Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Menolak 3 perubahan teks pertama (oleh Sharon claresta) setelah revisi 14842042 oleh Albertus Aditya: Wikifikasi berlebihan
Baris 11:
Soekarno, Hatta selaku pimpinan [[PPKI]] dan [[Radjiman Wedyodiningrat]] sebagai mantan ketua [[BPUPKI]] diterbangkan ke [[Dalat]], 250 km di sebelah timur laut [[Saigon]], [[Vietnam]] untuk bertemu [[Marsekal Terauchi]]. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di [[Indonesia]], pada tanggal [[10 Agustus]] [[1945]], [[Sutan Syahrir]] telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
 
Pada tanggal [[12 Agustus]] [[1945]], [[Jepang]] melalui [[Marsekal Terauchi]] di [[Dalat]], [[Vietnam]], mengatakan kepada [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta|Hatta]] dan [[Radjiman Wedyodiningrat|Radjiman]] bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, berdasarkan tim [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]].<ref>[http://sejarahkita.blogspot.com/2006/07/sekitar-proklamasi-1.html Sekitar Proklamasi 1 oleh Rushdy Hoesein]</ref> Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
 
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, [[Sutan Syahrir]] mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.