Aksara Sunda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) →Sistem penulisan Aksara Sunda Baku: Tampilan baru+baris Unicode |
||
Baris 19:
|sample_desc= Huruf-huruf konsonan dasar dalam aksara Sunda. Huruf konsonan baru tidak dimasukkan.
}}
'''Aksara Sunda
==
{{Lihatpula|Aksara Sunda Kuno}}
[[Berkas:Aksara Sunda Kuno.svg|kiri|jmpl|Tabel konsonan dalam aksara Sunda kuno, dari ''ka'' sampai ''ha'']]
Setidaknya sejak Abad XII masyarakat [[Sunda]] telah lama mengenal aksara untuk menuliskan bahasa yang mereka gunakan. Namun pada awal masa kolonial, masyarakat Sunda dipaksa oleh penguasa dan keadaan untuk meninggalkan penggunaan Aksara Sunda Kuno yang merupakan salah satu identitas budaya Sunda. Keadaan yang berlangsung hingga masa kemerdekaan ini menyebabkan punahnya Aksara Sunda Kuno dalam tradisi tulis masyarakat Sunda.
Pada akhir Abad XIX sampai pertengahan Abad XX, para peneliti berkebangsaan asing (misalnya K. F. Holle dan C. M. Pleyte) dan bumiputra (misalnya Atja dan E. S. Ekadjati) mulai meneliti keberadaan prasasti-prasasti dan naskah-naskah tua yang menggunakan Aksara Sunda Kuno. Berdasarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya, pada akhir Abad XX mulai timbul kesadaran akan adanya sebuah Aksara Sunda yang merupakan identitas khas masyarakat Sunda. Oleh karena itu Pemerintah Daerah [[Provinsi Jawa Barat]] menetapkan Perda No. 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda yang kelak digantikan oleh Perda No. 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.
Pada tanggal 21 Oktober 1997 diadakan Lokakarya Aksara Sunda di [[Universitas Padjadjaran|Kampus
== Penggunaan ==
[[Berkas:Street name sign in Bogor uses Roman and Sundanese script.jpg|jmpl|Sebuah papan nama jalan di Kota Bogor yang menggunakan dua aksara dalam tampilan tulisannya (Latin dan Sunda).|al=|kiri]]Saat ini Aksara Sunda Baku mulai diperkenalkan di kepada umum antara lain melalui beberapa acara kebudayaan daerah yang diadakan di Bandung. Selain itu, Aksara Sunda Baku juga digunakan pada papan nama [[Museum Sri Baduga]], Kampus Yayasan Atikan Sunda dan Kantor Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung. Langkah lain juga diambil oleh Pemerintah Daerah [[Kota Tasikmalaya]] yang menggunakan Aksara Sunda Baku pada papan nama jalan-jalan utama di kota tersebut.
Namun, setidaknya hingga akhir tahun 2007 [[Dinas Pendidikan Nasional]] Provinsi Jawa Barat belum juga mewajibkan para siswa untuk mempelajari Aksara Sunda Baku sebagaimana para siswa tersebut diwajibkan untuk mempelajari Bahasa Sunda. Langkah memperkenalkan aksara daerah mungkin akan dapat lebih mencapai sasaran jika Aksara Sunda Baku dipelajari bersamaan dengan Bahasa Sunda. Dinas Pendidikan Nasional [[Provinsi Lampung]] dan [[Provinsi Jawa Tengah]] telah jauh-jauh hari menyadari hal ini dengan mewajibkan para siswa Sekolah Dasar yang mempelajari bahasa daerah untuk juga mempelajari aksara daerah.
Hampir seluruh papan nama jalan di [[Kota Bogor]] dan [[Kota Bandung]] juga menggunakan bahasa Sunda dengan aksara Sunda baku di bawah nama dalam bahasa Indonesia/alfabet Latin.<ref>{{Cite web|url=http://poskotanews.com/2012/11/13/nama-jalan-di-bogor-ditulis-dengan-aksara-sunda/|title=Nama Jalan di Bogor Ditulis Dengan Aksara Sunda|date=2012-11-13|website=Poskota News|language=en|access-date=2019-07-14}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/terkait-papan-nama-jalan-beraksara-sunda-dbmp-punya-dua-opsi|title=Terkait Papan Nama Jalan Beraksara Sunda, DBMP Punya Dua Opsi|website=Tribun Jabar|language=id-ID|access-date=2019-07-14}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://jabar.tribunnews.com/2016/01/26/sukarno-jadi-soekaarano-satu-contoh-salah-papan-nama-jalan-beraksara-sunda|title=Sukarno Jadi Soekaarano, Satu Contoh Salah Papan Nama Jalan Beraksara Sunda|website=Tribun Jabar|language=id-ID|access-date=2019-07-14}}</ref>
== Aksara Sunda baku vs. kuno ==
Sebagaimana diungkapkan di atas, Aksara Sunda Baku merupakan hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuno yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda kontemporer. Penyesuaian itu antara lain didasarkan atas pedoman sebagai berikut:
Baris 42 ⟶ 46:
Dalam pelaksanaannya, penyesuaian tersebut meliputi penambahan huruf (misalnya huruf va dan fa), pengurangan huruf (misalnya huruf re pepet dan le pepet), dan perubahan bentuk huruf (misalnya huruf na dan ma).
== Daftar aksara ==
=== Vokal ===
[[Berkas:Sundanese-vocals.svg|jmpl|399x399px|Representasi grafis]]
Dalam bahasa Sunda, kelompok huruf vokal ini disebut sebagai ''aksara swara'' ({{sund|ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮭᮛ}})
{| class="wikitable
|+
!a
!é
!i
!o
!u
!e
!eu
|-
|[[Berkas:Sunda_A.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Ae.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_I.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_O.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_U.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_E.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Eu.png|pra=|30x30px]]
|}
=== Konsonan ===
[[Berkas:Sundanese-consonants.svg|jmpl|341x341px|Representasi grafis]]
Dalam bahasa Sunda, kelompok huruf konsonan ini disebut sebagai ''aksara ngalagena'' ({{sund|ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮍᮜᮌᮨᮔ}}) bila tidak diberi ''rarangkén.''
{| class=wikitable
! !! nirsuara !! bersuara !! sengau
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan langit-langit belakang|velar]]
|[[Berkas:Sunda_Ka.png|pra=|30x30px]]||[[Berkas:Sunda_Ga.png|pra=|30x30px]]||[[Berkas:Sunda_Nga.png|pra=|30x30px]]
|-
|ka
|ga
|nga
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan langit-langit|palatal]]
|[[Berkas:Sunda_Ca.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Ja.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Nya.png|pra=|30x30px]]
|-
|ca
|ja
|nya
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan dental|dental]]
|[[Berkas:Sunda_Ta.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Da.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Na.png|pra=|30x30px]]
|-
|ta
|da
|na
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan bibir|labial]]
|[[Berkas:Sunda_Pa.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Ba.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Ma.png|pra=|30x30px]]
|-
|pa
|ba
|ma
|}
{| class=wikitable
! rowspan="2" |[[semivokal]]
|[[Berkas:Sunda_Ya.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Ra.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_La.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Wa.png|pra=|30x30px]]
|-
|ya
|ra
|la
|wa
|-
! rowspan="2" | frikatif
|[[Berkas:Sunda_Sa.png|pra=|30x30px]]
|[[Berkas:Sunda_Ha.png|pra=|30x30px]]
|
|
|-
|sa
|
|
|
|}
'''Aksara yang lain'''
{| class="wikitable"
|+
|[[Berkas:Sunda Fa.png|30x30px]]
|
|
|
|
|
|
|-
|fa
|va
|qa
|xa
|za
|kha
|sya
|}
Baris 82 ⟶ 167:
----------------------------------------------------------------------------------------------->
'''
{| class="wikitable" border="1"
| [[Berkas:Sundanese sign panghulu.png|50px|link=]] || ''panghulu'', membuat vokal aksara ''Ngalagena'' dari {{IPA|[a]}} menjadi {{IPA|[i]}}.
Baris 106 ⟶ 191:
----------------------------------------------------------------------------------------------->
'''
{| class="wikitable" border="1"
| [[Berkas:Sundanese sign panyuku.png|50px|link=]] || ''panyuku'', membuat vokal aksara ''Ngalagena'' dari {{IPA|[a]}} menjadi {{IPA|[u]}}.
Baris 118 ⟶ 203:
|}
'''
<!---------------------------------------
Baris 144 ⟶ 229:
=== Angka ({{sund|ᮃᮀᮊ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ}}) ===
{| class="wikitable"
|+
!Sunda
!Arab
!Bahasa Sunda
|-
|
|0
|''enol, kosong''
|-
|
|1
|''hiji''
|-
|
|2
|''dua''
|-
|
|3
|''tilu''
|-
|[[Berkas:Sundanese_digit_4.png|pra=|30x30px]]
|4
|''opat''
|-
|[[Berkas:Sundanese_digit_5.png|pra=|30x30px]]
|5
|''lima''
|-
|[[Berkas:Sundanese_digit_6.png|pra=|30x30px]]
|6
|''genep''
|-
|[[Berkas:Sundanese_digit_7.png|pra=|30x30px]]
|7
|''tujuh''
|-
|[[Berkas:Sundanese_digit_8.png|pra=|30x30px]]
|8
|''dalapan''
|-
|[[Berkas:Sundanese_digit_9.png|pra=|30x30px]]
|9
|''salapan''
|}
Dalam teks, angka diapit oleh dua tanda pipa | ... |.
Baris 169 ⟶ 281:
=== Tanda baca ===
Pada masa sekarang ''gigi basit'' aksara Sunda menggunakan tanda baca Latin. Contohnya: koma, titik, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, tanda kutip, tanda kurung, tanda kurung siku, dsb.
== Baris Unicode ==
{{Tabel Unicode Sundanese}}
== Lihat pula ==
*
*
*[[Aksara Kaganga]]
*
*
*[[Surat Batak]]
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Sumber ==
|