Yakub (tokoh Al-Qur'an): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 51:
Ketika mendengar bahwa sang kakek merupakan manusia yang ditakdirkan menjumpai maut, Ishau merasa heran serta tidak percaya bahwa orang sehebat Ibrahim harus menghadapi maut yang kemudian meninggalkan segala pencapaian di dunia. Ishau memutuskan pergi untuk melupakan kepedihan ini. Ishau, yang membanggakan diri sebagai keturunan Ibrahim, hendak membalas kepada [[Namrudz]] yakni orang yang pernah ingin membunuh sang kakek. Ishau pergi berbekal sebilah pedang sambil mencari tempat dimana Namrudz berada. Ketika mendapati Namrudz sedang berada di sebuah padang rumput, Ishau seketika menikam tubuh Namrudz dari belakang kemudian Namrudz membalas hantaman keras ke tubuh Ishau. Namrudz terkejut melihat Ishau, yang mengingatkan dirinya tentang Ibrahim. Kemudian Ishau mengutuk Namrudz, juga Ishau menyatakan sedang membalaskan atas hal yang pernah diperbuat terhadap sang kakek. Meski mendapat serangan keras di tubuhnya, Ishau berhasil membunuh Namrudz,<ref>''[http://www.succatyeshua.nl/upload/files/The%20book%20of%20Jasher.pdf Sefer Hayashar]'' (Samuel, Moses; ''Book of Jasher Referred to in Joshua and Second Samuel'' 1840) </ref> kemudian Ishau melarikan diri terhadap bala tentara Namrudz yang datang dan mengejar dirinya.
 
Sementara Ishau memutuskan pergi, Ya'qub tetap berada di rumah sehingga ditanyai oleh Ibrahim tentang sebab keberadaannya ini. Ya'qub menjawab bahwa ia percaya bahwa Allah selalu menyertai sang kakek sehingga Ya'qub ingin berada dekat dengannya. Mendengar ucapan ini, Ibrahim memberkati Ya'qub, seraya menyatakan bahwa ia akan mewarisi bagian warisan anugerah; yakni berkat langka dari sisi Allah untuk Ibrahim, yang telah diwariskan kepada Ishaq. Ya'qub takjub mendengar hal ini, sebab ia bukanlah anak sulung yang memiliki kelebihan di mata Ishaq, namun Ibrahim menenangkan cucunya dengan berkata bahwa berkat anugerah itu berasal dari sisi Allah,<ref>Surah Al-Imran : 73-74, Yunus : 58, Jumuah : 4</ref> terlebih lagi terdapat perjanjian bahwa Ya'qub telah lama ditetapkan sebagai pewaris keluarga Ibrahim, sehingga Ya'qub ditakdirkan mewarisi anugerah istimewa di dunia maupun di [[Akhirat]].<ref>Surah Al-Anbiya : 72-73, Hud : 71</ref> Ya'qub juga turut bersaksi bersama putra-putra Ibrahim tentang agama yang Allah wariskan untuk kaum keturunan Ibrahim.<ref>Surah Al-Baqarah : 131-132</ref>
 
Ketika Ishau pulang dari pertarungan melawan Namrudz, ia merasa sekarat serta kelelahan, kemudian ia menjumpai Ya'qub sedang memasak sup kacang merah untuk para tamu yang berkabung atas Ibrahim yang telah meninggal dunia. Ishau yang kelaparan mendesak seraya berteriak meminta makanan kepada Ya'qub. Oleh sebab Ishau tidak percaya adanya kebangkitan orang mati, ia takut akan segera mati,<ref>Surah Al-Baqarah : 212-213, Al-Baqarah : 200, Ali-Imran : 145, Asy-Syura : 20, Yunus : 7, Al-Ankabut : 64</ref> sehingga ia menyatakan bersedia memberikan apapun untuk nyawanya.
 
Sewaktu Ya'qub memperingatkan kepada Ishau tentang adanya kehidupan Akhirat sesudah mati, Ishau justru secara zalim mengingkari bahwa kelak Allah membangkitkan orang-orang mati,<ref>Surah As-Saffat : 112-113, Al-Baqarah : 28, An-Nahl : 38-39, Al-Isra : 119, Ar-Rum : 44-45, Al-Isra : 99, Hud : 7-8, Ibrahim: 2-3, An-Nahl : 106-109, Yasin : 79, Al-An'am : 29-33, Al-An'am : 112-113 Ali-Imran : 77, Al-Insan : 27-31, As-Saffat : 50-51, Al-Jatsiyah : 32, Az-Zukhruf : 83, Ad-Dukhan : 40, Al-Qamar : 46, Al-A'raf : 147, Al-Hajj : 66-70</ref><ref name=louis/> sebab Ishau telah mengingkari ajaran Ibrahim bahwa kekayaan berkat berasal dari sisi Allah.<ref>Surah Al-Baqarah : 130, Ali-Imran : 32-34, Muhammad : 8-9, At-Taubah : 62-68, Az-Zukhruf : 36-44, Al-Hajj : 51-57, Al-Ahqaf : 17-19, Al-Lail : 4-11</ref> Sebagai hukuman atas sikap zalim Ishau ini,<ref>Surah Al-Baqarah : 124, Ali-Imran : 57, Al-Hajj : 3-14, Ar-Ra'd : 25-26, An-Nisa : 115-123, Al-Mu'min : 18-76, Al-Mujadilah : 5-6, Az-Zumar : 22-26, Al-Furqan : 11-31, Muhammad : 28-38, Al-A'raf : 43-45</ref> Allah memindahkan hak waris Ibrahim kepada orang yang Allah perkenan yakni Ya'qub,<ref>Surah Asy-Syura : 8, Hadid : 20-21, Ali-Imran : 73-74, Ar-Rum: 5, Al-Insan : 29-31, Al-Hadid : 29, Al-Lail : 13, Asy-Syura : 17-19</ref> keturunan Ibrahim yang meneladani dan mewarisi Ibrahim. Oleh karena telah memperoleh banyak Ilmu dari Ibrahim, Ya'qub telah memahami bahwa pemilik hak kesulungan kelak berhak untuk menerima warisan anugerah. Ya'qub juga meyakini bahwa berkat dunia beserta Akhirat berasal dari sisi Allah.<ref>Surah An-Nisa : 122-126, An-Nisa : 131-134, Ibrahim: 27, An-Nahl : 30, Al-Ahqaf 13-16, Az-Zukhruf : 33-35</ref>
 
Ya'qub bersedia memberi makanan setelah Ishau bersumpah menjual hak anak sulung sebagai ganti makanan tersebut, agar sumpah ini menjadi bukti jaminan kepada dirinya; lalu Ishau seketika menyetujui persyaratan ini akibat belum memahami keistimewaan hak anak sulung. Setelah menghabiskan makanan ini, Ishau merasa terlahir kembali seraya bersuka cita, sejak saat ini pula Ishau menamakan diri sebagai Edom, istilah yang bermakna si [[merah]] sesuai dengan warna makanan yang ia makan.<ref>''[http://wesley.nnu.edu/index.php?id=2127 Sefer Yūḇāl]'' 24:6</ref>
Baris 62:
Setelah memiliki hak anak sulung dari Ishau, Ya'qub secara sah memperoleh keistimewaan sebagai anak sulung Ishaq. Sementara itu, Ishau; yang dikenal sebagai cucu Ibrahim, memutuskan untuk mengawini putri-putri dari suku Hiti, yakni salah satu suku bangsa keturunan Kana'an. Walau demikian, perkawinan ini menyebabkan Ishau melanggar amanat dari Ibrahim yang pernah berwasiat agar keturunannya tidak kawin dengan orang dari keturunan Kana'an. Sepeninggal Ibrahim, Ya'qub berpindah ke rumah nabi [[Sam]], putra [[nabi Nuh]], untuk memperdalam ilmu agama maupun ibadah kepada Allah.<ref name=louis/>
 
Ishaq sering meratap ketika melihat putra kesayangannya turut dalam kebiasaan bangsa Kana'an yang meninggalkan kewajiban ibadah, bahkan melanggar pengajaran Ibrahim untuk selalu berpegang kepada perintah maupun bimbingan Allah. Diliputi kepedihan hati, Ishaq ditimpa penyakit berat disertai penglihatan mata yang memburuk. Menganggap bahwa penyakit ini merupakan pertanda kematian, Ishaq berniat untuk mewariskan berkat anugerah untuk putra sulungnya, Ishau, sebelum maut menjemput.<ref>Surah Al-Baqarah: 180-182</ref> Namun Ishaq belum mengetahui bahwa hak kesulungan pada Ishau telah beralih ke Ya'qub. Ishaq meminta putra sulungnya, Ishau, agar membuat hidangan daging untuk sang ayah sebelum melakukan pemberkatan. Sekalipun Ishaq menyebut Ishau sebagai putra sulung; akan tetapi Allah lebih berkenan terhadap kesalehan Ya'qub,<ref>Surah An-Nahl : 41-42, An-Nisa : 122-126, Fussilat : 30-31</ref> sehingga Allah mengutus sesosok malaikat agar membantu Ya'qub memperoleh hak sebagai pewaris berkat Ibrahim. Walau Ishaq tidak dapat mengenali putra sulungnya sewaktu Ya'qub menyerahkan hidangan daging kepada sang ayah; kehadiran malaikat Allah meyakinkan Ishaq agar memberkati Ya'qub. Selain itu, Ribkah juga turut memberkati Ya'qub, putra kesayangannya.<ref name=louis/>
 
Tatkala Ishau datang menemui sang ayah untuk menerima anugerah waris, Ishaq merasa bersalah bahwa ia telah memberkati orang yang bukan putra sulungnya, Ishau. Akan tetapi Ishaq berubah pikiran sewaktu Ishau menyatakan bahwa ia telah menjual hak anak sulung kepada Ya'qub, dengan demikian Ishaq menyadari bahwa Allah turut mengatur takdir yang sedang terjadi. Sebagaimana Allah berjanji mengaruniakan berkat ganda berupa karunia di dunia maupun Akhirat untuk Ibrahim, maka Ishaq memperoleh berkat tersebut sebagai pewaris utama atau "putra sulung" Ibrahim, yang kemudian berkat tersebut diwariskan kepada Ya'qub yakni "putra sulung" Ishaq. Ishau merasa sangat menyesal karena telah menjual hak kesulungan secara seketika yang membuat dirinya seolah kehilangan harapan untuk mewarisi harta kekayaan ayahnya.<ref>Surah Al-Baqarah : 268</ref> Mendapati Ishau berupaya keras seraya sujud menyembah bahkan mengemis kepada sang ayah tentang bagian berkat warisan, pada akhirnya Allah berbelas kasihan serta memberi sebagian berkat bagi putra Ishaq ini.<ref>Surah Al-Baqarah : 126, As-Saffat : 12-13, At-Taubah : 59, Ali-Imran : 176-178, Al-Mu'minun : 61, Muhammad : 8-9, An-Nahl : 106-109, Hud : 15-16, Al-Mu'min : 1-22, Asy-Syura 17-22</ref><ref name=louis/>
 
Walaupun dirinya sendiri yang telah menjual hak kesulungannya,<ref>Surah Al-Kahfi : 54-59</ref> Ishau sangat meratapi bagian warisan yang menurutnya dirampas oleh Ya'qub. Ishau berniat untuk membunuhnya ketika sang ayah telah wafat. Sewaktu mendengar ucapan serapah ini, Ribkah menasehati Ya'qub agar berpindah sementara waktu di rumah pamannya yakni [[Laban]], di negeri [[Harran|Haran]]. Walaupun sebelumnya Ya'qub menyatakan berani untuk melawan Ishau,<ref>''Sefer Yūḇāl'' 27:4</ref> namun ia lebih memilih menuruti saran sang ibu supaya menikahi seorang anak perempuan Laban, agar Ya'qub terhindar dari pernikahan dengan keturunan Kana'an. Kemudian Ishaq dan Ribkah melepas keberangkatan Ya'qub dengan mengakui bahwa Allah telah menyertai Ya'qub, serta menegaskan haknya sebagai anak sulung yang secara sah mendapat warisan berkat istimewa dari Ibrahim. Ishaq juga secara khusus berpesan kepada Ya'qub agar tidak mengawini perempuan keturunan Kana'an melainkan mengawini seorang perempuan yang masih memiliki hubungan kerabat dengan keluarga Ibrahim. Tatkala mendengar kabar bahwa ayahnya tidak berkenan terhadap wanita-wanita Kana'an, Ishau memutuskan pergi ke rumah pamannya, yakni [[Ismail]] bin Ibrahim, supaya mengawini seorang anak perempuan Ismail. Ishau tidak berniat pergi ke Haran, sebab ia mengetahui bahwa Ibrahim pernah melarang Ishaq agar tidak pergi ke Haran.
 
== Keberangkatan ke negeri Haran ==
Baris 81:
 
== Kepulangan dari negeri Haran ==
Dalam perjalanan pulang, Ya'qub harus menghadapi sesosok malaikat setelah membawa segala kepunyaannya menyeberangi sebuah sungai. Atas izin Allah, Ya'qub berhasil menang melawan malaikat tersebut meski sendi pangkal pahanya mendapat hantaman. Tatkala mendapati hal ini, putra-putra Ya'qub merasa menyesal tidak turut membantu sang ayah; yang kemudian putra-putra Ya'qub menahan diri untuk memakan segala jenis daging yang menutupi pangkal paha sebagai bentuk peringatan atas kejadian ini.<ref>Surah Ali Imran: 93</ref> Ketika mendapat kabar bahwa ia akan berhadapan dengan Ishau serta gerombolannya; Ya'qub memikirkan keselamatan segala kepunyaannya namun Ya'qub tetap bersabar menaruh kepercayaan kepada janji Allah, juga Ya'qub berdoa secara bersungguh-sungguh kepada Allah agar dapat memenuhi ikrar perjanjian apabila Allah memperkenan dirinya pulang dalam keadaan selamat di negeri ayahnya. Kemudian Ya'qub mendapati Ishau beserta gerombolannya merasa ketakutan terhadap kehadiran Ya'qub, oleh sebab Allah yang menyertai dan membela keluarga Ya'qub, maka Allah telah mengutus ribuan bala tentara malaikat yang membela keluarga Ya'qub yang beriman,<ref>Surah As-Saffat: 171-173, Al-Anfal : 29-30, Az-Zumar : 25-26, Fussilat : 30-31</ref><ref>Surah Al-Ahzab : 9-12, Muhammad: 1-2, Al-Anfal: 59-60, Al-Hajj: 38-41, Ali-Imran: 160, Al-Fath: 4-7, Al-Anfal: 12-14, Surah Ar-Rum : 58-60, Al-Muddatsir : 31</ref> sehingga ribuan bala tentara malaikat ini telah menangkap seraya mengancam akan membunuh seluruh kepunyaan Ishau apabila berani berbuat jahat terhadap Ya'qub maupun segala kepunyaannya.<ref name=louis/> Ya'qub juga memberi banyak hadiah untuk saudaranya lalu Ya'qub dan Ishau saling berdamai.
 
Ya'qub mendirikan kemah di tengah-tengah suku keturunan Kana'an sewaktu tiba di negeri ayahnya. Ia lupa tentang ikrar perjanjiannya berupa persembahan khusus sebagai bentuk syukur karena selama ini Allah telah mengaruniakan keselamatan untuk dirinya serta telah melindungi dirinya menghadapi berbagai bahaya. Atas sikap ini, Allah memberi beberapa hukuman untuk memperingatkan Ya'qub. Anak perempuan Ya'qub, yakni Dinah, diperkosa oleh seorang pangeran dari suku keturunan Kana'an. Bangsa Kana'an merupakan bangsa penyembah berhala yang menganggap perzinahan sebagai hal kewajaran di tengah-tengah mereka; sehingga suku bangsa Kana'an di wilayah tersebut memperbolehkan perilaku keji berlangsung.
 
Hal ini menimbulkan kebencian dan kemurkaan besar pada kedua saudara Dinah, yakni Simeon dan Lawy. Simeon menganggap kejadian ini sebagai penistaan terhadap nama baik keturunan Ya'qub. Sementara itu, Allah mengutus Lawy menjadi Rasul yang diperbekali sebilah pedang beserta tameng supaya dapat membalas tindakan jahat suku keturunan Kana'an.<ref>[https://archive.org/stream/pdfy-T7Y10PusEVDrsirI/The%20Testament%20Of%20Levi_djvu.txt Testament of Levi] 5:1-7</ref><ref>Surah Al-Hajj: 75-78</ref> Ia memahami bahwa kejadian ini dapat merusak perjanjian Ibrahim terhadap keturunannya supaya tetap diberkati, yakni larangan untuk tidak memiliki hubungan keluarga dengan keturunan Kana'an yang terlaknat. Terlebih lagi, apabila keturunan orang-orang beriman dibiarkan memiliki ikatan keluarga dengan kaum keturunan pezinah yang menyembah berhala, tentu kaum penyembah berhala akan memaksa kebiasaan kafir bangsa [[Paganisme|musyrik]] terhadap orang-orang beriman; yang berakibat merusak kesetiaan keturunan Ibrahim terhadap Allah. Dengan demikian, Lawy mempertimbangkan Hukum Allah sewaktu menumpas kaum keturunan kafir yang hendak menggabungkan diri dengan keturunan orang-orang beriman.<ref>Surah At-Taubah : 62-70, Muhammad : 35-36</ref><ref>''Sefer Yūḇāl'' 30</ref><ref>Surah Ibrahim: 13-15, Ibrahim: 18-20, An-Nur: 3, Muhammad : 7-15, Al-Imran: 146-151, Ali-Imran : 194-198, An-Nisa : 58-59, An-Nisa : 95-96, Al-Furqan : 67-76, An-Nisa : 74, Yunus : 62-64, Al-Baqarah : 216-218, Al-Anfal : 72-73, Yunus : 37-40, At-Taubah : 111-112</ref> Sekalipun mengemis perkenan atau perjanjian damai kepada golongan beriman, orang-orang yang berzinah maupun orang-orang yang menyembah berhala tidak memiliki hak mendapat bagian dalam warisan Ibrahim. Hal ini pula yang kemudian harus diberlakukan sewaktu [[Bani Israil|Bani Israel]] mengambil alih negeri perjanjian yang sebelumnya dihuni bangsa Kana'an.<ref>Surah An-Nisa : 77, Al-Fath : 20-24, Yunus : 13-14, Ali-Imran : 56, Al-Hajj : 43-48, Al-Anbiya : 7-19, Al-Ahzab : 22-27, Al-Anfal : 72-73</ref>
 
Tatkala Simeon telah dipenuhi dendam, ia berniat membantai seluruh laki-laki suku Kana'an yang memandang rendah keturunan Ya'qub, akibat kaum itu telah membiarkan dan mengizinkan adanya perzinahan terjadi di tengah-tengah mereka. Lawy berniat menumpas seluruh laki-laki suku Kana'an sebagai Hukuman Murka Allah, maupun sebagai peringatan supaya tidak ada dari keturunan Ya'qub yang terbujuk mengawini keturunan Kana'an yang terlaknat, dengan harapan kelak tiada kaum keturunan ayahnya yang turut mendapat kesengsaraan dengan bangsa keturunan Kana'an; yakni bangsa yang membiarkan perbuatan dosa terjadi di tengah-tengah mereka akibat mengabaikan perintah-perintah Allah. Simeon dan Lawy bersumpah kepada Allah untuk membalas perbuatan keji ini.<ref>''Sefer Hayashar'' 34:23 </ref> Maka mereka berangkat sambil membawa pedang lalu tanpa belas kasihan membunuh suku keturunan Kana'an di wilayah tersebut, oleh karena suku ini telah melakukan perkara keji menyembah berhala serta tidak menentang dosa pencemaran terhadap adik mereka, bahkan suku ini mengizinkan perkara zinah yang dibenci Allah.<ref>Surah An-Nur : 3, Muhammad : 7-15, At-Taubah : 71-72, Al-Isra : 32</ref> Lawy membunuh [[Sikhem|Sikhim]] yakni pangeran dari suku keturunan Kana'an, sementara Simeon membunuh Hamor, raja suku tersebut.<ref name=louis/> Seluruh anak lelaki hingga seluruh pria di suku tersebut mati dibantai Simeon dan Lawy;<ref>''Sefer Yūḇāl'' 30: 4</ref> kemudian keduanya menyelamatkan Dinah dari wilayah suku pezinah ini.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 30: 24</ref>
 
Sewaktu Simeon dan Lawy pulang, Ya'qub memarahi kedua putranya yang telah bertindak gegabah tanpa terlebih dahulu meminta pertimbangan dari sang ayah, oleh sebab suku tersebut telah menyampaikan perjanjian kepada keluarga Ya'qub. Walau demikian, Simeon membela diri bahwa keduanya tidak bisa membiarkan perlakuan keji suku Kana'an yang mempersamakan adik mereka sebagai pezinah;<ref>Surah An-Nur : 23-26 </ref> juga sebagai peringatan bagi siapapun yang nekat menimpakan kejahatan terhadap keluarga Israel, maka orang itu dan siapapun yang menyetujui kejahatan tersebut akan menghadapi Kemurkaan Allah melalui tangan keduanya,<ref>Testament of Levi 6:8-7:3</ref><ref>Surah At-Taubah : 14, An-Nisa : 91, Al-Anfal : 17-18, Ar-Rum: 5, Al-Ahzab : 22-27, An-Nisa : 76</ref> Sementara itu Lawy memperingatkan sang ayah tentang Perjanjian Allah terhadap suku Kana'an, walau ia merasa bersalah sebab tidak menghormati kedudukan ayahnya;<ref>Testament of Levi</ref> kemudian ia memutuskan bertekun dalam ibadah serta pertobatan untuk menghapus dosa ini.<ref>Surah Al-Maidah : 39-40, Al-Furqan : 70-76, An-Nisa :17</ref> Sejak saat ini pula, Lawy tidak lagi akrab dengan Simeon.
 
Akibat kekerasan Simeon dan Lawy, penduduk negeri yang tinggal di sekitar Ya'qub dipenuhi rasa takut dan gentar untuk bergaul dengan keluarga Ya'qub. Kemudian mereka pun menyadari bahwa keluarga Ya'qub merupakan pewaris keluarga Ibrahim yang mencegah perbuatan dosa, juga menjaga Hukum-Hukum Allah beserta perintah-perintah Allah sehingga Perlindungan Allah selalu menyertai keluarga Ya'qub; dengan demikian Allah takkan membiarkan orang yang berbuat jahat kepada keluarga tersebut lolos tanpa hukuman pedih.<ref>Surah An-Nahl : 110, At-Taubah : 14-15, Muhammad : 11-12, Ar-Rum : 5-7, Al-Ahzab : 25-27, Al-Fath : 20-24, Al-Anfal : 12-14</ref>
 
Melalui kejadian ini, Ya'qub menyadari kesalahannya serta menerima peringatan Ilahi tentang ikrar perjanjiannya sehingga ia bertobat seraya bergegas menepati ikrar perjanjian untuk mengadakan persembahan khusus kepada Allah, tepat di tempat sebelumnya ia pernah berikrar kepada Allah sewaktu berangkat meninggalkan negeri ayahnya. Setelah memenuhi ikrar perjanjian, Allah mengampuni kesalahan Ya'qub,<ref>Surah Al-Anfal 27-29, An-Nahl : 110, At-Taghabun : 15-18, An-Nisa :17</ref> serta mengubah nama Ya'qub menjadi "Israel" lalu Allah berjanji bahwa seisi [[bumi]] akan menjadi milik kaum keturunan Israel.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 32:17-20</ref> Kemudian Israel mengajak seluruh keluarganya berpindah ke rumah Ishaq. Sewaktu tiba di rumah ayahnya, Ishaq dan Ribkah merasa sangat bahagia sewaktu melihat Ya'qub masih beriman kepada Allah. Ishaq dan Ribkah sangat bersyukur kepada Allah atas karunia seorang putra yang menyelamatkan nama baik keturunan Ibrahim yang dikenal setia kepada Allah. Terlebih lagi, Ishaq mendapati bahwa putra-putra yang dikaruniakan untuk Ya'qub memiliki kesalehan menyerupai ayah mereka.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 31:32</ref> Ishaq sempat menyampaikan nubuat kepada Lawy dan Yahudah,<ref>''Sefer Yūḇāl'' 31</ref> bahwasanya Lawy mewarisi kedudukan Imam,<ref>''Sefer Yūḇāl'' : 32</ref> sementara Yahudah mewarisi kedudukan pemimpin di Israel.
 
=== Israel dan putra-putranya ===
Dalam perjalanan menuju rumah Ishaq, Israel mendapat kabar bahwa Rahil melahirkan anak ketiga belas untuknya, yakni seorang putra bernama [[Benyamin|Bunyamin]], walau Rahil meninggal setelah persalinan. Dengan demikian Israel dapat menjadi leluhur kedua belas suku serta menggenapi nubuat untuk dirinya. Kedua belas putra Israel adalah Rubin, Simeon, Lawy, Yahudah, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Yisakhar, Zebulon, Yusuf dan Bunyamin. Sepeninggal Rahil, Israel sendiri yang harus mengurus Yusuf dan Bunyamin, sehingga putra-putra Rahil lebih diperhatikan melebihi putra-putra Israel yang lain. Sebagai nabi pilihan; Ya'qub dikaruniai Ilmu istimewa dari sisi Allah;<ref>Surah Yusuf : 68</ref><ref>''Sefer Yūḇāl'' 32:21-26</ref> sehingga mendapat nubuat bahwa Yusuf akan menjadi pertanda yang akan menyelamatkan kehidupan seluruh Bani Israel terhadap banyak kesusahan yang melanda, dan Yusuf akan menjadi syarat penggenapan berkat Allah kepada Ibrahim dan Ishaq. Terlebih lagi, Israel mengetahui bahwa Perlindungan Allah telah menyertai Yusuf, oleh sebab itu Israel sangat mengutamakan keselamatan Yusuf.
 
Yusuf pernah mendapat mimpi nubuat yang bermakna bahwa kesebelas saudaranya beserta kedua orang tuanya akan bersujud di hadapan dirinya, bahkan Yusuf memahami makna mimpi ini adalah pertanda keistimewaan dirinya dibanding putra-putra Israel yang lain. Hal ini menimbulkan kebahagiaan pada diri Israel bahwa Yusuf mewarisi anugerah nubuat beserta berkat sebagaimana yang pernah dikaruniakan untuk Ibrahim dan Ishaq. Israel melarang Yusuf menceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaranya,<ref name=louis/> walau demikian rasa iri menyulut rasa benci pada diri saudara-saudaranya sehingga muncul niat jahat terhadap Yusuf.<ref>Surah An-Nisa : 32-33, Yusuf : 4-5</ref>
 
Sewaktu kesepuluh putra Israel mendapati perlakuan istimewa sang ayah terhadap Yusuf dan Bunyamin, maka muncul dugaan bahwa ayah mereka hendak berlaku curang terhadap mereka.<ref>Surah Yusuf : 6</ref> [[Yehuda|Yahudah]] bersama kesembilan saudaranya mengadakan siasat supaya menghindarkan perilaku curang sang ayah terhadap para putra Israel, serta supaya mereka memiliki bagian tertentu dalam warisan anugerah.<ref>Surah Yusuf : 8-10</ref> Mereka belajar dari tindakan ceroboh Simeon dan Lawy, sehingga memohon izin terlebih dahulu kepada ayah mereka sewaktu hendak mengadakan perjalanan bersama-sama Yusuf. Kesepuluh putra Israel membujuk sang ayah bahwa diri mereka mengingini kebaikan untuk diri Yusuf serta mereka hendak melindunginya.<ref>Surah Yusuf : 11-12</ref><ref>Surah Yusuf : 53</ref> Israel mengetahui adanya firasat buruk tentang perjalanan mereka, walau akhirnya Israel melepas keberangkatan Yusuf bersama dengan kesepuluh putranya.<ref>Surah Yusuf : 11-14</ref>
 
Tatkala kesepuluh putra Israel pulang tanpa Yusuf, mereka menjelaskan kepada Israel bahwa hanya ada baju Yusuf yang berlumuran darah setelah ditinggalkan seorang diri.<ref>Surah Yusuf : 17-18</ref> Merasa heran terhadap penjelasan mereka, Israel menduga bahwa kehilangan ini sebagai pertanda buruk tentang keselamatan kaum keluarganya. Yusuf bagi Israel merupakan pertanda pertolongan serta pertanda keselamatan, juga penggenapan berkat untuk kaum keturunannya; sehingga ia menduga kehilangan atau kematian Yusuf dapat menjadi firasat bahwa akhir seluruh keturunannya akan segera terjadi. Firasat ini hampir mendekati kebenaran ketika terjadi musim paceklik yang menghentikan usaha pertanian di negerinya, yang berakibat seluruh keluarganya dilanda kelaparan. Di sisi lain, keimanan Israel membuat ia tetap bersabar serta berserah diri menaruh kepercayaan kepada Allah.<ref>Surah Al-Baqarah : 155-157, An-Nisa : 175, Hud : 9-11, Yusuf : 18, Yusuf : 67, Yusuf : 83, An-Nahl : 110, Az-Zumar : 10</ref>
 
Sewaktu wabah kelaparan panjang terjadi, kesepuluh putra Israel pergi membeli persediaan makanan ke Mesir namun mereka kembali dengan mendapati jumlah uang penukar yang masih utuh. Kemudian mereka meminta izin kepada Israel supaya Bunyamin turut menyertai mereka sewaktu hendak membeli persediaan makanan ke Mesir, sebab sang pemegang kuasa negeri Mesir telah menuntut kehadiran Bunyamin. Meski sempat menolak, Israel terpaksa mengizinkan hal ini setelah wabah kelaparan hebat menimpa seluruh anggota keluarga mereka.<ref>Surah Yusuf : 62-68</ref> Walau diliputi kepedihan hati tentang keselamatan Yusuf, Israel masih memiliki keimanan serta keyakinan kepada janji Allah bahwa Yusuf beserta saudara-saudaranya akan kembali pada dirinya,<ref>Surah Yusuf : 86-87</ref> sehingga nubuat tentang kedua belas suku dapat terpenuhi.
 
Sewaktu putra-putranya pulang dari perjalanan untuk membeli persediaan makanan di Mesir, Israel merasakan keberadaan Yusuf di dekatnya. Hal ini disebabkan baju Yusuf yang dibawa dari Mesir supaya pakaian tersebut dibasuhkan ke wajahnya, agar penglihatan Israel membaik.<ref>Surah Yusuf : 93-96</ref> Mereka juga membawa kabar gembira bahwa Yusuf telah menjadi seorang panglima Mesir yang berkuasa atas segala kebijakan dan peraturan di Mesir, bahkan Yusuf telah berdamai dengan saudara-saudaranya.<ref>Surah Yusuf : 91-92</ref> Sewaktu kesepuluh putra Israel memohonkan maaf kepadanya, Israel memohonkan pengampunan kepada Tuhannya, yakni Yang Maha Pengampun serta Maha Penyayang terhadap kesalahan mereka.<ref>Surah Yusuf : 97-98</ref> Yusuf juga mengundang seluruh keluarga Israel supaya berpindah ke Mesir selama masa kelaparan berlangsung. Pertemuan Israel dengan Yusuf, putra kesayangannya, terasa sangat membahagiakan sebab telah terbukti bahwa Yusuf menjadi pertanda pertolongan dan pertanda keselamatan untuk Israel beserta seluruh kaum keturunan Israel.
 
== Hijrah ke Mesir dan pewarisan berkat ==
Selama tinggal di Mesir, Israel mengasuh dan mengajarkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh dari para leluhurnya kepada kedua putra Yusuf yakni [[Efraim|Ifrayim]] dan [[Manasye|Manushah]]. Israel merasa dekat dengan kedua putra Yusuf sehingga menganggap kedua cucunya ini sebagai kedua putra kandungnya sendiri. Sebelum Maut menjemput, Israel memberkati kedua putra Yusuf sebagaimana memberkati putra-putranya sendiri.<ref>Surah Al-Baqarah: 180-182</ref> Kemudian kedua belas putra Israel dihimpunkan supaya mendapat bagian warisan anugerah yang berasal dari sisi Allah. Sebelum memberikan berkat-berkat anugerah, Israel terlebih dahulu ingin mengetahui keimanan kedua belas putranya dengan meminta kesaksian tentang hal yang akan mereka sembah sepeninggal dirinya. Israel merasa lega sewaktu mendengar bahwa semua putranya berikrar untuk senantiasa mengabdi kepada "Tuhannya Ya'qub, maupun Tuhannya Ibrahim, maupun Tuhannya Isma'il, maupun Tuhannya Ishaq," yakni Tuhan Yang Tunggal;<ref>Surah Al-Baqarah : 133</ref> sehingga masing-masing putranya terbukti layak sebagai para pewaris Israel yang menerima berkat istimewa dari sisi Allah.
 
Anak pertama Israel, Rubin, mendapat beberapa pujian dan teguran keras, sebab tingkah lakunya tidak mewarisi kesalehan ataupun kepribadian Israel, sehingga Rubin tidak layak disebut sebagai anak sulung Israel. Oleh sebab itu "warisan kesulungan" berupa bagian kedudukan Imam, beralih ke Lawy, sementara bagian kerajaan beralih ke Yahudah, serta bagian terbanyak milik anak sulung beralih ke Yusuf. Simeon beserta Lawy mendapat bagian bersama dari Israel akibat peristiwa pembantaian salah satu suku keturunan Kana'an yang meninggalkan kesan bagi Israel karena telah membuat nama Israel disegani sekaligus ditakuti oleh bangsa-bangsa lain. Israel memperingatkan bahwa gabungan kekuatan keduanya dapat menimbulkan kehancuran besar pada musuh-musuh mereka, oleh karena watak Simeon yang rela mati-matian melindungi nama baik Bani Israel sementara Lawy berwatak tidak kenal belas kasihan untuk membunuh siapapun yang nekat memperbuat dosa keji. Dari watak keras keduanya, Israel memahami pula bahwa Simeon membenci Yusuf lalu mengadakan siasat membunuhnya meski tidak dilakukan.<ref>[http://www.earlychristianwritings.com/text/patriarchs-charles.html The Testaments of the Twelve Patriarchs]</ref>
Baris 119:
Ketika giliran pemberkatan untuk bagian Yusuf, Israel sangat bersyukur kepada Allah karena ia masih diizinkan melihat Yusuf maupun keturunan-keturunan Yusuf yang Allah karuniakan untuk menyelamatkan keberlangsungan Bani Israel menghadapi berbagai kesulitan. Israel menyampaikan pujian luar biasa untuk Yusuf, sebab bagian warisan terbesar dari Ibrahim, Ishaq dan dirinya akan menyatu pada diri Yusuf, anak sulung Israel.<ref name=louis/> Bunyamin juga memperoleh berkat dari ayahnya yang berkaitan dengan masa depan keturunannya. Israel juga mengucap berkat tentang watak ataupun hal yang akan terjadi kepada sebagian mereka beserta keturunan mereka dengan perlambangan simbol tertentu, semisal perlambangan [[singa]] ([[Yehuda|Yahudah]]), [[keledai]] ([[Isakhar|Yisakhar]]), [[ular]] ([[Dan bin Yakub|Dan]]), [[Rusa|rusa betina]] ([[Naftali]]), [[pohon]] kokoh yang berbuah ([[Yusuf]]), serta [[serigala]] ([[Benyamin|Bunyamin]]).<ref>[http://alkitab.sabda.org/bible.php?book=Kej&chapter=49 Kejadian 49:1-33]</ref>
 
Sebelum meninggal dunia, Israel berwasiat supaya ia dimakamkan di tempat pemakaman pribadi milik keluarga Ibrahim di tanah airnya. Yusuf memimpin rombongan perkabungan sewaktu berangkat ke tempat pemakaman ayahnya, sehingga kehadiran Yusuf ini sangat dihormati dan dipuji oleh penduduk berbagai bangsa; oleh karena Yusuf, putra Israel, merupakan seorang hamba pilihan Allah,<ref>Surah Yusuf : 24</ref> serta pemegang kuasa agung di Mesir yang telah menyediakan makanan juga telah berjasa menyelamatkan hidup berbagai bangsa di muka bumi.<ref>Surah Yusuf : 55</ref>
 
== Gelar ==
Allah menggelari Ya'qub sebagai salah satu dari "ketiga manusia pilihan paling utama" setelah Ibrahim dan Ishaq.<ref>Surah Shaad : 45-47, Al-An'am : 83-84, Maryam : 49-50, Al-Anbiya' : 72-73, Al-'Ankabut : 27</ref> Selain itu Ya'qub disebut pula sebagai Israel, leluhur umat Bani Israel yakni sebuah umat pilihan yang Allah istimewakan melampaui alam semesta.<ref>Surah Al-Baqarah : 122, Al-Baqarah : 40, Al-A'raf : 140, Al-Jatsiyah : 16</ref> Nama Israel disebut sebanyak dua kali di Al-Qur'an,<ref>Surah Al-Imran: 93, Maryam: 58</ref> serta memiliki banyak keturunan yang termasuk golongan nabi.
 
== Referensi ==