Yadnya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Angayubagia (bicara | kontrib)
update
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 11:
 
Yadnya yang dilaksanakan setiap hari disebut dengan [[Yadnya Sesa]], dalam [[bahasa Bali]] disebut dengan ''mesaiban''.
 
== Sifat persembahan Veda yang berubah ==
[[File:Five great Yagnas.jpg|thumb|(searah jarum jam dari sudut kiri atas) Rishi, Pitri, Bhuta,<ref name=madangopal>{{cite book|title=India through the ages|last=Gopal|first=Madan|year= 1990| page= 79|editor=K.S. Gautam|publisher=Publication Division, Ministry of Information and Broadcasting, Government of India}}</ref> Manushya Yadnya dan (tengah) Dewa Yadnya.]]
 
Sifat pengorbanan Veda dan ritual berkembang seiring waktu, dengan perubahan besar terjadi selama milenium 1 SM, perubahan yang mempengaruhi konsep kemudian diadopsi oleh tradisi lain seperti dalam agama Budha.<ref name="Witzel2015p79">{{cite book| author= Tadeusz Skorupski |editor=Michael Witzel |title=Homa Variations: The Study of Ritual Change Across the Longue Durée |url= https://books.google.com/books?id=tIShCgAAQBAJ |year= 2015|publisher=Oxford University Press |isbn= 978-0-19-935158-9|pages=78–81 }}</ref> Pengorbanan periode Veda awal melibatkan pengorbanan hewan, tetapi ritual-ritual itu secara progresif ditafsirkan kembali seiring waktu, menggantikan persembahan dan menjadikannya tanpa kekerasan atau simbolis, dengan keunggulan pengetahuan dan perayaan bunyi mantra menggantikan persembahan fisik. Pada akhirnya, ritual eksternal dirumuskan ulang dan diganti dengan "persembahan internal yang dilakukan dalam tubuh manusia".<ref name="Witzel2015p79"/> Gagasan substitusi ini, evolusi dari tindakan eksternal ('' karma-kanda '') ke pengetahuan internal ('' jñana-kanda ''), disorot dalam banyak sutra yang berhubungan dengan ritual, serta teks-teks khusus seperti [[Brihadaranyaka Upanishad]] (~800 BCE), [[Chandogya Upanishad]], [[Kaushitaki Upanishad]] dan [[Pranagnihotra Upanishad]].<ref>{{cite book|last = Deussen |first =Paul |title=Sixty Upanishads of the Veda |url=https://books.google.com/books?id=XYepeIGUY0gC | year=1997 |publisher=Motilal Banarsidass | isbn=978-81-208-1467-7| pages=645–651}}</ref><ref>{{cite book| author= Tadeusz Skorupski |editor=Michael Witzel |title=Homa Variations: The Study of Ritual Change Across the Longue Durée |url= https://books.google.com/books?id=tIShCgAAQBAJ |year = 2015 | publisher=Oxford University Press | isbn= 978-0-19-935158-9 |pages=79–84 }}</ref>
 
Teks Veda [[Satapatha Brahmana]] mendefinisikan pengorbanan sebagai tindakan meninggalkan sesuatu yang dianggap bernilai, seperti persembahan yang dipersembahkan kepada dewa dan “''dakshina''” (biaya, hadiah) yang ditawarkan selama yadnya.<ref name="Witzel2015p79"/> Untuk hadiah dan biaya, teks Veda merekomendasikan memberi sapi, pakaian, kuda atau emas.<ref name="Witzel2015p79"/> Persembahan yang direkomendasikan adalah susu sapi, ghee (minyak samin), biji-bijian, biji-bijian, bunga, air dan kue makanan (kue beras, misalnya). Rekomendasi serupa diulang dalam teks lain, seperti dalam kitab ''[[Taittiriya Shakha]]'' 2.10 dari [[Yajurveda#Krishna Yajurveda|Krishna Yajurveda]]).<ref name=madangopal/>
 
Tadeusz Skorupski menyatakan bahwa pengorbanan ini adalah bagian dari cara hidup ritual, dan dianggap memiliki khasiat yang melekat, di mana melakukan pengorbanan ini menghasilkan bayaran dan hasil tanpa melibatkan para imam atau dewa.<ref name="Witzel2015p79"/> Gagasan Veda ini, tambah Skorupski, memengaruhi "perumusan teori kedermawanan Buddhis".<ref name="Witzel2015p79"/> Gagasan-gagasan Buddhis melangkah lebih jauh, mengkritik "para Brahmana atas kemunduran dan kegagalan mereka untuk hidup sesuai dengan warisan Brahmana dari para Brahmana kuno", yang mengklaim nenek moyang Veda "hidup dalam pengekangan diri, pertapa, tidak punya ternak, tidak punya emas, dan tidak ada kekayaan ".<ref name=witzelp86>{{cite book| author= Tadeusz Skorupski |editor=Michael Witzel |title=Homa Variations: The Study of Ritual Change Across the Longue Durée |url= https://books.google.com/books?id=tIShCgAAQBAJ |year = 2015 | publisher=Oxford University Press | isbn= 978-0-19-935158-9| pages=86–87 }}</ref> Sang Buddha berusaha untuk kembali ke nilai-nilai yang lebih kuno, kata Tadeusz Skorupski, di mana para resi Veda "belajar sebagai biji-bijian dan kekayaan mereka, menjaga kehidupan suci sebagai harta mereka, memuji moralitas, penghematan dan tanpa kekerasan; mereka melakukan pengorbanan yang terdiri dari beras, jelai dan minyak, tetapi mereka tidak membunuh sapi".<ref name=witzelp86/>
 
{| class="wikitable" align=center style = "background: transparent;"