Pinang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 90:
Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik, solum tanah dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan alluvial, pinang membutuhkan curah hujan antara 750-4.000 mm/tahun dengan bulan basah antara 3-6 bulan atau tersedia air sepanjang tahun (pada lahan pasang surut). Selain itu,  pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20&nbsp;°C-32&nbsp;°C, dengan kelembaban udara antara 50-90%, keasaman (pH) tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang adalah sekitar 4-8 dan memerlukan penyinaran langsung untuk pertumbuhannya di lapangan sekitar 6 hingga 8 jam per hari untuk memperoleh produksi secara optimal <ref>Dinas Perkebunan Jabar. 2018. ''Tanaman Pinang''. [online]. <nowiki>http://disbun.jabarprov.go.id/page/view/64-id-pinang</nowiki>. Diakses pada 3 April 2019 pukul 11.00 WIB</ref>
 
=== Persebaran, Kecepatan Tumbuh dan Produksi ===
[[Berkas:Distribusi Geografis Pinang.gif|al=Distribusi geografis pinang|jmpl|Distribusi geografisografis pinang<ref>Dawn, F. Rooney. 1995. ''Bettel Chewing in South-East Asia''. [online]. <nowiki>http://rooneyarchive.net/lectures/betel_chewing_in_south-east_asia.htm</nowiki>. Diakses pada 3 April 2019 pukul 12.00 WIB.</ref>]]
Asal usul tanaman pinang (''Areca catechu'' L.) hingga saat ini belum diketahui dengan pasti. Namun, tanaman ini diduga merupakan tanaman asli Asia Selatan. Penyebarannya meliputi Asia Selatan, Asia Tenggara serta beberapa pulau di Laut Pasifik. Spesies terbesar dari tanaman ini terdapat di Semenanjung Malaya (Malay-Archipelago), Filipina dan Kepulauan Hindia Timur (''East Indies Island''). Pola penyebaran spesies ''Areca'' di Indonesia terutama di Malaya, Kalimantan dan Sulawesi yang terdiri dari 24 spesies. Kelompok Hindia Timur merupakan pusat keragaman tanaman pinang terbesar <ref>Bavappa, K.V.A., M.K. Nair, and T. Prem Kumar. 1988. ''The Arecanut Palm'' (Areca catechu Linn). Central Plantation Crops Research Institute. Kasaragod, Kerala,India.</ref>. Luas tanaman pinang di Indonesia ±147.890 ha dengan penyebaran hampir di semua wilayah Indonesia, terutama di Pulau Sumatera 42,388 ha, Nusa Tenggara/Bali 42.388 ha, Kalimantan luas 4,475 ha, Sulawesi 2.407 ha, dan Maluku/Papua 1.428 ha. Produksi biji kering dapat mencapai 69.881 ton dengan volume ekspor pada tahun 2009 sebesar 197,197 ton<ref name=":0" />.
 
Baris 102:
Ketersediaan pohon induk pinang produksi tinggi sebagai sumber benih merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengembangan tanaman pinang. Seleksi pohon induk dilakukan dalam suatu populasi tanaman atau suatu blok pertanaman. Beberapa tahap dalam menghasilkan bahan tanaman yang berkualitas meliputi evaluasi Blok Penghasil Tinggi, seleksi Pohon Induk, seleksi benih dan teknik perkecambahan yang baik. Dalam memperbanyak tanaman pinang, persyaratan yang sangat penting adalah benih berasal dari pohon induk unggul. Beberapa karakter yang menjadi persyaratan dalam memilih pohon induk unggul pinang adalah: (1) Berbunga lebih awal  sampai dengan 7 tahun); (2) Persentase buah jadi atau ''fruit set'' tinggi; (3) Jarak antar nodus (ruas batang) pendek; (4) Jumlah daun banyak (minimal 7, tergantung varietas); (5) Produksi tandan minimal 4 tandan per tahun dan (6) Produksi buah per tandan minimal di atas 50 butir. Selain itu, disarankan tidak memilih pohon induk yang berasal dari blok pertanaman yang telah berumur lebih dari 25 tahun karena cenderung menurun produktivitasnya<ref name=":0" />.
 
=== Kecepatan Tumbuhtumbuh ===
Pada umumnya tanaman pinang mulai berbunga pada umur 4-5 tahun dan mulai panen pada umur 6-7 tahun<ref name=":1">Miftahorrachman, Matana, R. Y., Salim. 2015. ''Teknologi Budidaya dan Pasca Panen Pinang.'' Bogor: Balai Penelitian Tanaman Palma. Halaman 16-31</ref>
 
=== Cara Tanamtanam ===
Produksi pinang yang tinggi akan dicapai dengan penerapan teknik budidaya yang baik. Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman pinang adalah sebagai berikut.
 
Baris 170:
 
 
== Inovasi dalam Industriindustri ==
Pinang sangat banyak manfaatnya, khususnya dalam industri makanan maupun energi sebagai biofuel. Pemanfaatan buah pinang sebagai ramuan yang dimakan bersama sirih, telah menjadi kebiasaan secara turun temurun pada beberapa daerah tertentu di Indonesia, tetapi konsumennya terbatas. Secara empiris biji pinang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan biji pinang adalah sebagai berikut: 1) sebagai kebutuhan pokok, sumber energi dan untuk upacara adat, 2) sebagai pengganti rokok, mengatur pencernaan dan mencegah ngantuk, 3) sebagai bahan kosmetik dan pelangsing, 4) sebagai bahan baku obat, dan 5) sebagai antidepresi. Agar aneka manfaat biji pinang dapat dinikmati banyak orang, maka perlu ada inovasi untuk memanfaatkan biji pinang dalam pengolahan berbagai produk pangan sehingga mudah dikonsumsi. Dengan demikian akan lebih banyak konsumen yang merasakan manfaat biji pinang terutama untuk kesehatan. Berikut akan diuraikan peluang untuk memanfaatkan biji pinang dalam pengolahan produk pangan. Berikut merupakan beberapa peluang pemanfaatan biji pinang dalam pengolahan produk pangan<ref name=":2" />.
 
Baris 176:
Permen merupakan produk pangan yang sangat digemari semua kalangan. Jika sebagian orang sudah ada yang mengkonsumsi biji pinang yang telah diiris dengan ukuran 1 cm x 1 cm, layaknya seperti mengkonsumsi permen, namun bagi sebagian besar masyarakat mungkin masih sulit untuk melakukannya. Sehingga diperlukan inovasi dalam mengolah biji pinang menjadi permen yang lazim dikonsumsi. Mengingat bahwa tanaman pinang ada yang menanam di antara tanaman kelapa, maka akan menjadi harmonis jika memanfaatkan daging buah kelapa untuk diperas santannya dan diformulasi dengan tepung biji pinang, sehingga menghasilkan produk baru yaitu ”permen kelapa pinang”<ref name=":2" />.
 
=== Makanan Ringanringan ===
Di Indonesia, mengkonsumsi makanan ringan telah menjadi gaya hidup tersendiri, terutama pada masyarakat perkotaan. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya jenis makanan ringan yang beredar di pasar tradisional dan pasar swalayan. Bahan baku yang digunakan bermacam-macam, dari golongan umbiumbian, buah-buahan dan hasil samping ternak, berupa bagian kulitnya. Konsumen makanan ringan tidak mengenal batas usia, dari kalangan balita, anak-anak, remaja sampai dewasa. Oleh karena itu sangatlah tepat apabila biji pinang dapat diolah menjadi tepung kemudian diformulasi dengan komponen bahan pangan lain, seperti tepung umbiumbian, kacang-kacangan atau juga tepung jagung yang diproses menjadi makanan ringan. Sehingga semua lapisan konsumen dapat menikmati khasiat dari biji pinang. Namun dalam melakukan formulasi diperlukan perhitungan untuk menentukan takaran yang sesuai sehingga efek sampingan seperti mual, muntah, pusing dsb. yang disebabkan senyawa alkaloid tidak akan dialami konsumen<ref name=":2" />.
 
=== Bahan Bakubaku Kopikopi ===
Sebagian konsumen di China, menganggap bahwa mengkonsumsi biji pinang dapat juga mencegah rasa kantuk, maka hal ini dapat menjadi suatu inspirasi untuk mengolah biji pinang menjadi tepung lalu diformulasi dengan tepung biji kopi, sehingga dapat menghasilkan formula baru, yaitu kopi-pinang. Akan tetapi perlu diuji coba untuk menentukan formulasi yang tepat kemudian dilakukan beberapa pengujian, antara lain sifat fisik, kimia dan organoleptik, sehingga dapat diperoleh formula yang tepat.<ref name=":2">Barlina, Rindengan. 2007. Peluang Pemanfaatan Buah Pinang Untuk Pangan Opportunity of Arecanut for Food Utilizing, ''Buletin Palma'' No. 33</ref>
<br />