Cetbang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
Berkas Galley_from_Madura_1601.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Gbawden
Baris 14:
[[Berkas:Galley from Banten 1598.jpg|jmpl|[[Galai]] dari Banten, dapat terlihat beberapa meriam putar yang bisa jadi merupakan cetbang atau rentaka]]
Pada masa memudarnya kekuasaan Majapahit, banyak dari ahli meriam perunggu yang tidak puas dengan kondisi di kerajaan di Jawa yang lari ke Sumatra, Semenanjung Malaya dan kepulauan Filipina. Hal ini berakibat meluasnya penggunaan meriam Cetbang. Terutama pada kapal dagang untuk perlindungan dari bajak laut, terutama di Selat Makassar. Penggunaan meriam menjadi hampir ''universal'' di kepulauan Nusantara.<ref name="Thomas Stamford Raffles 1965" /> Menurut catatan Portugis yang datang ke Malaka pada abad ke-16, telah terdapat perkampungan besar dari pedagang Jawa yang diketuai oleh seorang Kepala Kampung. Orang-orang Jawa di Malaka juga membuat meriam sendiri secara swadaya, dimana meriam pada saat itu sama bergunanya dengan layar pada kapal dagang.<ref>Furnivall, J.S. Netherlands India: A Study of Plural Economy. h.9.Cambridge University Press (2010)."when Portuguese first came to Malacca they noticed a large colony of Javanese merchants under its own headman; the Javanese even founded their own cannon, which then, and for long after, were as necessary to merchant ships as sails."</ref> Meriam Cetbang Majapahit tetap digunakan dan dilakukan improvisasi pada zaman [[Kesultanan Demak]], terutama pada [[invasi Kerajaan Demak ke Malaka]]. Bahan baku besi untuk pembuatan meriam jawa tersebut diimpor dari daerah Khurasan di Persia utara, terkenal dengan sebutan ''wesi kurasani''.
 
[[Berkas:Galley from Madura 1601.jpg|jmpl|Kapal jenis lancaran dari Madura. 3 meriam di haluan dan 2 di bagian samping buritan.]]
Saat [[Portugal|Portugis]] datang ke wilayah Nusantara, mereka menyebutnya sebagai ''Berço'', istlah yang juga digunakan untuk menyebut meriam putar isian belakang (''beech-loading swivel gun'') buatan manapun, sedangkan orang [[Spanyol]] menyebutnya sebagai ''Verso''.<ref name=":0" /> Pada masa setelah Majapahit, meriam turunan cetbang di nusantara (terutama di daerah Sumatra dan Malaya) umumnya terbagi dalam dua tipe, yaitu: