Stoikiometri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perapihan artikel |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
[[Berkas:Combustion reaction of methane.jpg|jmpl|400px|Sebuah diagram stoikiometris mengenai reaksi [[pembakaran]] [[metana]].]]
Dalam ilmu [[kimia]], '''stoikiometri''' ({{IPAc-en|ˌ|s|t|ɔɪ|k|i|ˈ|ɒ|m|ᵻ|t|r|i}}) adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia ([[persamaan kimia]]). Kata ini berasal dari [[bahasa Yunani kuno]] {{wiktgrc|στοιχεῖον}} ''stoicheion'' "elemen" dan {{wiktgrc|μέτρον}} ''metron'' "pengukuran. Dalam bahasa Yunani [[patristik]], kata ''Stoichiometria'' digunakan [[Patriark Nikephoros I dari Konstantinopel|Nikephoros]] untuk merujuk pada jumlah baris dari [[Perjanjian Baru]] [[Kanon Alkitab|kanonik]] dan beberapa [[Apokrifa Alkitab|Apokrifa]].
Stoikiometri didasarkan pada hukum-hukum dasar kimia, yaitu [[hukum kekekalan massa]], [[hukum perbandingan tetap]], dan [[hukum perbandingan berganda]]. Stoikiometri diilustrasikan melalui gambar berikut, dengan persamaan reaksi setara:
:{{chem|CH|4}} + 2 {{chem|O|2}} → {{chem|CO|2}} + 2 {{chem|H|2|O}}.
Di sini, satu molekul [[metana]] bereaksi dengan dua molekul gas [[oksigen]] untuk menghasilkan satu molekul [[karbon dioksida]] dan dua molekul [[air]].
Karena hubungan mol yang diketahui dengan massa atom, rasio yang diperoleh dengan stoikiometri dapat digunakan untuk menentukan jumlah massa dalam suatu reaksi yang dijelaskan oleh persamaan yang setimbang. Hal ini disebut sebagai ''stoikiometri komposisi''.
Baris 13:
== Definisi ==
Suatu '''jumlah stoikiometris''' <ref>''What’s in a Name? Amount of Substance, Chemical Amount, and Stoichiometric Amount'' Carmen J. Giunta Journal of Chemical Education 2016 93 (4), 583-586 {{DOI|10.1021/acs.jchemed.5b00690}}</ref> atau '''rasio stoikiometris''' dari suatu [[pereaksi]] adalah jumlah atau rasio optimal di mana, dengan asumsi bahwa reaksi berlangsung sampai selesai:
# Semua pereaksi dikonsumsi (habis bereaksi)
# Tidak ada kekurangan pereaksi
# Tidak ada kelebihan pereaksi (sisa)
== Tahap awal stoikiometri ==
Baris 26:
Di akhir abad 18, kimiawan Jerman [[Jeremias Benjamin Richter]] (1762-1807) menemukan konsep ekuivalen (dalam istilah kimia modern ekuivalen kimia) dengan pengamatan teliti [[reaksi asam basa]], yakni hubungan kuantitatif antara asam dan basa dalam [[reaksi penetralan]]. Ekuivalen Richter, atau yang sekarang disebut ekuivalen kimia, mengindikasikan sejumlah tertentu materi dalam reaksi. Satu ekuivalen dalam netralisasi berkaitan dengan hubungan antara sejumlah asam dan sejumlah basa untuk mentralkannya. Pengetahuan yang tepat tentang ekuivalen sangat penting untuk menghasilkan sabun dan serbuk [[mesiu]] yang baik. Jadi, pengetahuan seperti ini sangat penting secara praktis.
Istilah ''stoikiometri'' pertama kali digunakan oleh Richter pada tahun 1792 ketika volume pertama ''Stoichiometry or the Art of Measuring the Chemical Elements'' karangan Richter diterbitkan.<ref>{{cite book |last1=Richter |first1=J.B. |title=Anfangsgründe der Stöchyometrie … (in 3 vol.s) |trans-title=Rudiments of Stoichiometry … |date=1792 |publisher=Johann Friedrich Korn der Aeltere |location=Breslau and Hirschberg, (Germany) |volume= vol. 1 |page=121 |url=https://books.google.com/books?id=NhFQAAAAcAAJ&pg=RA1-PA121#v=onepage&q&f=false#v=onepage&q&f=false |language=German}}
Pada saat yang sama [[Lavoisier]] menetapkan [[hukum kekekalan massa]], dan memberikan dasar konsep ekuivalen dengan percobaannya yang akurat dan kreatif. Jadi, stoikiometri yang menangani aspek kuantitatif reaksi kimia menjadi metodologi dasar kimia. Semua hukum fundamental kimia, dari hukum kekekalan massa, [[hukum perbandingan tetap]] sampai hukum reaksi gas semua didasarkan stoikiometri. Hukum-hukum fundamental ini merupakan dasar teori atom, dan secara konsisten dijelaskan dengan [[teori atom]]. Namun, menarik untuk dicatat bahwa, konsep ekuivalen digunakan sebelum teori atom dikenalkan.
|