Maria Magdalena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k agar tidak "choppy"
Baris 49:
[[Berkas:Weyden, Rogier van der - Descent from the Cross - Detail Mary Magdalene.jpg|jmpl|upright=1|Maria Magdalena digambarkan menangis dalam lukisan ''[[Turun dari Salib (van der Weyden)|Turun dari Salib]]'' (''[[circa|ca.]]'' 1435) karya seniman Vlaams, [[Rogier van der Weyden]]{{sfn|Campbell|2009|pages=2–64}}]]
 
Keempat injil kanonik sepakat bahwa Maria Magdalena, bersama-sama sejumlah perempuan lain, menyaksikan peristiwa penyaliban Yesus.{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} Menurut {{Alkitab|Markus 15:40}}, para saksi mata adalah Maria Magdalena, [[Maria ibu Yakobus]], dan [[Salome (murid Yesus)|Salome]].{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} MenurutSementara, berdasarkan {{Alkitab|Matius 27:55–56}}, para saksi mata adalah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak [[Zebedeus]] yang tidak disebutkan namanya (mungkin sama dengan perempuan yang bernama Salome dalam Injil Markus).{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} {{Alkitab|Lukas 23:49}} mengisahkan tentang sekelompok perempuan yang menyaksikan peristiwa penyaliban Yesus, tetapi tidak menyebutkan nama-nama mereka.{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} Menurut {{Alkitab|Yohanes 19:25}}, para saksi mata peristiwa penyaliban Yesus adalah [[Maria|Maria ibu Yesus]] beserta sanaknya, [[Maria (istri Klopas)|Maria istri Klopas]], dan Maria Magdalena.{{sfn|Ehrman|2006|page=223}}
 
Hampir semua sejarawan ternama sepakat bahwa Yesus benar-benar disalibkan oleh orang Romawi atas titah [[Pontius Pilatus|Ponsius Pilatus]].{{sfn|Herzog|2005|pages=1–6}}{{sfn|Powell|1998|page=168}}{{sfn|Dunn|2003|page=339}}{{sfn|Crossan|1995|page=145}}{{sfn|Levine|Allison|Crossan|2006|page=4}} Kendati demikian, riwayat-riwayat injil mengenai peristiwa penyaliban Yesus justru berbeda satu sama lain,{{sfn|Ehrman|2006|pages=217–223}} dan sebagian besar sejarawan sependapat bahwa sejumlah rincian dalam riwayat-riwayat ini mungkin sudah disunting agar selaras dengan agenda-agenda teologis penulisnya.{{sfn|Ehrman|2006|pages=217–223}} Bart D. Ehrman berpendapat bahwa kehadiran Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lain dalam peristiwa penyaliban Yesus mungkin sekali benar-benar terjadi, karena umat Kristen kemungkinan besar tidak akan mengarang-ngarang cerita bahwa saksi-saksi mata utama dalam peristiwa penyaliban Yesus adalah kaum perempuan,{{sfn|Ehrman|2006|pages=225–226}} dan juga karena kehadiran mereka diriwayatkan sendiri-sendiri dalam ketiga injil sinoptik maupun Injil Yohanes.{{sfn|Ehrman|2006|page=226}} [[Maurice Casey]] sependapat bahwa kehadiran Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lain dalam peristiwa penyaliban Yesus boleh jadi dicatat sebagai sebuah fakta sejarah.{{sfn|Casey|2010|page=475}} Menurut [[E. P. Sanders]], mungkin kaum perempuan tampil menjadi saksi mata peristiwa penyaliban Yesus, manakala murid-murid lelaki justru kocar-kacir melarikan diri, karena lebih kecil kemungkinan bagi para murid wanita untuk ditangkap, karena mereka lebih berani daripada kaum lelaki, atau karena kedua-duanya.{{sfn|Sanders|1993|page=276}}
Baris 55:
[[Berkas:Raffaello, pala baglioni, deposizione.jpg|jmpl|upright=1.3|kiri|''[[Penurunan (Raffaello)|Penurunan Jenazah]]'' (1507) karya [[Raffaello Sanzio|Raffaello]], menampilkan sosok Maria Magdalena dalam suasana berduka, berambut pirang kemerah-merahan, berbusana mewah, dan menggenggam tangan jenazah Yesus selagi diantar ke liang lahat{{sfn|Jones|Penny|1983|pages=46–47}}]]
 
Keempat injil kanonik maupun [[Injil Petrus]] yang apokrif sama-sama meriwayatkan bahwa jenazah Yesus diturunkan dari salib dan dikuburkan oleh seorang lelaki bernama [[Yusuf dari Arimatea]].{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} Menurut {{Alkitab|Markus 15:47}}, Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses adalah saksi-saksi mata peristiwa penguburan Yesus.{{sfn|Ehrman|2006|page=223}}, Menurutsementara berdasarkan {{Alkitab|Matius 27:61}}, saksi-saksi mata peristiwa itu adalah Maria Magdalena dan "Maria yang lain".{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} Menurut {{Alkitab|Lukas 23:55}}, saksi-saksi mata penguburan Yesus adalah "perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea", tetapi tidak menyebutkan nama-nama mereka.{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} {{Alkitab|Yohanes 19:39–42}} tidak meriwayatkan kehadiran saksi mata perempuan ketika Yusuf dari Arimatea menguburkan jenazah Yesus,{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} dan malah meriwayatkan kehadiran [[Nikodemus]], seorang alim Farisi yang diriwayatkan pernah bertukar pikiran dengan Yesus dalam Injil Yohanes.{{sfn|Ehrman|2006|page=223}} Bart D. Ehrman, yang pernah menerima riwayat penguburan Yesus sebagai sebuah fakta sejarah, kini menganggapnya sebagai sebuah kisah karangan yang baru ditambahkan di kemudian hari, dengan alasan bahwa para pembesar Romawi nyaris tidak pernah mengizinkan jenazah pelaku kriminal dikuburkan dalam bentuk apa pun,{{sfn|Ehrman|2014|pages=151–161}} dan Ponsius Pilatus bukanlah "jenis pembesar Romawi yang akan sudi melanggar tradisi dan aturan bilamana diminta secara baik-baik oleh seorang anggota majelis ulama Yahudi agar membenarkan jenazah orang yang mati disalib untuk dikubur secara layak."{{sfn|Ehrman|2014|page=163}}
 
[[John Dominic Crossan]] malah berpendapat bahwa jenazah Yesus mungkin sekali musnah dimakan anjing-anjing liar.{{sfn|Ehrman|2014|page=163}}{{sfn|Casey|2010|page=448}} Bart D. Ehrman mencermati bahwa memang nasib seperti inilah yang paling lazim dialami para korban penyaliban,{{sfn|Ehrman|2014|pages=156–164}} tetapi ia berpendapat bahwa nasib jenazah Yesus tidak mungkin dapat diketahui secara pasti begitu diturunkan dari salib.{{sfn|Ehrman|2014|pages=156–169}} Maurice Casey berpendapat bahwa jenazah Yesus benar-benar dikubur secara layak oleh Yusuf dari Arimatea,{{sfn|Casey|2010|pages=448–453}} karena kendati sangat langka terjadi, para pembesar Romawi pernah memperbolehkan orang untuk mengubur jenazah para terpidana yang dieksekusi mati.{{sfn|Casey|2010|pages=449–450}} Kendati demikian, ia menolak riwayat-riwayat injil yang menggambarkan jenazah Yesus disemayamkan di dalam sebuah kubur mewah berpintu batu gelindingan,{{sfn|Casey|2010|pages=449–453}} sehingga ia akhirnya berkesimpulan bahwa Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lain kemungkinan tidak pernah benar-benar melihat kubur Yesus.{{sfn|Casey|2010|pages=449–453}} E. P. Sanders menegaskan bahwa penguburan Yesus oleh Yusuf dari Arimatea dengan disaksikan oleh Maria Magdalena dan murid-murid perempuan lain sepenuhnya adalah fakta sejarah.{{sfn|Sanders|1993|pages=274–276}}