Suku Mongondow: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
|||
Baris 41:
* Bolaang Mongondowsch Woordenboek 1951;dsb.
Pada tahun [[1906]] melalui kerja sama dan kesepakatan dengan raja [[Bolaang Mongondow]], W.Dunnebier telah mengusahakan pembukaan beberapa sekolah rakyat yang dikelola oleh zending di beberapa desa di [[Bolaang Mongondow]] dengan tiga kelas. Guru-gurunya didatangkan dari Minahasa, antara lain
* Di Nanasi, guru jeseya rondonuwu dan S. Sondakh
* Di Nonapan, guru H. Werung dan A. Rembet
Baris 61:
Pada Tahun 1911 didirikan sebuah sekolah berbahasa Belanda di Kotamobagu, Yaitu Holland Inlandshe School (H.I.S) dengan Kepala sekolah Adrian van der Endt.
Disamping sekolah-sekolah yang dikelola oleh Zending, maka pada sekitar tahun 1926 diusahakan pembukaan sekolah-sekolah rakyat yang dikelola oleh Balai Pendidikan dan Pengajaran Islam (BPPI) yang berpusat di desa Moliow. Guru-gurunya didatangkan dari Yogyakarta seperti antara lain
Perkembangan pendidikan yang dikelola oleh BPPI demikian pesatnya sehingga pada tahun 1931 dibuka sebuah H.I.S berbahasa Belanda di Molinow. Untuk medidik guru-guru yang akan mengajar di sekolah-sekolah yang dikelola oleh BPPI, maka pada tahun 1937 dibuka lagi sebuah sekolah guru, yaitu Kweekschool di Molinow.
Disamping sekolah-sekolah yang dikelola oleh zending dan BPPI, maka usaha pihak swasta untuk membuka sekolah terlihat antara lain
Pada tahun 1937 dibuka di Kotamobagu sebuah sekolah Gubernemen, yaitu Vervolg School (sekolah sambungan) kelas 4 dan 5 yang menampung lepasan sekolah rakyat 3 tahun, dengan kepala sekolahnya N. Ares.
Baris 74:
Pada tahun 1911 didirikan seuah rumah sakit di ibu kota yang baru Kotamobagu. Rakyat mulai mengenal pengobatan modern, namun ada juga yang masih mempertahankan dan melestarikan pengobatan tradisional melalui tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat.
Dengan masuknya agama dan pendidikan, maka sistem kehidupan sosial budaya masyarakat turut mengalami perubahan, antara lain
Sebagai informasi perlu disampaikan bahwa
Umumnya rumah tempat tinggal di Bolaang Mongondow berbentuk rumah panggung dengan sebuah tangga di depan dan sebuah di belakang. Dengan adanya pengaruh luar, maka bentuk rumahpun sudah berubah. Kehidupan sosial budaya masyarakat yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan pembangunan sekarang ini, banyak yang telah berubah. Namun budaya daerah yang masih mengandung nilai-nilai luhur yang dapat menunjang pembangunan fisik material dan mental spiritual, masih tetap dipelihara dan dilestarikan.
Pada saat masyarakat mulai mengenal mengenal mata uang seperti real dan doit sebagai alat penukar bahan keperluan hidup, maka penduduk mulai menjual hasil pertanian tersebut seperti
== Sub Suku ==
Baris 91:
Karena wilayah [[Bolaang Mongondow]] memiliki luas 50,3% dari luas wilayah [[Sulawesi Utara]] sehingga Pemerintah [[Kabupaten Bolaang Mongondow]] bersama tokoh masyarakat, tokoh adat dan agama sepakat melakukan pemekaran wilayah dengan Dukungan Penuh Bupati Bolaang Mongondow saat itu Ny. HJ Marlina Moha Siahaan,
Dengan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat serta Pemkab [[Bolaang Mongondow]] panitia pemekaran berhasil meyakinkan pemerintah pusat dan DPR RI sehingga wilayah [[Bolaang Mongondow]] secara resmi mekar menjadi 5 dearah tingkat II yaitu
* [[Kabupaten Bolaang Mongondow]]
* [[Kota Kotamobagu]]
|