William Sabandar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Defli Yuandika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 2:
 
== Karier ==
Setelah menyelesaikan studi sarjana, William Sabandar mengawali karier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Pekerjaan Umum tahun 1991. Ia di tempatkan di Maluku dan mendapat penugasan melakukan perencanaan dan pengawasan jalan nasional dan provinsi. Setelah itu, Ia banyak menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu mengenai transportasi di Australia, hingga akhirnya kembali ke tanah air untuk menangani bencana alam di Aceh dan Nias. Ia juga aktif di [[:en:Reducing_emissions_from_deforestation_and_forest_degradationReducing emissions from deforestation and forest degradation|REDD+]] sebagai Deputi Operasional Badan Pengelola. Pada Maret 2015, Ia berpindah ke Kementerian ESDM dan menjadi staf ahli Menteri ESDM merangkap Ketua Satgas Nasional untuk Percepatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Pada akhirnya dia ditunjuk sebagai masinis pembangunan MRT.
 
=== Menangani Bencana ===
William Sabandar saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT. MRT Jakarta yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta. Sebelumnya, Ia sudah memiliki banyak pengalaman diberbagai bidang dan mampu mengerjakan berbagai program yang dilaksanakan pemerintah. Di bidang kemanusiaan dan pembangunan daerah pasca bencana, Ia merekonstruksi Kepulauan Nias (2005-2009) pasca tsunami dan gempa bumi. Setelah menyelesaikan studi doktoral di Australia, [[Kuntoro Mangkusubroto]] memintanya untuk kembali pulang ke Indonesia dan ikut terlibat dalam Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) untuk Nias dan Aceh tahun 2005. Dalam waktu singkat, Kepulauan Nias dapat bangkit kembali dengan dibangunnya jalan, rumah, jembatan, sekolah serta klinik bahkan beasiswa bagi korban gempa dan tsunami.
 
Pada tahun 2009, Ia mengundurkan diri dari BRR. Ia melanjutkan kembali misi kemanusiaan untuk menangani pemulihan pasca bencana Siklon Nargis di Ayeyarwady Delta, Myanmar (2009-2010). Ia ditugaskan menjadi Utusan Khusus Sekretaris Jenderal ASEAN sekaligus sebagai Kepala Operasi Rekonstruksi Myanmar.