.stat.go.jp/english/index.html Statistics Bureau of Japan]</ref>}}
Dalam bahasa [[Ainu]], pulau ini disebut ''Ainu mosir'' yang berarti "tanah tempat tinggal manusia". Orang Jepang hingga akhir [[zaman Edo]] menyebut pulau ini sebagai Ezo atau ''Hokushu''. Ketika badan pemerintah untuk pembukaan Hokkaido (''Kaitakushi'') didirikan, Pemerintah [[Meiji]] memutuskan untuk mengganti nama Ezo. Takeshiro Matsuura yang pernah ikut dalam penjelajahan Hokkaido mengirimkan laporan kepada pemerintah, dan mengusulkan enam pilihan nama untuk Ezo. Pemerintahan [[Meiji]] memilih nama {{nihongo|'''Hokkaidō'''|北加伊道}} sebagai pilihan pertama dan {{nihongo|'''Kaihokudō'''|海北道}} sebagai pilihan kedua. Nama "Hokkaido" akhirnya dipilih untuk menamakan Pulau Ezo mengikuti sistem hukum ''Ritsuryo'' yang membagi wilayah [[Jepang]] menjadi ''Tōkaido'' (bagian timur), ''Nankaido'' (bagian selatan), dan ''Seikaido'' (bagian barat).
Budaya [[Zaman Jomon|Jomon]] dan gaya hidup pemburu-pengumpul yang terkait berkembang di Hokkaido, dimulai lebih dari 15.000 tahun yang lalu. Berbeda dengan Pulau Honshu, Hokkaido terlihat tidak terdapat konflik selama periode waktu ini. Keyakinan Jomon pada roh alami menjadi asal usul spiritualitas Ainu. Awal 2000 tahun yang lalu, pulau itu bergeser ke arah [[Zaman Yayoi|periode Yayoi]] dan banyak penduduk Pulau bergeser dari berburu dan meramu ke pertanian. <ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.hkd.mlit.go.jp/ky/ki/renkei/ud49g70000000mki-att/en_all.pdf|title="A Journey into the culture and history of Hokkaido."|last=|first=|date=|website=https://www.hkd.mlit.go.jp/ky/ki/renkei/ud49g70000000mki-att/en_all.pdf|archive-url=|archive-date=|dead-url=|access-date=}}</ref>
 
''[[Nihon Shoki]]'', selesai ditulis pada 720 M, sering dikatakan sebagai buku yang pertama menyebutkan Hokkaido dalam sejarah. Menurut teks, Abe no Hirafu <ref name="Japan Handbook p760">''Japan Handbook'', p. 760</ref> memimpin angkatan laut dan pasukan besarnya ke wilayah utara dari 658 hingga 660 dan melakukan kontak dengan Mishihase dan [[Emishi]]. Salah satu tempat yang dikunjungi Hirafu adalah {{nihongo|Watarishima|渡島}}, yang sering diyakini sebagai Hokkaido masa kini. Namun, ada banyak teori mengenai detail acara ini, termasuk lokasi Watarishima dan kepercayaan umum bahwa Emishi di Watarishima adalah nenek moyang orang-orang [[Suku Ainu|Ainu]] saat ini.
 
Selama periode [[Zaman Nara|Nara]] dan [[Zaman Heian|Heian]] (710–1185), orang-orang di Hokkaido melakukan perdagangan dengan [[Provinsi Dewa]], salah satu pos terdepan dari pemerintah pusat Jepang saat itu. Dari Sejarah Jepang#Zaman feodal|Abad Pertengahan, orang-orang di Hokkaido mulai disebut Ezo. Hokkaido kemudian dikenal sebagai {{nihongo|Ezochi|蝦夷地||lit. "Ezo-land"}} <ref>{{cite book|last1=McClain|first1=James L.|title=Japan, A Modern History|date=2002|publisher=W.W. Norton & Company|location=New York, N.Y.|isbn=978-0-393-04156-9|page=285|edition=First}}</ref> atau {{nihongo|Ezogashima|蝦夷ヶ島||lit. "Island of the Ezo"}}. Penduduk Ezo mengandalkan perburuan dan memancing dan memperoleh beras dan besi melalui perdagangan dengan Jepang.
 
[[File: Palace reception near Hakodate in 1751. Ainu bringing gifts.jpg|thumb|300px|Resepsi istana dekat [[Hakodate]] pada 1751.]]
Selama periode [[Zaman Muromachi|Muromachi]] (1336-1573), Jepang membangu pemukiman di selatan Semenanjung Oshima. Karena lebih banyak orang pindah ke pemukiman tersebut untuk menghindari pertempuran, timbul perselisihan antara Jepang dan Ainu. Perselisihan akhirnya berkembang menjadi perang. Takeda Nobuhiro membunuh pemimpin Ainu, Koshamain, <ref name=" Japan Handbook p760" /> dan mengalahkan oposisi pada tahun 1457. Keturunan Nobuhiro menjadi penguasa Matsumae-han, yang diberikan hak perdagangan eksklusif dengan Ainu pada periode [[Zaman Azuchi–Momoyama|Azuchi-Momoyama]] dan Edo (1568–1868). Ekonomi keluarga Matsumae bergantung pada perdagangan dengan Ainu. Mereka memegang otoritas atas selatan Ezochi sampai akhir periode [[Zaman Edo|Edo]] pada tahun 1868.
 
[[File:Ainu Fuzoku Ema.jpg|thumb|Para [[samurai]] dan orang Ainu, 1775]]
Klan Matsumae memerintah atas Ainu harus dipahami dalam konteks perluasan negara feodal Jepang. Para pemimpin militer Abad Pertengahan di Honshu utara (mis. Fujiwara Utara, klan Akita) hanya memelihara ikatan politik dan budaya untuk istana kekaisaran dan kekuasanya, [[Keshogunan Kamakura]] dan [[Keshogunan Muromachi|Keshogunan Ashikaga]]. Para pemimpin feodal kadang-kadang menempatkan diri mereka dalam tatanan kelembagaan abad pertengahan, mengambil gelar shogunal, sementara di waktu lain mereka mengambil gelar yang tampaknya memberi mereka identitas non-Jepang. Faktanya, banyak pemimpin feodal adalah keturunan dari pemimpin militer [[Emishi]] yang telah berasimilasi dengan masyarakat Jepang.<ref>Howell, David. "Ainu Ethnicity and the Boundaries of the Early Modern Japanese State", Past and Present 142 (February 1994), p. 142</ref> Klan Matsumae adalah keturunan [[Suku Yamato|Yamato]] seperti orang-orang [[Bangsa Jepang|etnis Jepang]] lainnya, sedangkan Emishi dari Honshu utara adalah kelompok khusus yang terkait dengan etnis Ainu. Emishi ditaklukkan dan dimasukan ke dalam negara Jepang sejak abad ke-8, dan sebagai hasilnya mereka mulai kehilangan budaya dan etnis mereka yang khas ketika mereka menjadi minoritas. Pada saat klan Matsumae berkuasa atas Ainu, sebagian besar Emishi bercampur etnis dan secara fisik lebih dekat ke Jepang daripada ke etnis Ainu. Hal ini cocok dengan teori "transformasi" bahwa penduduk asli [[Zaman Jomon|Jōmon]] berubah secara bertahap dengan masuknya imigran Yayoi ke dalam Tōhoku daripada teori "penggantian" yang menyatakan bahwa satu populasi (Jōmon) digantikan oleh yang lain (Yayoi).<ref>Ossenberg, Nancy (see reference) has the best evidence of this relationship with the Jōmon. Also, a newer study, Ossenberg, et al., "Ethnogenesis and craniofacial change in Japan from the perspective of nonmetric traits" (''Anthropological Science'' v.114:99–115) is an updated analysis published in 2006 which confirms this finding.</ref>
 
[[File:Matumae Takahiro.jpg|thumb|upright|Matsumae Takahiro, seorang penguasa Matsumae dari akhir periode Edo. 10 Desember 1829 - 9 Juni 1866]]
Ada banyak pemberontakan oleh Ainu terhadap kekuasaan feodal. Perlawanan skala besar terakhir adalah Pemberontakan Shakushain di tahun 1669–1672. Pada 1789, muncul gerakan yang lebih kecil, yaitu pemberontakan Menashi-Kunashir. Setelah pemberontakan itu, istilah "Jepang" dan "Ainu" merujuk pada kelompok-kelompok yang jelas berbeda. Pada tahun 1799–1821 dan 1855–1858, Keshogunan Edo mengambil kendali langsung atas Hokkaido sebagai tanggapan atas ancaman yang dirasakan dari Rusia.
 
Menjelang [[Restorasi Meiji]], [[Keshogunan Tokugawa]] menyadari ada kebutuhan untuk mempersiapkan pertahanan di wilayah utara terhadap kemungkinan invasi [[Rusia]] dan mengambil alih kendali sebagian besar Ezochi. Keshogunan membuat keadaan Ainu sedikit lebih mudah, tetapi tidak mengubah bentuk aturan secara keseluruhan. <ref>Nakamura, Akemi, "[http://www.japantimes.co.jp/news/2008/07/08/news/japans-last-frontier-took-time-to-tame-cultivate-image/ Japan's last frontier took time to tame, cultivate image]", ''[[The Japan Times]]'', 8 July 2008, p. 3.</ref>
 
Hokkaido dikenal sebagai Ezochi hingga Restorasi Meiji. Tak lama setelah [[Perang Boshin]] pada tahun 1868, sekelompok loyalis Tokugawa yang dipimpin oleh [[Enomoto Takeaki]] untuk sementara menduduki pulau itu, tetapi pemberontakan itu dihancurkan pada Mei 1869. Ezochi kemudian dimasukkan ke bawah kontrol {{Nihongo|Hakodate-fu|箱館府}}, Pemerintah Prefektur Hakodate. Ketika membentuk {{Nihongo|Komisi Pengembangan|開拓使|Kaitakushi}}, Pemerintah Meiji memperkenalkan nama baru. Setelah 1869, pulau Jepang utara dikenal sebagai Hokkaido; <ref name="nussbaum343"/> dan subdivisi regional didirikan, termasuk provinsi [[Provinsi Oshima|Oshima]], [[Provinsi Shiribeshi|Shiribeshi]], [[Provinsi Iburi|Iburi]], [[Provinsi Ishikari|Ishikari]], [[Provinsi Teshio|Teshio]], [[Provinsi Kitami|Kitami]], [[Provinsi Hidaka|Hidaka]], [[Provinsi Tokachi|Tokachi]], [[Provinsi Kushiro|Kushiro]], [[Provinsi Nemuro|Nemuro]] dan [[Provinsi Chishima|Chishima]]. <ref>[[Ernest Mason Satow|Satow, Ernest]]. (1882). "The Geography of Japan" in {{Google books|gGYYAAAAYAAJ|''Transactions of the Asiatic Society of Japan, Vols. 1–2, p. 88.|page=33}}</ref>
 
[[File:Hakodate Goryokaku Panorama 1.JPG|thumb|[[Goryōkaku]]]]
[[File:AinuManStilflied.JPG|thumb|Suku Ainu, penduduk asli Hokkaido]]
 
Tujuan utama dari pembentukan komisi pengembangan adalah untuk mengamankan Hokkaido sebelum Rusia memperluas kendali mereka atas Timur Jauh melampaui [[Vladivostok]]. [[Kuroda Kiyotaka]] ditugaskan untuk usaha ini. Langkah pertamanya adalah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan merekrut Horace Capron, Komisaris Pertanian Presiden [[Ulysses S. Grant|Grant]]. frustrasi dengan hambatan atas usahanya Capron kembali ke negaranya pada tahun 1875. Pada tahun 1876, [[William S. Clark]] tiba untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi pertanian di Sapporo. Meskipun ia hanya tinggal satu tahun, Clark meninggalkan kesan abadi di Hokkaido, mengilhami orang Jepang dengan ajarannya tentang pertanian serta agama Kristen.<ref>McDougall, Walter A. (1993). ''Let the Sea Make a Noise,'' pp. 355–356.</ref> Kata-kata perpisahannya, ''"Boys, be ambitious!"'', Dapat ditemukan di gedung-gedung publik di Hokkaido hingga hari ini. Populasi Hokkaido meningkat pesat dari 58.000 menjadi 240.000 selama dekade itu.<ref>McDougall, p. 357.</ref>
 
Pada tahun 1882, Komisi Pembangunan dihapuskan. Transportasi di pulau itu masih tertinggal, sehingga prefektur dipecah menjadi beberapa "sub-prefektur" (支庁''shichō''), yaitu Prefektur Hakodate (函館県 ''Hakodate-ken''), Prefektur Sapporo (札幌県 ''Sapporo-ken''), dan Prefektur Nemuro (根室県 ''Nemuro-ken''), yang dapat memenuhi tugas administrasi dari pemerintah prefektur dan menjaga kontrol ketat atas pulau yang sedang berkembang. Pada tahun 1886, ketiga prefektur tersebut diturunkan pangkatnya, dan Hokkaido ditempatkan di bawah Badan Hokkaido (北海道 庁 ''Hokkaidō-chō''). Sub-prefektur ini masih ada sampai sekarang, walaupun mereka memiliki kekuatan yang jauh lebih sedikit daripada yang mereka miliki sebelum dan selama Perang Dunia II; mereka sekarang ada terutama untuk menangani dokumen dan fungsi birokrasi lainnya.
 
Pada pertengahan Juli 1945, berbagai pelabuhan pengiriman, kota dan fasilitas militer di Hokkaido diserang oleh [[Angkatan Laut Amerika Serikat]] [[Fast Carrier Task Force|Gugus Tugas 38]]. Pada tanggal 14 dan 15 Juli tahun itu, pesawat yang beroperasi dari [[kapal induk]] gugus tugas tenggelam dan merusak sebagian besar kapal. Selain itu, pada 15 Juli sebuah pasukan dengan tiga [[kapal tempur]] dan dua [[kapal penjelajah ringan]] membombardir kota Muroran.<ref>{{cite web|title=Chapter VII: 1945|url=http://www.ibiblio.org/hyperwar/USN/USN-Chron/USN-Chron-1945.html|work=The Official Chronology of the US Navy in World War II|publisher=Hyperwar|accessdate=20 September 2011}}</ref> Sebelum penyerahan Jepang dinyatakan secara formal, Uni Soviet membuat persiapan untuk invasi ke Hokkaido, tetapi Presiden [[Harry S. Truman]] menjelaskan bahwa penyerahan semua pulau asal Jepang akan dilakukan oleh [[Douglas MacArthur|Jenderal MacArthur]] sesuai [[Deklarasi Kairo]] 1943.<ref>"Translation of Message from Harry S. Truman to Joseph Stalin", August 19, 1945, History and Public Policy Program Digital Archive, RGASPI Fond 558, Opis 11, Delo 372, Listy 112–113. Translated by Sergey Radchenko. http://digitalarchive.wilsoncenter.org/document/122333. Retrieved 2017 September 22.</ref>
 
Hokkaido menjadi setara dengan prefektur lain pada tahun 1947, ketika Undang-Undang Otonomi Daerah yang direvisi menjadi efektif. Pemerintah pusat Jepang mendirikan {{Nihongo|Badan Pengembangan Hokkaido|北海道開発庁|Hokkaidō Kaihatsuchō}} sebagai agen Kantor [[Perdana Menteri Jepang|Perdana Menteri]] pada tahun 1949 untuk mempertahankan kekuasaan eksekutifnya di Hokkaido. Badan tersebut kemudian diserap oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi pada tahun 2001. {{Nihongo|Biro Hokkaido|北海道局|Hokkaidō-kyoku}} dan {{Nihongo|Biro Pengembangan Regional Hokkaido|北海道開発局|Hokkaidō Kaihatsukyoku}} dari Kementerian masih memiliki pengaruh kuat pada proyek konstruksi publik di Hokkaido.
 
=== Penamaan Hokkaido ===
[[File:Former government office, Hokkaido.JPG|thumb|Bekas Kantor Pemerintahan Hokkaidō di Chūō-ku, Sapporo]]
Ketika membentuk {{Nihongo|Komisi Pengembangan|開拓使|Kaitakushi}}, Pemerintah Meiji memutuskan untuk mengubah nama Ezochi. Matsuura Takeshirō mengajukan enam proposal, termasuk nama-nama seperti {{Nihongo3||海北道|Kaihokudō}} dan {{Nihongo3||北加伊道|Hokkaidō}}, kepada pemerintah. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menggunakan nama Hokkaidō, tetapi memutuskan untuk menuliskannya sebagai {{nihongo2|北海道}}, sebagai kompromi antara {{nihongo2|海北道}} dan {{nihongo2|北加伊道}} karena kesamaan dengan nama-nama seperti {{Nihongo|Tōkaidō|東海道}}. Menurut Matsuura, nama itu dipikirkan karena suku Ainu memanggil wilayah tersebut ''Kai''. Secara historis, banyak orang yang berinteraksi dengan nenek moyang bangsa Ainu memanggil mereka dan pulau mereka ''Kuyi'', ''Kuye'', ''Qoy'', atau nama serupa, yang mungkin memiliki hubungan dengan bentuk modern awal ''Kai''. Elemen ''Kai'' juga sangat menyerupai [[Kanji#Cara pengucapan|On'yomi]], atau [[Kosakata Sino-Jepang|Sino-Jepang]], pembacaan karakter {{nihongo2|蝦夷}} (''on'yomi'' sebagai [{{IPA|ka.i}}, カイ], ''[[Kanji#Cara pengucapan|kun'yomi]]'' sebagai [{{IPA|e.mi.ɕi}}, えみし]) yang telah digunakan selama lebih dari seribu tahun di Cina dan Jepang sebagai bentuk ortografi standar yang digunakan ketika merujuk pada Ainu dan orang-orang terkait; ada kemungkinan bahwa ''Kai'' dari Matsuura sebenarnya adalah perubahan, dipengaruhi oleh pembacaan Sino-Jepang {{nihongo2|蝦夷}} ''Ka-i'' dari [[Eksonim dan endonim|eksonim]] [[Bahasa Nivkh|Nivkh]] untuk Ainu, yaitu ''Qoy'' or {{IPA-all|kʰuɣɪ}}. <ref>"Chapter 3: Nivkh as an Aspiration Language," p. 53 [http://dissertations.ub.rug.nl/FILES/faculties/arts/2006/h.shiraishi/03_c3.pdf RUG.nl] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110928112148/http://dissertations.ub.rug.nl/FILES/faculties/arts/2006/h.shiraishi/03_c3.pdf |date=2011-09-28 }}</ref>
 
Tidak ada kata bahasa Ainu resmi yang dikenal untuk pulau Hokkaido. Namun, orang Ainu memang memiliki nama untuk semua wilayah mereka, yang meliputi Hokkaido bersama dengan Kepulauan Kuril, Sakhalin, dan bagian dari Honshu utara adalah ''Aynu Mosir'' ({{lang|ain|[[:wikt:アィヌモシㇼ|アィヌ・モシ<small>リ</small>]]}}), nama yang diambil oleh bahasa Ainu modern untuk lihat tanah air tradisional mereka. <ref>{{cite web |url=http://www.nannifontana.net/work.php?number=73 |title=Ainu Mosir. The land of human beings – Nanni Fontana – photographer |publisher=Nanni Fontana |accessdate=2012-09-14 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120411023555/http://www.nannifontana.net/work.php?number=73 |archivedate=2012-04-11 |df= }}</ref><ref>{{cite web |author=July.04.2008 |url=http://web.icu.ac.jp/www2/en/20080704.html |title=ICU Students Support Indigenous Peoples Summit in Ainu Mosir 2008 « ICU BackNumbersite |publisher=Web.icu.ac.jp |date=2008-07-04 |accessdate=2012-09-14 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20130624153109/http://web.icu.ac.jp/www2/en/20080704.html |archivedate=2013-06-24 |df= }}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.win-ainu.com/ainumosir2008/en/news.html |title=Indigenous Peoples Summit in Ainu Mosir 2008 * News |publisher=Win-ainu.com |accessdate=2012-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131107212007/http://www.win-ainu.com/ainumosir2008/en/news.html |archive-date=2013-11-07 |dead-url=yes |df= }}</ref><ref>{{cite journal|url=http://www.japanfocus.org/-ann_elise-lewallen/2971|title=Indigenous at last! Ainu Grassroots Organizing and the Indigenous Peoples Summit in Ainu Mosir|last=Lewallen|first=Ann-Elise|journal=[[The Asia-Pacific Journal: Japan Focus]]|volume=48-6-08|date=November 30, 2008|accessdate=September 14, 2012}}</ref><ref>{{cite journal |last1=Okada |first1=Mitsuharu Vincent |year=2012 |title=The Plight of Ainu, Indigenous People of Japan |journal=Journal of Indigenous Social Development |volume=1 |issue=1 |pages=1–14 |publisher= [[University of Hawaii]]|doi= |url=http://scholarspace.manoa.hawaii.edu/bitstream/handle/10125/21976/v1i1_02okada.pdf |accessdate=September 14, 2012}}</ref> "Ainu Mosir" secara harfiah diterjemahkan sebagai "Tanah Tempat Orang (Ainu) Hidup", dan secara tradisional digunakan untuk dikontraskan dengan ''Kamuy Mosir'', "Tanah Kamuy (roh)".<ref>{{cite web|url=http://www.minpaku.ac.jp/english/museum/exhibition/main/aynu/11|title=National Museum of Ethnology, Japan: Permanent Exhibitions|accessdate=2011-08-26}}</ref>
 
Pada tahun 1947, Hokkaido menjadi prefektur yang lengkap, tetapi sufiks ''-ken'' tidak pernah ditambahkan ke namanya, jadi sufiks ''-do'' dipahami sebagai "prefektur". "Hokkai-do-ken" (secara harfiah "Prefektur Provinsi Laut Utara"), oleh karena itu, secara teknis, istilah tersebut terkesan berlebihan, meskipun digunakan untuk membedakan pemerintah dari pulau itu sendiri. Pemerintah prefektur menyebut dirinya "Pemerintah Hokkaido" daripada "Pemerintah Prefektur Hokkaido".
 
== Referensi ==