Maria Magdalena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 137:
[[Berkas:Dura Europos baptistry women at the tomb.jpg|jmpl|upright=1.7|Fresko dari sekitar tahun 240 M{{sfn|Haskins|2005|page=59}} di [[panti umat]] [[gereja Dura-Europos]] ini memuat gambar tertua Maria Magdalena.{{sfn|Haskins|2005|pages=58–59}} Ia ditampilkan bersama dua orang perempuan lain (gambar perempuan yang ketiga sudah rusak),{{sfn|Haskins|2005|page=59}} masing-masing membawa sebatang suluh dan secawan [[mur]] seraya bergegas menuju [[kubur Yesus]] yang masih tersegel.{{sfn|Haskins|2005|pages=58–61}}]]
 
Sebagian besar dari [[Bapa Gereja|bapa-bapa Gereja]] terdahulu tidak mengulas tentang Maria Magdalena sama sekali,{{sfn|SchabergEhrman|20042006|page=86185}}{{sfn|EhrmanSchaberg|20062004|page=18586}}{{sfn|Haskins|2005|page=90}} sementara bapa-bapa Gereja yang menyebut-nyebut perihal dirinya cuma mengulas secara singkat.{{sfn|Schaberg|2004|page=86}}{{sfn|Ehrman|2006|page=185}}{{sfn|Haskins|2005|page=90}} Dalam polemik anti-Kristen bertajuk ''[[Ajaran Yang Benar]]'' ({{lang-el|Λόγος Ἀληθής, Logos Alētēs}}), yang ditulis antara tahun 170 dan tahun 180 tarikh Masehi, filsuf penganut agama leluhur yang bernama [[Celsus|Kelsos]] mengemukakan bahwa Maria Magdalena tidak lebih dari "seorang perempuan yang mudah terbawa perasaan... yang jika tidak bermimpi dalam suasana batin tertentu, dan dibutakan oleh angan-angannya sendiri sampai-sampai berhalusinasi akibat sangkaan-sangkaan yang keliru (keadaan semacam ini sudah pernah dialami ribuan orang), maka tentunya cuma ingin membuat orang lain terkesan dengan mengarang-ngarang cerita fantastis, dan pada akhirnya kisah omong kosong ini menjadi dimanfaatkan pengemis-pengemis lainnya sebagai sarana mencari rezeki."{{sfn|Schaberg|2004|pages=84–85}} Bapa Gereja asal Aleksandria, [[Origenes]] (''[[circa|ca.]]'' 184 – ''ca.'' 253), membela iman Kristen dari tuduhan ini dalam risalah apologetiknya yang berjudul ''[[Contra Celsum|Melawan Kelsos]]'' ({{lang-el|Κατὰ Κέλσου, Kata Kelsou}}). Ia mengemukakan bahwa dalam {{Alkitab|Matius 28:1}}, Maria Magdalena dan "Maria yang lain" berjumpa dengan Yesus yang sudah bangkit, dengan demikian ada dua orang saksi mata.{{sfn|Schaberg|2004|page=85}} Dalam risalahnya, Origenes mengabadikan salah satu pernyataan Kelsos bahwa umat Kristen pada zamannya mengamalkan ajaran-ajaran seorang perempuan bernama "Maryame", yang mungkin sekali adalah Maria Magdalena.{{sfn|Schaberg|2004|page=87}}{{sfn|Ehrman|2006|page=256}} Origenes menyepelekan pernyataan ini dengan mengemukakan bahwa Kelsos "memberondong kita dengan banyak sekali nama orang".{{sfn|Schaberg|2004|page=87}}
 
[[Kekristenan Barat|Umat Kristen Barat]] mengenal Maria Magdalena sebagai seorang pelacur atau perempuan jalang yang bertobat sekalipun tidak didukung injil-injil kanonik, yang sama sekali tidak memuat pernyataan yang menyiratkan bahwa ia pernah melacurkan diri maupun pernah menjalani hidup yang penuh dosa.{{sfn|Doyle}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=189–190}} Anggapan keliru ini agaknya muncul akibat pencampuradukan jati diri Maria Magdalena, [[Maria dari Betania]] (yang [[Yesus diurapi|mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi]] dalam {{Alkitab|Yohanes 11:1–12}}), dan "perempuan berdosa" tanpa nama yang mengurapi kaki Yesus dalam {{Alkitab|Lukas 7:36–50}}.{{sfn|Doyle}}{{sfn|Morrow}} Seawal-awalnya pada abad ke-3, Bapa Gereja yang bernama [[Tertulianus]] (''[[circa|ca.]]'' 160 – 225) menyebut-menyebut tentang sentuhan seorang "perempuan mantan pendosa" dalam rangka membuktikan bahwa Yesus yang sudah bangkit itu "bukanlah hantu, melainkan sungguh-sungguh insan berjasmani."{{sfn|Schaberg|2004|page=85}} Keterangan Tertulianus ini mungkin merupakan indikasi bahwa jati diri Maria Magdalena kala itu sudah dicampuradukkan dengan "perempuan berdosa" yang disebut-sebut dalam {{Alkitab|Lukas 7:36–50}}, kendati Tertulianus tidak pernah menyebutkan bahwa perempuan yang ia maksud adalah Maria Magdalena.{{sfn|Schaberg|2004|page=85}} Sebuah teks khotbah yang dinisbahkan kepada [[Hippolitus dari Roma|Hipolitus dari Roma]] (''ca.'' 170 – 235) menyebutkan bahwa Maria dari Betania bersama saudarinya yang bernama [[Marta]] pergi mencari Yesus di taman sebagaimana yang dilakukan Maria Magdalena dalam {{Alkitab|Yohanes 20}}. Keterangan ini menunjukkan adanya pencampuradukan jati diri Maria dari Betania dengan Maria Magdalena.{{sfn|Schaberg|2004|pages=85–86}} Isi khotbah menggambarkan perempuan berjati diri campur aduk ini sebagai "[[Hawa]] kedua" yang menawar ketidaktaatan Hawa pertama dengan ketaatannya.{{sfn|Schaberg|2004|page=86}}{{sfn|Haskins|2005|page=90}} Khotbah ini juga terang-terangan menyebut Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lain sebagai "rasul".{{sfn|Ehrman|2006|page=253}}{{sfn|Bock|2004|pages=143–144}} Keterangan pertama yang menegaskan bahwa Maria Magdalena adalah seorang pendosa yang bertobat berasal dari [[Efrem orang Siria|Efrem orang Suriah]] (''ca.'' 306 – 373).{{sfn|Hooper|2005|page=81}}{{sfn|Althaus-Reid|2009|page=86}} Salah satu faktor penyebab Maria Magdalena disebut-sebut sebagai mantan pendosa adalah citra buruk kampung halamannya, Magdala,{{sfn|Haskins|2005|page=15}} yang warganya dikabarkan asusila dan murahan.{{sfn|Haskins|2005|page=15}}