Kota Salatiga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 32:
}}
'''Kota Salatiga''' ({{lang-jv|ꦏꦸꦛꦯꦭꦠꦶꦒ|Kutha Salatiga}}) adalah sebuah kota di [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]] yang berbatasan sepenuhnya dengan [[Kabupaten Semarang]]. Salatiga terletak 49[[Kilometer| kilometer]] di sebelah selatan [[Kota Semarang]] dan 52 kilometer di sebelah utara [[Kota Surakarta]], serta berada di [[Jalan Nasional Rute 16|jalan negara]] yang menghubungkan antara Semarang dengan Surakarta. Salatiga terdiri atas empat [[kecamatan]], yaitu [[Argomulyo, Salatiga|Argomulyo]], [[Tingkir, Salatiga|Tingkir]], [[Sidomukti, Salatiga|Sidomukti]], dan [[Sidorejo, Salatiga|Sidorejo]].
== Etimologi ==
Baris 63:
=== Masa Kolonial Belanda ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een kerk in Salatiga TMnr 3728-835.jpg|jmpl|
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Toetangsche weg te Salatiga Midden-Java TMnr 10007722.jpg|jmpl|260x260px|Pemandangan jalan di Salatiga pada tahun 1918.|al=]]Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara [[Pangeran Sambernyawa]] atau Raden Mas Said (kelak menjadi [[KGPAA|K.G.P.A.A.]] Mangkunegara I) di satu pihak dan [[Kasunanan Surakarta]] dan [[VOC]] di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya [[Kadipaten Mangkunegaran]]. Pada zaman penjajahan [[Belanda]] telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 mulai 1 Juli 1917 didirikan ''Stadsgemeente Salatiga'' yang daerahnya terdiri dari 8 desa.{{sfn|Maharani|2009|pp=42–43}} Dikarenakan dukungan faktor [[geografis]], udara sejuk dan letak yang sangat strategis, serta bangunan berarsitektur Indis yang mewah,{{sfn|Maharani|2009|p=57}} Kota Salatiga cukup dikenal keindahannya pada masa penjajahan Belanda, bahkan sempat memperoleh julukan ''De Schoonste Stad van Midden-Java'' (Kota Terindah di Jawa Tengah).<ref>{{cite web|title=Sejarah Kota Salatiga|publisher=Pemerintah Kota Salatiga|url=http://pemkot-salatiga.go.id/sejarah_salatiga.html|archiveurl=https://web.archive.org/web/20060819145358/http://www.pemkot-salatiga.go.id/sejarah_salatiga.html|archivedate=19 August 2006}}</ref>▼
▲Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara [[Pangeran Sambernyawa]] atau Raden Mas Said (kelak menjadi [[KGPAA|K.G.P.A.A.]] Mangkunegara I) di satu pihak dan [[Kasunanan Surakarta]] dan [[VOC]] di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya [[Kadipaten Mangkunegaran]]. Pada zaman penjajahan [[Belanda]] telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 mulai 1 Juli 1917 didirikan ''Stadsgemeente Salatiga'' yang daerahnya terdiri dari 8 desa.{{sfn|Maharani|2009|pp=42–43}} Dikarenakan dukungan faktor [[geografis]], udara sejuk dan letak yang sangat strategis, serta bangunan berarsitektur Indis yang mewah,{{sfn|Maharani|2009|p=57}} Kota Salatiga cukup dikenal keindahannya pada masa penjajahan Belanda, bahkan sempat memperoleh julukan ''De Schoonste Stad van Midden-Java'' (Kota Terindah di Jawa Tengah).<ref>{{cite web|title=Sejarah Kota Salatiga|publisher=Pemerintah Kota Salatiga|url=http://pemkot-salatiga.go.id/sejarah_salatiga.html|archiveurl=https://web.archive.org/web/20060819145358/http://www.pemkot-salatiga.go.id/sejarah_salatiga.html|archivedate=19 August 2006}}</ref>
=== Masa Republik Indonesia ===
[[Kotamadya]] Daerah Tingkat II Salatiga adalah bekas ''stadsgemeente'' yang dibentuk berdasarkan [[Staatsblad]] 1929 No. 393 yang kemudian dicabut dengan [[Undang-undang]] Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi [[Jawa Timur]], [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Barat]].
==
# Daerah topografi bergelombang dengan persentase <u>+</u> 65%, yaitu Kelurahan Dukuh, Kelurahan Ledok, Kelurahan Kutowinangun, Kelurahan Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor, Kelurahan Bugel, Kelurahan Kumpulrejo, dan Kelurahan Kauman Kidul.
# Daerah topografi miring dengan persentase <u>+</u> 25%, yaitu Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Sidorejo Lor, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan Pulutan, Kelurahan Kecandran, Kelurahan Randuacir, dan Kelurahan Cebongan.
# Daerah topografi datar dengan persentase <u>+</u> 10%, yaitu Kelurahan Kalicacing, Kelurahan Noborejo, Kelurahan Kalibening, dan Kelurahan Blotongan.<ref name=":0" />
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het zwembad van Kali Taman te Salatiga Midden Java TMnr 60010897.jpg|jmpl|260x260px|Pemandian Kalitaman di Salatiga pada tahun 1928.|al=]]Jenis tanah di Salatiga sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tanah latosal cokelat dan tanah cokelat tua. Tanah latosal cokelat sangat baik untuk tanaman padi, palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan dengan produktivitas sedang hingga tinggi, sedangkan tanah latosal cokelat tua cocok untuk tanaman holtikultura seperti kopi, teh, padi, dan pisang yang banyak dijumpai di bagian utara Salatiga.
Faktor pendukung lain yang turut mempengaruhi kesuburan tanah di Salatiga adalah konsenterasi air. Salatiga memiliki tiga sumber mata air yang letaknya berdekatan, yaitu Kalitaman, Benoyo, dan Kalisumbo. Air dari ketiga sumber tersebut memiliki debit yang cukup besar untuk keperluan sehari-hari. Khusus untuk sumber mata air Kalitaman dipakai sebagai kolam renang sejak zaman ''gemeente'' dan sampai saat ini menjadi kolam renang bertaraf nasional di Jawa Tengah. Selain ketiga sumber mata air tersebut, masih ada beberapa sumber mata air lagi di Salatiga, yaitu Belik Kalioso, Senjoyo, dan Muncul, sehingga tidak aneh apabila beberapa nama di wilayah ini menggunakan kata-kata yang menunjukkan sumber mata air tersebut, yaitu Dukuh Kalitaman, Kalisumba, Kalioso, Kalibodri, Kalimangkal, dan Kalicacup.
== Pemerintahan ==
Baris 158 ⟶ 163:
== Transportasi ==
[[Berkas:Pusat Kota Salatiga Jend.Sudirman.jpg|jmpl|kiri|800px|Salatiga Modern pada siang hari di Pasar Raya-Tamansari.]]Salatiga menempati letak posisi yang sangat strategis karena berada pada persilangan jalan raya dari lima jurusan, yaitu Semarang, [[Bringin, Semarang|Bringin]], Surakarta, [[Kota Magelang|Magelang]], dan [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], tetapi kota ini tidak memiliki stasiun kereta api maupun bandara
Untuk transportasi massal, Salatiga memiliki angkutan kota, bus kota [[Eerste Salatigasche Transport Onderneming|ESTO]], Sawojajar, Konco Narimo, Tunas Mulya, [[Safari]] dan armada taksi Galaksi Taksi dan Matra Taksi dengan tujuan beberapa daerah di sekitar kota Salatiga. Salatiga juga sudah memiliki transportasi berbasis online yaitu [[GO-JEK]] dan [[Grab (aplikasi)|Grab]] serta transportasi tradisional seperti andong dan becak. Sebentar lagi akan diperkuat dengan dibukanya kembali jalur rel kereta api di [[Stasiun Tuntang]] sampai [[Stasiun Kedungjati|Kedungjati]] dan berlanjut sampai stasiun [[Semarang]] sehingga semakin mudah sarana transportasi dari dan menuju ke kota Salatiga. Salatiga memiliki Jalan Lingkar Selatan Salatiga yang beroperasi tahun [[2011]] dengan total panjang 14 km yang membentang dari Blotongan hingga Cebongan Salatiga.
Baris 167 ⟶ 172:
==== Wisata alam dan keluarga ====
Salatiga memiliki beberapa objek wisata alam dan wisata keluarga, yaitu:
|