Kota Tarakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 35:
== Geografi ==
[[Berkas:Tarakan.png|jmpl|kiri|223px|Peta lokasi [[Pulau Tarakan]]]]
Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3°14'23" - 3°26'37" Lintang Utara dan 117°30'50" - 117°40'12" Bujur Timur, terdiri dari 3 (tiga) pulau, yaitu [[Pulau Bunyu]], [[Pulau Tarakan]], dan [[Pulau Sadau]] dengan luas wilayah (mencapai 657,33 km²).
 
=== Batas Wilayah ===
Baris 46:
 
=== Iklim ===
Kota Tarakan beriklim [[tropis]] dengan suhu udara minimum 24,1 °C dan maksimum 31,1 °C, kondisi ini membuat Kota Tarakan memiliki Kelembapan rata-rata 84,7%. Curah Hujanhujan dalam 5 tahun terakhir rata-rata sekitar 308,2 mm/bulan dan penyinaran rata-rata 49,82%, telah memberikan julukan tersendiri bagi pulau ini sebagai daerah yang tak kenal musim.
 
== Sejarah ==
Baris 56:
[[Berkas:jpgontrk.jpg|ka|jmpl|232px|Brigadir [[D.A. Whitehead]] (Komandan birade 26, berpipa rokok) bersama Letnan Jenderal [[Leslie Morshead]]]]
 
Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari [[Bahasa Tidong|bahasa tidungTidung]] “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara [[Sungai Kayan]], Sesayap dan Malinau.<ref name="sejarah">[http://www.tarakankota.go.id/in/Sekilas_Tarakan.php?op=detail&mkode=harijadisejarah Sejarah Kota Tarakan]</ref>
 
=== Era Kerajaan Tidung ===
Kerajaan Tidung<ref>{{nl}} {{cite book|pages=423|url=http://books.google.co.id/books?id=WgQDAAAAYAAJ&dq=Pangerang%20Mangkoe%20Boemi&pg=PA423#v=onepage&q&f=false|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|Bagian 4|authors=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia|publisher=Lange & Co.|year=1855}}</ref> atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah [[Suku Tidung]] di Kalimantan Utara, yang berkedudukan di [[Pulau Tarakan]] dan berakhir di Salimbatu. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini, selain Kerajaan Tidung, terdapat pula [[Kesultanan Bulungan]] yang berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasarkan silsilah (Genealogy[[genealogi]]) yang ada bahwa dipesisir timur [[Pulau Tarakan]] yaitu di kawasan Dusun Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno (''The Ancient Kingdom of Tidung''), kira-kira pada tahun 1076-1156, kemudian berpindah ke pesisir selatan Pulau Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lalu bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang kira-kira pada tahun 1216-1394, setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari Pulau Tarakan ke daerah Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394-1557, dibawahdi bawah pengaruh [[Kesultanan Sulu]].
 
Dari riwayat-riwayat yang terdapat dikalangandi kalangan [[suku Tidung]] tentang kerajaan yang pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu dari Menjelutung di '''Sungai Sesayap''' dengan rajanya yang terakhir bernama Benayuk. Berakhirnya zaman '''Kerajaan Menjelutung''' karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam kedalamke dalam air (sungai) berikut warganya. Peristiwa tersebut dikalangan [[suku Tidung]] disebut Gasab yang kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang Benayuk dari Menjelutung.
 
Dari beberapa sumber didapatkan riwayat tentang masa pemerintahan Benayuk yang berlangsung sekitar 35 musim. Perhitungan musim tersebut adalah berdasarkan hitungan hari bulan (purnama) yang dalam semusim terdapat 12 purnama. Dari itu maka hitungan musim dapat disamakan lebih kurang dengan tahun Hijriah. Apabila dirangkaikan dengan riwayat tentang beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang dapat diketahui lama masa pemerintahan dan keterkaitannya dengan Benayuk, maka diperkirakan tragedi di Menjelutung tersebut terjadi pada sekitaran awal abad XI.
Kelompok-kelompok Suku Tidung pada zaman Kerajaan Menjelutung belumlah seperti apa yang terdapat sekarang ini, sebagaimana diketahui bahwa dikalangandi kalangan [[Suku Tidung]] yang ada di Kalimantan Timur dan Utara sekarang terdapat 4 (empat) kelompok dialek bahasa Tidung, yaitu:
* Dialek bahas Tidung Malinau
* Dialek bahasa Tidung Sembakung.