Aksara Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fery Hartono (bicara | kontrib)
menambah gambar
Fery Hartono (bicara | kontrib)
menambah gambar
Baris 32:
== Penggunaan ==
[[Berkas:Street name sign in Bogor uses Roman and Sundanese script.jpg|jmpl|Sebuah papan nama jalan di Kota Bogor yang menggunakan dua aksara dalam tampilan tulisannya (Latin dan Sunda).|al=|kiri]]
Saat ini Aksara Sunda Baku mulai diperkenalkan di kepada umum antara lain melalui beberapa acara kebudayaan daerah yang diadakan di Bandung. Selain itu, Aksara Sunda Baku juga digunakan pada papan nama [[Museum Sri Baduga]], Kampus Yayasan Atikan Sunda dan Kantor Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung. Langkah lain juga diambil oleh Pemerintah Daerah [[Kota Tasikmalaya]] yang menggunakan Aksara Sunda Baku pada papan nama jalan-jalan utama di kota tersebut.[[Berkas:Aksara-sunda-disbudpar-jabar.jpg|jmpl|Papan nama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menggunakan aksara Sunda dan Latin]]Namun, setidaknya hingga akhir tahun 2007 [[Dinas Pendidikan Nasional]] Provinsi Jawa Barat belum juga mewajibkan para siswa untuk mempelajari Aksara Sunda Baku sebagaimana para siswa tersebut diwajibkan untuk mempelajari Bahasa Sunda. Langkah memperkenalkan aksara daerah mungkin akan dapat lebih mencapai sasaran jika Aksara Sunda Baku dipelajari bersamaan dengan Bahasa Sunda. Dinas Pendidikan Nasional [[Provinsi Lampung]] dan [[Provinsi Jawa Tengah]] telah jauh-jauh hari menyadari hal ini dengan mewajibkan para siswa Sekolah Dasar yang mempelajari bahasa daerah untuk juga mempelajari aksara daerah.
[[Berkas:Aksara-sunda-disbudpar-jabar.jpg|jmpl|Papan nama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menggunakan aksara Sunda dan Latin]]
Saat ini Aksara Sunda Baku mulai diperkenalkan di kepada umum antara lain melalui beberapa acara kebudayaan daerah yang diadakan di Bandung. Selain itu, Aksara Sunda Baku juga digunakan pada papan nama [[Museum Sri Baduga]], Kampus Yayasan Atikan Sunda dan Kantor Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung. Langkah lain juga diambil oleh Pemerintah Daerah [[Kota Tasikmalaya]] yang menggunakan Aksara Sunda Baku pada papan nama jalan-jalan utama di kota tersebut.
 
Namun, setidaknya hingga akhir tahun 2007 [[Dinas Pendidikan Nasional]] Provinsi Jawa Barat belum juga mewajibkan para siswa untuk mempelajari Aksara Sunda Baku sebagaimana para siswa tersebut diwajibkan untuk mempelajari Bahasa Sunda. Langkah memperkenalkan aksara daerah mungkin akan dapat lebih mencapai sasaran jika Aksara Sunda Baku dipelajari bersamaan dengan Bahasa Sunda. Dinas Pendidikan Nasional [[Provinsi Lampung]] dan [[Provinsi Jawa Tengah]] telah jauh-jauh hari menyadari hal ini dengan mewajibkan para siswa Sekolah Dasar yang mempelajari bahasa daerah untuk juga mempelajari aksara daerah.
 
Hampir seluruh papan nama jalan di [[Kota Bogor]] dan [[Kota Bandung]] juga menggunakan bahasa Sunda dengan aksara Sunda baku di bawah nama dalam bahasa Indonesia/alfabet Latin.<ref>{{Cite web|url=http://poskotanews.com/2012/11/13/nama-jalan-di-bogor-ditulis-dengan-aksara-sunda/|title=Nama Jalan di Bogor Ditulis Dengan Aksara Sunda|date=2012-11-13|website=Poskota News|language=en|access-date=2019-07-14}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/terkait-papan-nama-jalan-beraksara-sunda-dbmp-punya-dua-opsi|title=Terkait Papan Nama Jalan Beraksara Sunda, DBMP Punya Dua Opsi|website=Tribun Jabar|language=id-ID|access-date=2019-07-14}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/sukarno-jadi-soekaarano-satu-contoh-salah-papan-nama-jalan-beraksara-sunda|title=Sukarno Jadi Soekaarano, Satu Contoh Salah Papan Nama Jalan Beraksara Sunda|website=Tribun Jabar|language=id-ID|access-date=2019-07-14}}</ref>